31 C
Jakarta

UHAMKA Tuan Rumah Pelatihan Erasmus Plus Program, Bantu PTM Akses Beasiswa Erasmus Mundus

Baca Juga:

JAKARTA, MENARA62.COM – Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka (UHAMKA) menjadi tuan rumah Workshop Erasmus Plus Program & Credit Transfer bagi Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan Perguruan Tinggi ‘Aisyiyah se-Indonesia, Senin (27/1/2020). Kegiatan yang berlangsung di Hotel Santika, TMII, Jakarta tersebut dibuka resmi oleh Wakil Ketua Majelis Litbangdikti PP Muhammadiyah Prof. Edy Suandi Hamid.

Dalam sambutannya, Prof Edy memaparkan bahwa program beasiswa Erasmus Plus atau Erasmus Mundus adalah beasiswa yang sangat bereputasi. Beasiswa ini menawarkan kuliah di universitas-universitas ternama di Eropa dengan tingkat kompetisi yang sangat ketat.

“Skim beasiswa Erasmus Plus sekarang sangat banyak, ditawarkan untuk berbagai program dan jenjang dengan pilihan universitas ternama di dunia,” kata Prof Edy.

Melanjutkan kuliah dengan beasiswa Erasmus Plus, menurut Prof Edy bisa menjadi pilihan bagi dosen atau lulusan Universitas Muhammadiyah. Selain menghemat anggaran, kuliah dengan beasiswa ini memungkinkan mahasiswa memiliki pengalaman internasional karena bertemu dengan mahasiswa dari berbagai negara. Mahasiswa memiliki kesempatan hidup dilingkungan global.

Karena itu, melalui Asosiasi Kantor Urusan Internasional (ASKUI), Prof Edy mendorong setiap Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM) untuk memanfaatkan berbagai skim beasiswa Erasmus Plus yang ditawarkan sejumlah lembaga termasuk LPDP dan skim-skim dari universitas yang bersangkutan.

Diakui, jumlah PTM yang memanfaatkan beasiswa Erasmus Plus ini masih sedikit. Dari 167 PTM yang ada di Indonesia termasuk PT ‘Aisyiyah, baru sekitar 20 hingga 30 PTM yang telah memanfaatkan kesempatan beasiswa Erasmus Plus ini dengan berbagai skema. Satu diantaranya adalah Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka yang beberapa dosennya melanjutkan ke universitas pilihan di Eropa.

“Banyak PTM yang kurang memahami cara-cara untuk mendapatkan beasiswa Erasmus Plus ini, makanya kegiatan Workshop Erasmus Plus Program dan Transfer Credit bagi PTM dan PTA seluruh Indonesia sangat penting sebagai ajang berbagi pengalaman, berbagi ilmu bagaimana membuat proposal pengajuan beasiswa,” kata Prof Edy.

Ia mengatakan mengirimkan dosen, staf atau lulusan PTM ke universitas ternama di Eropa menjadi bagian dari upaya PTM meningkatkan kualitas dan mempercepat internasionalisasi kampus. Belajar di universitas kelas dunia menjadi sebuah keniscayaan bagi perguruan tinggi pada era industry 4.0 yang tidak mungkin ditolak, jika tidak ingin tergerus dan gulung tikar.

Prof Edy mengakui persoalan minimnya informasi dan penguasaan bahasa asing dalam hal ini bahasa Inggris menjadi kendala yang cukup mengganggu PTM untuk mendapatkan skema beasiswa Erasmus Plus. Karena itu menjadi pekerjaan besar bagi ASKUI untuk terus berupaya mengakses informasi beasiswa Erasmus Plus lebih banyak lagi dan mendorong dosen, staf maupun lulusan PTM menguasai bahasa asing.

dari kiri-kanan: Dr Lely Qodariah, Warek III UHAMKA, Ketua Majelis Litbangdikti PP Muhammadiyah Prof Edy Suandi Hamid, Rektor UHAMKA Prof Gunawan Suryoputro dan Ketua ASKUI Jordan Gunawan berfoto bersama

Meski cukup kompetitif, perguruan tinggi di Indonesia jelas Prof Edy memiliki peluang besar untuk memperoleh beasiswa Erasmus Plus ini. Sebab beasiswa dengan skema ini umumnya ditujukan bagi negara-negara yang belum begitu maju dan tidak termasuk negara kaya. “Jadi kita ada peluang lebih besar,” katanya.

Selain mendorong PTM memanfaatkan skema beasiswa Erasmus Plus, Prof Edy juga meminta agar PTM lebih aktif lagi untuk menjalin kerjasama dengan universitas kelas dunia yang masuk peringkat 100 universitas terbaik. Juga mendorong PTM menjalin kerjasama dengan organisasi atau perusahaan kelas global.

Kerjasama ini penting untuk pengelolaan PTM ke depan. Sebab pemerintah melalui Kemendikbud saat ini telah menetapkan regulasi untuk mempermudah perguruan tinggi membuka program studi baru secara mandiri.

“Syaratnya adalah memiliki kerjasama dengan universitas terbaik di dunia yang masuk dalam 100 peringkat tertinggi juga perusahaan atau organisasi kelas global, bisa antara lain dengan program dual degree, kolaborasi riset, program magang dan lainnya. Ini menjadi syarat mutlak bagi perguruan tinggi yang akan membuka program studi baru,” lanjut Prof Edy.

Dahulu, untuk membuka program studi baru, sebuah universitas harus berurusan dengan birokrasi dan mengurus perizinan hingga 5 tahun lamanya. Perizinan yang kemudian menggunakan sistem online tersebut juga tidak menjadi jaminan izin pembukaan prodi baru bisa dikabulkan.

“Dengan regulasi ini, sekarang PTM memiliki peluang membuka prodi-prodi baru, meski untuk menjalin kerjasama dengan universitas top dunia bukanlah masalah gampang,” jelas Prof Edy.

Sementara itu, Rektor UHAMKA Prof Dr Gunawan Suryoputro M.Hum berharap peserta yang berasal dari berbagai PTM dan PT ‘Aisyiyah dapat memanfaatkan kesempatan ini untuk belajar bagaimana membuat proposal guna mendapatkan beasiswa Erasmus Plus.

“Antar PTM bisa saling memberikan informasi bagaimana membuat proposal beasiswa dan kredit transfer. Supaya semua PTM mendaptkan kesempatan dan pengalaman yang sama. Beberapa PTM yang sudah mendapatkan beasiswa Erasmus Plus diantaranya UHAMKA, UMS, UMM, UMJ, UMY,” jelas Rektor.

Lebih lanjut Rektor mengatakan UHAMKA berencana akan memperbanyak beasiswa untuk mahasiswa asing, minimal 1 persen. Target 1 persen mahasiswa asing ini guna memperbanyak peluang kerjasama UHAMKA dengan universitas asing dan perusahaan global.

“Kita akan ubah orientasi pemberian beasiswa kita, sehingga beasiswa yang kita keluarkan dapat mendukung upaya internasionalisasi kampus UHAMKA. Tahun depan kita mungkin akan banyak memberikan kepada mahasiswa asing di kawasan Asia,” lanjut Rektor.

Workshop Erasmus Plus Program & Credit Transfer kali ini kata Ketua ASKUI Yordan Gunawan diikuti 37 peserta yang merupakan perwakilan dari 32 Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan Perguruan Tinggi ‘Aisyiyah dari berbagai wilayah di tanah air. Selama dua hari, para peserta akan belajar banyak tentang bagaimana membuat proposal beasiswa Erasmus Plus, bagaimana melakukan Credit Transfer dan lainnya. Para pembicara adalah orang-orang yang memiliki pengalaman dalam hal beasiswa Erasmus Plus dan Credit Transfer.

“Harapannya setelah pelatihan ini, semakin banyak dosen, staf dan lulusan PTM yang mendapatkan beasiswa Erasmus Plus,” tutup Yordan.

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!