Pekalongan, MENARA62.COM. Sejak disosialisasikannya Gerakan Microfinance Muhammadiyah (GMM) dalam mendukung pendirian satu PDM satu BTM diseluruh jaringan Muhammadiyah se-Indonesia, membuat animo warga Muhammadiyah diberbagai daerah untuk mendirikan BTM semakin tinggi. Hal itu dibuktikan dengan adanya studi kunjungan kerja Majelis Ekonomi dan Kewirausahaan (MEK) Pimpinan Daerah Muhammadiyah Pati dan Rembang, kemarin selasa (22/01/2019) ke Puskop BTM Jawa Tengah di Pekalongan dan LKMS BTM Pemalang, dalam pendirian BTM berbasis Koperasi Simpan Pinjam Pembiayaan syariah (KSPPS) dan Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS).
Saat menerima kunjungan kerja, Ketua Induk BTM Achmad Suud yang didampingi oleh Ketua Pusat BTM Jawa Tengah Ahmad Sahowi, mengatakan, bahwa keberadaan dari BTM sangat strategis bagi warga Muhammadiyah dalam menjalankan pilar ke-tiga Muhammadiyah, yakni ekonomi. Apalagi sejauh ini minim sekali akses pembiayaan keuangan yang dimilliki oleh masyarakat dalam pengembangan usaha, maka keberadaan BTM bisa menjadi alternatif dalam keuangan inklusif. “Untuk itu studi kunjungan kerja dari teman – teman MEK PDM Pati dan Rembang ini bisa memberikan motivasi dalam mendirikan BTM sebagai Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) di bidang keuangan,”terang Achmad Suud.
Lebih jauh Suud menyampaikan, semenjak diterbitkannya Surat Edaran (SE) Nomor 004 oleh Majelis Ekonomi dan Kewirausahaan (MEK) Pimpinan Pusat Muhammadiyah mengenai pendirian satu BTM satu PDM, Muhammadiyah sangat serius dalam melakukan konsolidasi keuangan mikro dilingkungan Muhammadiyah. Apalagi dalam gerakan GMM telah mendapatkan dukungan pemerintah seperti Kementerian Koperasi dan UKM serta Otoritas Jasa Keuangan (OJK), sehingga pendirian BTM di berbagai daerah adalah sebuah keniscayaan untuk segera dilakukan.
Kemudian menyingung daerah Pati dan Rembang, menurut Suud, memiliki potensi besar untuk dikembangkannya BTM, karena secara geografis memiliki potensi ekonomi yang signifikan, apalagi di daerah tersebut memiliki denyut nadi ekonomi sektor kemaritiman, pertanian, perdagangan dan jasa. Muhammadiyah tak boleh tidak terlibat dalam dinamika pembangunan ekonomi tersebut. “Maka Induk BTM dan Puskop BTM Jawa Tengah akan mendukung penuh jika PDM Pati dan Rembang mendirikan BTM tersebut,”tandas Suud.
Sementara Ketua MEK – PDM Pati Bonar Budiono bersama rombongan menyatakan terimakasih kepada Induk dan Pusat BTM Jawa Tengah, yang telah mengfasilitasi studi dalam pendirian BTM di Pati dan Rembang tersebut. Dia merasa ada banyak pengetahuan yang diperolehnya, apalagi salah satu tujuan dari BTM adalah mendorong tumbuhnya pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). “Saya rasa ini merupakan solusi yang baik untuk pengembangan program ekonomi MEK PDM Pati setelah sebelumnya telah mendirikan layanan LAZISMU di Pati,”paparnya.
Sedangkan Joko Supeno dari Rembang ketika usai memperoleh materi KSPPS dan LKMS BTM, sangat bersemangat, sekembalinya dalam studi kunjungan kerja tersebut, dia berjanji akan segera membentuk BTM di Rembang. Apalagi dari segi infrastruktur dan sumber daya manusia (SDM) Muhammadiyah Rembang telah siap. “Tinggal pilihannya nanti apakah kami mendirikan BTM KSPPS atau LKMS, itu perlu kajian yang lebih dalam,”ucapnya.
Jika BTM Pati dan Rembang bisa terbangun dalam perspektif Induk BTM, akan mendorong termobilisasinya BTM se-Karesidenan Pati yang terdiri dari Pati, Rembang, Blora, Jepara dan Kudus. Tak tertutup kemungkian, itu akan membuat garis lurus dalam jaringan BTM Pantai Utara dan tersambung dengan BTM Tuban – Jawa Timur yang telah beroperasi selama ini.