26.7 C
Jakarta

WHO: Penurunan Konsumsi Tembakau Dunia Belum Sesuai Target

Baca Juga:

JENEWA –  Konsumsi tembakau duniatelah jauh menurun sejak tahun 2000. Sayangnya penurunan konsumsi tembakau tersebut belum sesuai target global yang telah disetujui negara-negara dalam rangka melindungi masyarakat dari kematian dan penderitaan karena penyakit kardiovaskular dan penyakit tidak menular lain.

Demikian laporan terbaru oragnisasi kesehatan dunia WHO dalam siaran persnya, Kamis (31/5).

Untuk Hari Tanpa Tembakau Sedunia 2018, WHO bekerjasama dengan World Heart Federation mempublikasikan hubungan antara konsumsi tembakau dan penyakit kardiovaskular (CVD) . Penyakit kardiovaskuler merupakan penyakit utama penyebab kematian dunia, sekitar  44% dari seluruh kematian karena penyakit tidak menular. Jumlah kematian akibat penyakit tidak menular secara global saat ini mencapai 17,9 juta orang pertahun.

Konsumsi tembakau dan paparan asap tembakau adalah penyebab utama penyakit kardiovaskular yang termasuk serangan jantung dan stroke, berkontribusi terhadap sekitar 3 juta kematian tiap tahun. Di sisi lain, bukti-bukti menunjukkan betapa kurangnya pengetahuan masyarakat tetang beragam bahaya tembakau terhadap kesehatan.

“Kebanyakan orang tahu bahwa merokok menyebabkan kanker dan penyakit paru-paru, tapi banyak orang tak sadar bahwa rokok juga menyebabkan penyakit jantung dan stroke,” ujar Tedros Adhanom Ghebreyesus, Direktur Jenderal WHO pada puncakPeringatan Hari Tanpa Tembakau Sedunia yang jatuh setiap tanggal 31 Mei.

Karena itu pada Hari Tanpa Tembakau Sedunia ini, WHO mengajak masyarakat mengetahui fakta bahwa tembakau tak hanya menyebabkan kanker tapi juga merusak jantung.

Meskipun banyak orang sadar rokok meningkatkan risiko terkena kanker, ada kesenjangan pengetahuan tentang risiko penyakit kardiovaskular yang disebabkan konsumsi tembakau. Keadaan ini terjadi di berbagai negara.

Di Cina misalnya, menurut Global Adult Tobacco Survey , lebih dari 60% penduduknya tidak tahu bahwa merokok menyebabkan serangan jantung.  Di India dan di Indonesia, lebih dari 50 persen orang dewasa tidak mengetahui bahwa merokok dapat menyebabkan stroke.

“Pemerintah memiliki kemampuan untuk melindungi warga negara dari kesulitan yang diakibatkan penyakit jantung,” kata Dr Douglas Bettcher, Direktur Pencegahan Penyakit Tidak Menular WHO.

Upaya-upaya untuk menekan risiko rusaknya kesehatan jantung karena rokok, termasuk membuat aturan bebas dari asap rokok bagi semua ruang publik tertutup dan tempat kerja, lanjut Bettcher, juga dengan mempromosikan gambar peringatan kesehatan pada bungkus tembakau yang menunjukkan penyakit yang disebabkan rokok.

Dunia tidak berada di jalur yang dapat mendukung pencapaian target penurunan konsumsi tembakau

Konsumsi tembakau masih membunuh lebih dari 7 juta orang setiap tahun, meskipun konsumsi tembakau mengalami penurunan. Ini terlihat dari Global Report on Trends in Prevalence of Tobacco Smoking 2000-2025 yang baru diterbitkan WHO. Laporan ini menunjukkan bahwa di seluruh dunia, 27% The report shows that worldwide, 27% konsumsi di tahun 2000, dibandingkan 20% di tahun 2016.

Kecepatan upaya penurunan kebutuhan rokok serta kematian dan kesakitan yang disebabkannya, tidak sesuai dengan target global serta komitmen negara-negara untuk menurunkan konsumsi tembakau sebanyak 30% di tahun 2025 pada kelompok usia di atas 15 tahun. Jika trend ini berlanjut, maka pada tahun 2025, hanya tercapai penurunan sebesar 22%.

- Advertisement -

Menara62 TV

- Advertisement -

Terbaru!