32.5 C
Jakarta

Mendikbud Pimpin Tim Perumus Strategi Pemajuan Kebudayaan Nasional

Baca Juga:

JAKARTA, MENARA62.COM– Tim perumusan strategi pemajuan kebudayaan nasional telah terbentuk. Tim yang beranggotakan para ahli kebudayaan, akademisi, masyarakat dan berbagai asosiasi tersebut diketuai langsung oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy.

Tim ini akan bekerja merumuskan strategi pemajuan kebudayaan dengan materi pokok pikiran kebudayaan dari daerah. Dimana saat ini 279 kabupaten/kota dan 27 propinsi telah  berhasil menyelesaikan pokok pikiran kebudayaannya.

“Kebudayaan nasional akar kakinya adalah kebudayaan daerah. Tanpa kebudayaan daerah maka tidak akan ada kebudayaan nasional,” papar Mendikbud saat membuka pra Kongres Kebudayaan Indonesia 2018, Selasa (27/11).

Menurut Mendikbud kebudayaan daerah dengan prinsip kearifan lokal menjadi ruh dan spirit pembangunan kebudayaan nasional. Inilah yang nantinya akan dijadikan dasar menyusun strategi pemajuan kebudayaan nasional yang akan diluncurkan pada Kongres Kebudayaan 5-9 Desember 2018 di Bali.

Diakui Mendikbud, penyusunan strategi pemajuan kebudayaan ini menjadi tindaklanjut dari disahkannya UU Pemajuan Kebudayaan. UU yang dicetuskan sejak 35 tahun lalu dan baru 10 tahun terakhir ini digarap secara intensif, pada akhirnya bisa dijadikan payung hukum pembangunan kebudayaan di Indonesia.

“Selama tidak memiliki undang-undang, tidak ada payung hukumnya, maka tidak akan ada anggaran khusus untuk kebudayaan. Selama ini pembangunan kebudayaan, anggarannya nempel di Kementerian Pendidikan dan pernah di Kementerian Pariwisata,” jelas Mendikbud.

Padahal disisi lain, tantangan yang dihadapi kebudayaan semakin kompleks. Terutama munculnya gejala atau tindakan yang mengarah pada intoleransi.

Sementara itu Dirjen Kebudayaan Hilmar Farid mengatakan selain naskah atau materi pokok pikiran kebudayaan daerah yang sudah terkumpul, pihaknya juga menerima masukan dari setidaknya 35 forum yang peduli kebudayaan.

“Jadi kita sudah memiliki bahan yang cukup untuk menyusun strategi pemajuan kebudayaan nasional,” tutup Hilmar.

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!