JAKARTA, MENARA62.COM – Pimpinan Pusat Muhammadiyah akan menggelar Sidang Tanwir Muhammadiyah 2019 di Bengkulu pada 15-17 Februari. Ada 4 agenda besar yang akan dibahas dalam Sidang Tanwir Muhammadiyah tersebut yakni persoalan organisasi, persoalan keumatan, persoalan kebangsaan dan persoalan dinamika persyarikatan Muhammadiyah baik nasional maupun tingkat pimpinan wilayah.
Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Mu’ti dalam keterangan persnya menjelaskan dalam organisasi Muhammadiyah, sidang tanwir merupakan permusyawaratan tertinggi dibawah Mukhtamar Muhammadiyah yang diadakan setidaknya sekali dalam satu periode kepemimpinan.
“Untuk sidang Tanwir kali ini merupakan kedua kalinya pada periode kepemimpinan Pak Haedar Nashir. Sebelumnya sudah dilakukan sidang Tanwir pertama di Ambon pada 2017,” katanya, Senin (11/2/2019).Hadir ikut mendampingi Bahtiar Effendi dan Hajriyanto Y Tohari.
Tanwir Muhammadiyah kali ini rencananya dibuka resmi oleh Wapres Jusuf Kalla. Sejumlah tokoh direncanakan hadir pada gelaran yang akan dihadiri oleh pimpinan pusat Muhammadiyah, Pimpinan Wilayah, Ortom Pusat dan Pimpinan Ortom, Ketua dan Sekretaris Majelis Lembaga ditingkat pusat, peninjau amal usaha Muhammadiyah dan tokoh yang diundang secara khusus.
“Kami mengundang Pak Prabowo dan Pak Jokowi untuk menyampaikan pandangannya terkait kebangsaan. Mereka kami undang dalam kapasitas sebagai tokoh dan bukan sebagai capres,” lanjut Abdul Mu’ti.
Prabowo Subianto dijadwalkan menyampaikan pandangannya pada Jumat, dan Jokowi dijadwalkan pada hari Sabtu. Tetapi belum bisa dipastikan apakah kedua tokoh tersebut bakal hadir atau tidak.
Tema Tanwir Muhammadiyah kali ini adalah Beragama yang Mencerahkan. Melalui tema ini Muhammadiyah ini ingin menyampaian pokok pikiran dan gagasan bagaimana mengangkat dan menempatkan agama sesuai manhat Muhamamdiyah. Sebab realitas yang terjadi di masyarakat, ada gejala yang ditengarai berkaitan dengan spiritualias agama, komositas agama, dan politisiasi agama.
Abdul Mu’ti mengatakan pokok-pokok pikiran Muhammadiyah pernah disampaikan oleh Ketua Umum PP Muhammadiyah kepada dua tokoh yakni Jokowi dan Prabowo. Pokok pemikiran yang merupakan garis besar muhammadiyah tentang keindonesiaan masa depan. Pokok pikiran ini akan dielaborasi secara subtansit, dimana ada poin-poin peneguhan dan penguatan Pancasila sebagai dasar Negara, pentingnya menegakkan kedaulatan Negara, bagaimana menyelesaikan kesenjangan ekonomi, bagaimana meningkatkan peran Indonesia dalam politik global melalui diplomasi agama.