JAKARTA, MENARA62.COM–PT Transportasi Jakarta (Trans-Jakarta) membuka empat rute atau trayek di sepanjang Koridor 13, yaitu Tendean-Ciledug, Ciledug-Blok M, Ciledug-Pancoran, dan Ciledug-Bundaran Hotel Indonesia (HI).
“Jadi, ada empat trayek yang kami layani di Koridor 13. Keempat rute tersebut juga saling terintegrasi dengan rute-rute lainnya,” kata Direktur Utama PT Transjakarta Budi Kaliwono, seperti dikutip dari Antara, Senin (14/8).
Integrasi tersebut, menurut dia, salah satunya yaitu rute Ciledug-Blok M yang menghubungkan Kota Tangerang dengan Koridor 1 yang juga terintegrasi dengan beberapa tujuan, di antaranya Kota, Kampung Rambutan, Pesanggrahan, dan Manggarai.
“Selain itu, untuk rute Ciledug-Pancoran, terutama di Halte Pancoran terhubung secara langsung dengan Koridor 9 yang memiliki tujuan Pinang Ranti, Cililitan, UKI serta Pluit,” ujar Budi.
Lebih lanjut dia menuturkan keempat trayek tersebut juga memiliki waktu operasional yang berbeda-beda. Tiga trayek, yakni Tendean-Ciledug, Ciledug-Blok M, dan Ciledug-Pancoran beroperasi mulai pukul 05.00 hingga 19.00 WIB. Sedangkan untuk trayek Ciledug-Bundaran HI hanya beroperasi mulai pukul 05.00 hingga pukul 07.00 WIB.
“Rute ekspres Ciledug-Bundaran HI itu kami buka untuk memfasilitasi warga yang bekerja di kawasan Jalan Jenderal Sudirman dan Jalan MH Thamrin. Nanti pulangnya bisa dari Blok M, Tendean atau Pancoran Barat,” kata Budi lagi.
Dia mengungkapkan hari pertama uji coba Koridor 13 Trans-Jakarta pada Minggu (13/8) kemarin berjalan dengan lancar. Tercatat sebanyak 3.204 penumpang yang memanfaatkan layanan di koridor tersebut.
“Kami optimistis Koridor 13 akan memudahkan, baik untuk warga Ciledug yang beraktivitas di Jakarta maupun warga Jakarta yang beraktivitas di Ciledug. Masyarakat akan sangat terbantu dengan adanya Koridor 13,” ujar Budi.
Pemantauan Menara62.com di lapangan, koridor Ciledug-Tegal Parang belum banyak diminati penumpang. Tingginya halte bus Trans-Jakarta di hampir sepanjang koridor menyulitkan calon penumpang utamanya anak kecil dan lansia.
Sementara halte yang ada hanya dilengkapi dengan tangga dan tidak ada lift atau escalator. Kondisi ini membuat banyak penumpang dengan bawaan cukup berat kesulitan mengakses bus Trans-Jakarta.
“Dari Pasar Mayestik mau ke Tendean sulit, karena naik tangganya sampai tiga tingkat,” ujar Winda, warga Mampang Prapatan.