SUKOHARJO, MENARA62.COM – Tim dosen penerima hibah pengabdiaan Program Kemitraan Masyarakat ( PKM ) Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) yang merupakan salah satu kegiatan dari Program MBKB yang didanai oleh Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM) DIKTI itu melaksanakan pengabdian masyarakat di Desa Majasto kecamatan Tawang Sari Sukoharjo yang dilaksanakan Desember 2021.
Adapun tim yang tergabung dalam PKM ini diantaranya Ir. Nurhasan MT., Dr Rini Hidayati, ST., MT., Fadhila Tri Nugrahaini ST., MSc., Dr. Dwi Haryanti, M.Hum., Zainu Mustofa, ST., Fitria Nur Diatna, ST., Fira Indradi S.Ars dan sepuluh mahasiswa UMS.
Dr. Ir. Indrawati, MT selaku Ketua Tim PKM menjelaskan bahwa Desa Majasto ini terletak di Kecamatan Tawang Sari, Kabupaten Sukoharjo, Provinsi Jawa Tengah dan dipilih oleh Tim Pengabdian Masyarakat UMS, salah satunya karena merupakan sebuah destinasi wisata yang memiliki potensi sangat unik dan bersejarah.
“Agar terus berkelanjutan, maka dalam upaya untuk mendorong pelaku usaha mikro di Kabupaten Sukoharjo, khususnya Desa Majasto agar lebih giat lagi dalam memacu usahanya. Kampus UMS dan Dinas Perindag Koperasi dan UKM Kabupaten Sukoharjo wajib melakukan kerjasama dan bersinergi,” papar Dosen UMS itu.
Dia menambahkan, sebagai langkah terobosan dengan menggelar UKM Expo 2022 dengan Tema ‘UKM Expo ‘ yang akan digelar selama empat hari (10-14, Januari 2022) dan melibatkan 1.000 UKM dari berbagai kelurahan dan Kepala Desa se-Kabupaten Sukoharjo yang tergabung dalam wilayah kunci bersama.
“Adapun Program Pengabdian Masyarakat yang sudah dilaksanakan haruslah terus berkelanjutan dan berkesinambungan,” ungkap Indrawati.
Dia berharap, obyek destinasi pariwisata yang dikembangkan haruslah dapat mengentaskan kemiskinan (Pro Poor), dan membuka lapangan pekerjaan (Pro Job), serta juga melestarikan Budaya lingkungan (Pro Enviroment) serta menjamin Pertumbuhan Ekonomi masyarakat ( Pro growth), menjadi Desa yang Mandiri.
Menurutnya, dalam rangka mengangkat Desa Majasto dijadikan sebuah obyek destinasi wisata yang berhasil, maka tolok ukur yang perlu diperhatikan adalah 10 A, yaitu amenitas, awereness, atraksi, availability, aksebilitas, apresiasi, ankutabilitas, appeareance, aktivitas dan anssurance.
“Yang juga tidak kalah pentingnya adalah pemberdayaan masyarakat harus dilibatkan dan peran serta segenap pemangku kebijakan di daerah yang juga jadi penentu keberhasilan program ini,” tambah Dr Dwi Haryanti, anggota tim lainnya.
Indrawati menyampaikan, kalau program ini dapat terealisasi maka otomatis akan sangat menginsprasi SDM masyarakat sekitar dan juga sangat membantu meningkatkan program Ekonomi masyarakat menuju Desa Mandiri. (Fika)