28.9 C
Jakarta

Untuk Kelima Kalinya, Sido Muncul Raih Penghargaan Tertinggi Industri Hijau

Baca Juga:

JAKARTA, MENARA62.COM – PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul TBK kembali mendapatkan penghargaan Industri Hijau Level 5 dari Kementerian Perindustrian (Kemenperin) atas keberhasilannya menerapkan prinsip Industri Hijau. Penghargaan tersebut diberikan karena Sido Muncul dinilai telah berhasil menjalankan prinsip keberlanjutan, termasuk pengaplikasian teknologi ramah lingkungan, pada proses bisnis dan rantai pasok usahanya.

General Manager Lingkungan Sido Muncul Hadi Hartojo mengatakan penghargaan Industri Hijau ini sudah diterima sebanyak empat kali berturut-turut dan mendapatkan predikat tertinggi, yaitu Level 5.

“Penghargaan ini telah diterima sejak 2017, 2018, 2019, dan 2021. Tahun lalu tidak diadakan karena pandemi Covid-19. Untuk penilaiannya, terhadap tiga aspek, yaitu aspek teknis, produksi, dan managemen. Dari ketiga aspek ini, Sido Muncul mendapatkan nilai di atas 92,” ungkap Hadi Hartojo pada konferensi pers penerimaan penghargaan di kantor Sido Muncul, Jakarta, Selasa, (30/11).

Pada kesempatan yang sama, Direktur Sido Muncul Irwan Hidayat mengaku penghargaan Industri Hijau ini menjadi salah satu target Sido Muncul di bidang lingkungan hidup. Menurutnya, memelihara lingkungan dan bisnisnya adalah dua hal yang sama penting.

Ia sendiri mengakui bahwa penerapan prinsip keberlanjutan pada industri jamu memiliki tantangan dan lebih sulit dibandingkan mengelola industri farmasi. Pasalnya, limbah industri jamu memiliki kadar biological oxygen demand (BOD) dan chemical oxygen demand (COD) yang tinggi. “Kami pun mengembangkan teknologi untuk mengolah limbah. Termasuk, membangun plant dengan tangki up-flow anaerobic sludge blanket (UASB) untuk memproses berbagai varian limbah,” ujar Irwan.

Selain itu, sebagai perusahaan pabrik jamu, Sido Muncul tidak hanya berfokus pada aspek bisnis semata, tapi juga memperhatikan dampak lingkungan dari pemakaian bahan baku. ‘Pengelolaan lomba itu tergantung dari pemakaian bahan bakunya. Kami pilih bahan[1]bahan yang berkualitas, yang punya rendemen (perbandingan berat kering ekstrak dengan jumlah bahan baku) zat aktif yang tinggi. Langkah ini bertujuan untuk mengurangi penggunaan bahan baku secara berlebihan, sehingga lebih efisien,” lanjut Irwan.

Kemudian, jelas Irwan, limbah padat dari proses produksi Sido Muncul juga diolah menjadi bahan bakar. Efisiensi energi yang didapat pun bisa berlipat. Sido Muncul juga akan membangun dan mengembangkan tempat pembibitan (nursery) tanaman rempah. Bibit tanaman rempah nantinya dibagikan kepada pemerintah dan masyarakat. Tak hanya itu, Sido Muncul juga memiliki program pengembangan masyarakat, khususnya di sekitar wilayah operasional Sido Muncul.

“Kami membangun desa wisata, seperti desa buah dan desa rempah. Program tersebut turut dinilai oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Kementerian LHK), yakni seberapa besar dampak perusahaan terhadap masyarakat dan lingkungan sekitar,” tuturnya.

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!