29.2 C
Jakarta

Tubuh Si Kecil Kurus? Perbaiki Pola Makannya.

Baca Juga:

JAKARTA, MENARA62.COM– Berat badan anak seringkali dijadikan patokan ketrampilan seorang ibu merawat anaknya. Karena itu ketika badan si kecil kurus, banyak ibu yang merasa gagal. Akibatnya, ibu berburu produk-produk penggemuk badan. Mulai dari jamu, suplemen, makanan hingga susu formula.

“Intinya ibu ingin meningkatkan nafsu makan anak agar anaknya memiliki tubuh yang gemuk. Bagi banyak masyarakat anak kecil yang gemuk identik dengan sehat dan tumbuh baik,” jelas dr. Yoga Devaera Sp.A(K), Spesialis Anak Konsultan Nutrisi dan Penyakit Metabolik di sela peluncuran kampanye edukatif Waspada Berat Badan Kurang yang diinisiasi Nutricia Sarihusada, kemarin.

Diakui dr Yoga, pemahaman ibu terhadap berat badan anak masih sangat minim. Fakta tersebut terungkap pada saat ibu mendapatkan kesempatan untuk memantau perkembangan si kecil baik ajang konsultasi maupun posyandu.

Bagi dr Yoga, ada banyak faktor yang mempengaruhi berat badan anak. Tetapi secara langsung, berat badan kurang dapat dipengaruhi oleh asupan nutrisi, aktivitas fisik, gangguan metabolik atau penyakit tertentu, serta pengaruh genetik/keturunan, hingga faktor tidak langsung seperti lingkungan dan sosio-ekonomi.

Di antara beragam faktor tersebut, dr. Yoga menunjukkan bahwa pola makan seperti menu yang tidak variatif, frekuensi makan, serta feeding style cenderung menjadi faktor dominan pada masalah berat badan kurang. Intervensi gizi yang tepat untuk si kecil yang mengalami masalah berat badan kurang adalah dengan menambah asupan kalorinya. Para ibu dapat memberikan makanan atau minuman tambahan dari sumber protein hewani dan minyak sayur, seperti telur, keju, daging, dan susu.

Dr. dr. Ahmad Suryawan, Sp.A(K), Dokter Spesialis Konsultan Tumbuh Kembang – Pediatri Sosial, mengingatkan pentingnya masalah berat badan bagi anak-anak. Sebab berat badan kurang  berisiko mengalami masalah tumbuh kembang baik perkembangan otak, pertumbuhan fisik, hingga organ metabolik yang berdampak bagi masa depannya.

Lebih lanjut dr. Wawan menekankan bahwa ibu dianjurkan selalu melakukan pemantauan sejak dini untuk memastikan si kecil tumbuh optimal sesuai tahapan tumbuh kembangnya. Mengingat bahwa gangguan tumbuh kembang yang muncul karena berat badan kurang dapat mempengaruhi kualitas hidup si Kecil dan pada akhirnya mengancam masa depannya.

Untuk memantau berat badan anak, baik dr. Wawan maupun dr. Yoga menekankan bahwa ibu harus aktif berkunjung ke pusat pelayanan kesehatan seperti Posyandu, Puskesmas, klinik khusus ibu dan anak, hingga rumah sakit agar dapat memanfaatkan layanan pengukuran berat maupun tinggi badan si kecil. Dalam kesempatan kunjungan ke pusat layanan kesehatan, ibu dianjurkan untuk membawa serta buku KIA yang sama semenjak masa kehamilan si kecil.

Data Penilaian Status Gizi di tahun 2015 menunjukkan angka 18,8% yang terdiri dari 3,9% gizi buruk dan 14,9% gizi kurang,  Sehingga ibu memiliki peran penting untuk memantau pertumbuhan si Kecil secara teratur dan menyediakan asupan nutrisi seimbang agar si Kecil terhindar dari masalah berat badan kurang.

“Kondisi inilah mendorong Nutricia Sarihusada untuk giat melakukan kampanye “Waspada Berat Badan Kurang” kepada para Bunda. Kampanye ini bertujuan untuk mendukung para Bunda agar Bunda dapat mengenal masalah berat badan kurang dan melakukan langkah tepat dengan memantau berat badan si Kecil secara teratur dan aktif berkonsultasi kepada tenaga kesehatan. Beragam informasi bermanfaat untuk menjaga pertumbuhan si Kecil agar optimal dapat diakses oleh para Bunda melalui kampanye Waspada Berat Badan Kurang pada media sosial Sarihusada – Nutrisi untuk Bangsa.” jelas Anggi Morika selaku Growth Care Manager Sarihusada.

Anggi Morika menyatakan optimismenya untuk membawa kampanye tersebut lebih luas dengan meluncurkan www.cekberatanak.id.  “Melalui website ini kami berharap Bunda dapat dengan mudah melakukan pemantauan terhadap berat badan si Kecil”, jelas Anggi.

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!