28.8 C
Jakarta

Siswa SMA Muhammadiyah PK Eksperimen Buat Sampo Herbal

Baca Juga:

SURAKARTA, MENARA62.COM–Siswa SMA Muhammadiyah Program Khusus Kottabarat Surakarta bereksperimen membuat sampo herbal. Kegiatan kreatif ini dilakukan di laboratorium IPA SMA Muhammadiyah PK Kottabarat pada jam ekstrakurikuler KIR (Karya Ilmiah Remaja) pada pukul 07.30 s.d. 09.30, hari Sabtu (11/3/2017).

Tujuan eksperimen adalah mengenalkan siswa tentang manfaat bahan-bahan alami untuk menjaga kesehatan dan kesuburan rambut dalam hal ini yaitu produk sampo herbal. “Dewasa ini banyak produk sampo buatan pabrik yang mengandung bahan kimia yang dalam jangka panjang bisa berakibat pada kerontokan ataupun ketombe. Dengan adanya eksperimen ini diharapkan siswa mampu menyumbangkan sedikit pemikirannya dalam mengatasi masalah-masalah rambut yang sering dihadapi oleh para remaja ataupun orang dewasa,” tutur Listyo Buana Putra bagian pembinaan prestasi SMA Muhammadiyah PK Kottabarat Surakarta.

Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan sampo herbal meliputi telur, es teh, garam, gula, lemon/jeruk nipis, essens vanilla, pisang, sabun dan bubuk kayu manis. Sedangkan alatnya terdiri dari blender, gelas beker, pisau dan pengaduk.

Cara pembuatan sampo herbal ini cukup mudah. Pertama, memasukkan telur mentah, gula dan es teh tawar. Kedua, mengaduk rata sampai terbentuk larutan yang lengket. Ketiga, menaburkan sedikit bubuk kayu manis ke dalam larutan tersebut agar berbau sedap. Keempat, memeras sedikit sari lemon ke dalamnya untuk mencegah ketombe. Kelima masukkan garam dan essens vanilla. Keenam, mengupas pisang dari kulitnya dan menumbuknya. Ketujuh, mencampurkan seluruh larutan di dalam penggilingan atau blender. Kedelapan, memasukkan sekitar 50 serpihan sabun ke dalam campuran tersebut. Kesembilan, memasukkan semua campuran ke dalam blender. Kesepuluh, menggunakan sampo. Kesebelas, membilas dengan air bersih dan menggunakannya setiap hari.

“Yang tidak kalah penting dari kegiatan ini yaitu siswa diajarkan untuk selalu memiliki mental peneliti. Selain itu siswa didorong untuk berpikir sistematis dan mampu mengambil sikap manakal menghadapi masalah”, tambah Listyo.

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!