29.9 C
Jakarta

BULOG Dorong Generasi Muda Menjadi Pelaku Rantai Pasok Pangan pada Nusantara Food Summit 2025

Baca Juga:

JAKARTA, MENARA62.COM – Perum BULOG berpartisipasi dalam Nusantara Food Summit 2025 yang digelar di ICE BSD City, Tangerang (6/11) yang mengusung tema besar Food Security 2.0: Mewujudkan Kemandirian Pangan dengan Membangun Kembali Sistem Pangan dan Peras Strategis Generasi Muda. Partisipasi dilakukan dengan ikut terlibat dalam panel diskusi, yang menghadirkan Direktur Bisnis Perum BULOG, Febby Novita sebagai narasumbernya.

Acara ini menjadi wadah kolaboratif yang mempertemukan pemerintah, pelaku usaha, perguruan tinggi, komunitas pangan, dan generasi muda guna mendorong pembentukan ekosistem industri pangan nasional yang sehat, berkelanjutan, serta memiliki jalur karier yang nyata bagi milenial dan Gen Z.

Diskusi pada kesempatan tersebut menyoroti roadmap pangan Indonesia menuju 2025–2026 selaras dengan agenda prioritas nasional di era pemerintahan Presiden Prabowo, termasuk arah jangka panjang Pangan Indonesia 2045 yang menekankan ketahanan, diversifikasi, dan industrialisasi pangan lokal. BULOG hadir bersama narasumber lainnya, antara lain Maria Nunik Sumartini (Kementerian Pertanian) dan Tubagus Syailendra (CEO Chickin Indonesia).

Febby menjelaskan bahwa situasi pangan nasional menunjukkan perkembangan positif. “Alhamdulillah, di tahun 2025 ini Indonesia tidak melakukan impor beras. Ini merupakan keberhasilan pemerintah dalam meningkatkan produksi pangan dalam negeri,” ujarnya.

Ia menegaskan bahwa BULOG berperan pada dua sisi sekaligus: menyerap gabah/beras petani di hulu dan menstabilkan harga pangan di hilir. “Ketika harga pangan naik di suatu daerah, BULOG harus turun untuk melakukan operasi stabilisasi,” tambahnya.

Lebih jauh, Febby memaparkan bahwa peluang bisnis di sektor pangan terbuka luas, terutama bagi generasi muda. BULOG mengelola jaringan distribusi pangan bernama Rumah Pangan Kita (RPK) yang kini telah berkembang menjadi lebih dari 27.000 jaringan di seluruh Indonesia. “Adik-adik Gen Z bisa ikut mendistribusikan beras SPHP, minyak, gula, dan komoditas lainnya hanya bermodal Rp2,5 juta sampai Rp5 juta. Tidak perlu punya toko, cukup dari rumah dengan dukungan platform digital. Dan di situ bisa dapat cuan,” jelasnya.

Selain itu, BULOG membuka ruang kemitraan dari sisi hulu hingga hilir, mulai dari kerja sama on-farm dengan petani dan gapoktan, penyediaan bahan baku untuk pabrik-pabrik penggilingan BULOG di sentra produksi, hingga pengembangan gudang komoditas untuk memperkuat kapasitas cadangan pangan. “Kapasitas gudang kami saat ini mencapai 3,8 juta ton, namun kebutuhan terus bertambah seiring peningkatan produksi dalam negeri. Generasi muda yang punya lahan bisa membangun gudang komoditas dan bekerja sama dengan BULOG,” ungkap Febby.

Dalam diskusi mengenai kondisi surplus beras nasional 2025—dengan produksi setara 34 juta ton dan konsumsi 31 juta ton—Febby menegaskan pentingnya keberadaan cadangan pangan pemerintah. “Pemerintah tidak boleh mengambil risiko. Ketersediaan beras harus tetap terjamin di seluruh wilayah, termasuk di daerah-daerah sulit akses seperti pegunungan Papua, meskipun biaya distribusinya tinggi,” katanya.

Menutup sesi dialog, Febby menekankan bahwa BULOG tidak hanya menjalankan penugasan untuk beras, tetapi juga membuka ruang pada sektor komersial yang lebih dinamis. “Kami bisa berkolaborasi dalam pemasaran ayam, telur, daging, cabai, dan komoditas pangan lainnya. Peluangnya ada, dan ini momentum bagi generasi muda — dari petani menjadi founder, dari lokal menjadi nasional,” ujarnya.(*)

 

 

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!