32.9 C
Jakarta

UAD Kukuhkan Tiga Guru Besar, Kini Miliki 36 Profesor

Baca Juga:

YOGYAKARTA, MENARA62.COM — Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta, Senin (4/12/2023), mengukuhkan tiga guru besar. Mereka adalah Prof Dr Dra apt Nanik Sulistyani MSi, Prof Dr Ir Imam Riadi SPd, MKom, dan Prof Ir Tole Sutikno ST, MT, PhD, IPM ASEAN.

Rektor UAD, Prof Dr Muchlas MT mengatakan saat ini, UAD memiliki Guru Besar 37 orang tetapi meninggal satu orang sehingga tinggal 36 orang. Sebanyak 20 orang dari rahim UAD dan 16 orang dari Nomor Induk Dosen Khusus (NIDK).

Selanjutnya, UAD masih menunggu 10 orang calon profesor yang sedang menunggu turunnya Surat Keputusan (SK) dari Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset Teknologi (Kemendikbudristek). “Mudah-mudahan tidak terlalu lama, dan semoga sebelum tanggal 19 Desember 2023, ketika saya pidato milad sudah turun,” kata Muchlas.

Rektor berharap pertambahan Guru Besar di lingkungan UAD akan mendekati target yang telah ditentukan. Badan Pembina Harian (BPH) UAD mentargetkan tahun 2027 ada 20 persen dari 740 dosen. “Jadi kami ditargetkan 148 orang Guru Besar. Mungkin ini berat, kami menawar 25 Guru Besar setiap tahun. Namun demikian, sebagai jumlah ideal yang harus ditempuh kami berupaya agar bisa mencapai target,” kata Muchlas.

Lebih lanjut Rektor mengatakan Guru Besar bagi UAD, pertama, memiliki tugas menjaga marwah akademik dan marwah keilmuan di UAD dan Persyarikatan Muhammadiyah. “Kami sangat berharap ketiga guru besar untuk senantiasa menjaga marwah akademik dan keilmuan di lingkungan UAD,” kata Muchlas.

Kedua, terus menghasilkan karya-karya yang spektakuler. Walaupun dalam satu atau dua minggu ini ketiga guru besar ini merasa nyaman sekali karena Scopusnya sudah tercapai. Tetapi pengukuhan merupakan starting point untuk bisa melaksanakan tugas-tugas Guru Besar yang sesungguhnya.

Guru Besar, tambah Muchlas, tidak hanya memberikan manfaat bagi UAD dan Persyarikatan Muhammadiyah tetapi juga bermanfaat bagi bangsa dan negara. “Pidato Guru Besar Prof Nanik sudah memberikan informasi kepada kita betapa sesungguhnya beliau sudah melakukan kajian-kajian yang menghasilkan penelitian spektakuler. Yaitu dihasilkan dalam model-model antibiotik baru,” katanya.

Menurut Rektor UAD, temuan tersebut merupakan reaksi dari Prof Nanik terhadap apa yang dirasakan selama ini yakni masih rendahnya kemandirian obat. Ini relevan sekali dengan tema Milad UAD yang menyangkut kemandirian obat.

“Karena itu, kami sangat berharap Prof Nanik lebih berkontribusi pada bangsa dan negara. Untuk memberikan masukan, bahkan terlibat dalam pengembangan antibiotik. Sehingga ketergantungan obat semakin rendah, kemandirian obat semakin tinggi,” harapnya.

Kedua, kata Muchlas, Prof Tole Sutikno telah menawarkan konsep mobil listrik. Prof Tole bisa menawarkan kepada negara. “Pak Tole tidak usah risau, siapa presidennya nanti. Siapa pun presidennya, mobilnya tetap mobil listrik dari UAD,” candanya.

Ketiga, kata Muchlas, Prof Imam yang menggeluti bidang sekuriti komputer juga luar biasa. “Saran untuk Persyarikatan Muhammadiyah sudah bisa kami terima, karena saya sebagai Ketua Majelis Pustaka PP Muhammadiyah yang menangani digitalisasi Muhammadiyah. Ini sedang dalam progres untuk pengamanan komputer,” kata Muchlas.

Muchlas mengharapkan Prof Imam terus berkarya, mungkin saat ini merupakan waktu yang baik. Sebab sering kali, mendengar server perusahaan atau institusi pemerintahan dibobol hacker.

“Mungkin sistemnya, Pak Imam tidak mungkin dibobol. Kecuali satu alasan yaitu manusianya. The man behind technology and morality behind the man. Saya kira moralitas itu yang sangat diperlukan di dalam menjaga sistem apa pun, termasuk sistem komputer,” katanya. (*)

- Advertisement -

Menara62 TV

- Advertisement -

Terbaru!