BANTAENG, MENARA62.COM – Menteri Ristek dan Dikti M. Nasir mengatakan, masyarakat harus memperoleh manfaat dari Ilmu Pengetahuan Teknologi dan Inovasi (IPTEKIN), serta sadar akan teknologi. Oleh karena itu, iptek dan inovasi harus mampu menjadi pemain penting bagi pembangunan ekonomi daerah dan nasional.
“Triple helix harus kita bangun, inovasi tidak bisa muncul tanpa adanya rekayasa antara peneliti, dunia usaha, akademisi, dan masyarakat. Pemerintah disini bertugas menjadi mediasi,” paparnya saat mengunjungi mengunjungi Technopark Perbenihan di Gedung Kartini, Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan, Sabtu (5/8).
Menurut Nasir, agar hasil riset bermanfaat bagi masyarakat, maka riset harus dapat dihilirisasi dan dikomersialisasikan ke industri. Karena inovasi menjadi tuntutan bangsa dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang mandiri.
Technopark adalah suatu kawasan terpadu yang mengembangkan teknologi dan inovasi untuk penelitian, yang menggabungkan antara dunia industri, perguruan tinggi, dan pusat riset, yang didanai oleh pemerintah pusat dan daerah, dalam satu lokasi yang memungkinkan adanya aliran informasi dan teknologi secara lebih efisien dan cepat.
“Saya bangga kepada Kabupaten Bantaeng yang dulunya tidak dipandang apa-apa, sekarang sudah dapat membangun sebuah technopark yang menjadikan Kabupaten ini menjadi Kabupaten benih yang berbasis teknologi dalam rangka mendukung ketahanan pangan nasional,” terang Menteri Nasir.
Lebih lanjut, Menteri Nasir menjelaskan, saat ini sudah ada sekitar 66 technopark yang dibangun di Indonesia yang targetnya adalah 100 technopark, yang dimana, Kemenristekdikti bersama dengan Lembaga Pemerintah Non Kementerian (LPNK) dibawah koordinasi Kemenristekdikti seperti BPPT, LIPI, BATAN, dan Kementerian lainnya meliputi; Kementerian Keluatan dan Perikanan RI, Kementerian Pertanian RI, dan Kementerian Perindustrian RI, yang juga ditugaskan dalam pembangunan technopark sesuai dengan potensi yang ada di masing-masih daerah dan kota di wilayah Indonesia.
“Hal yang menjadi sangat penting dan harus didorong kedepan, Bantaeng bisa mandiri untuk mengelola technoparknya. Maka dari itu perlu adanya pendidikan vokasi yang nantinya, akan berperan dalam mengembangkan technopark di daerah Bantaeng,” ujar Menteri Nasir.
Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Unggul Priyanto, menyampaikan bahwa, technopark di Bantaeng yang membawa visi Kabupaten benih berbasis teknologi ini, menjadi salah satu technopark yang sukses diantara 9 (sembilan) technopark lainnya di Indonesia.
“Dengan adanya technopark di Bantaeng, saya harap daerah ini akan menghasilkan tenaga ahli khususnya di bidang perbenihan dan dapat melanjutkan program Kabupaten benih yang berbasis teknologi dan inovasi kedepannya,” kata Unggul.
Sependapat dengan Kepala BPPT, Bupati Kabupaten Bantaeng, Nurdin Abdullah menaruh harapannya agar technopark yang ada di Bantaeng bisa membuat dampak yang pesat dan mampu berkembang secara mandiri.
“Saya harap kerja sama yang baik ini antara Kabupaten Bantaeng dengan BPPT dalam mengolah varian benih unggul dapat terus ditingkatkan. Saya yakin, sentuhan teknologi dan inovasi mampu mendorong pertumbuhan ekonomi daerah Bantaeng,” ungkap Bupati Nurdin.
Pada kesempatan yang sama, Menteri Nasir juga melihat pameran hasil-hasil produk benih olahan Kabupaten Bantaeng yang bekerja sama dengan BPPT antara lain; Mesin Extruder pembuat mie dan beras berbahan baku lokal yang baru saja dilakukan soft launching oleh Menteri Nasir, dan hasil olahan pertanian pangan lokal lainnya seperti talas, mie, uwi, beras, jagung, cabai, wortel, dan kopi.