31.4 C
Jakarta

Biar Terhindar dari Covid-19, Menu 4 Sehat 5 Sempurna Ini Wajib Dipatuhi

Baca Juga:

JAKARTA, MENARA62.COM – Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 populerkan kembali slogan empat sehat lima sempurna. Slogan kecukupan gizi yang diinisiasi almarhm Prof Poorwo Soedarmo tersebut kini dimodifikasi sebagai standar perilaku sehat yang penting dilakukan masyarakat untuk terhindar dari wabah Covid-19.

Jika konsep 4 sehat 5 sempurna Prof Poorwo adalah nasi, sayur, lauk, buah dan susu, maka empat sehat lima sempurna zaman wabah Covid-19 mengalami perubahan. Yakni 1) gunakan masker; 2) jaga jarak, physical dan social distancing; 3) rajin cuci tangan dengan sabun, olahraga, cukup tidur serta tidak panik; 5) makanan yang bernutrisi.

Prof. Rini Sekartini, SpA (K) yang merupakan cucu kandung Prof Poorwo Soedarmo, sang pencetus slogan 4 sehat 5 sempurna mendukung kampanye 4 sehat 5 sempurna versi Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19.

“Benar, Prof Poorwo adalah kakek kandung saya. Beliau yang mencetuskan slogan 4 sehat 5 sempurna pada tahun 1950,” ujar Prof Rini usai bertemu Kepala BNPB Doni Monardo.

Rini yang Guru Besar Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran UI mengaku senang slogan itu “hidup” kembali. Lebih senang, ketika ia bertemu Doni Monardo, yang telah bijaksana melacak dan menelusur jejak pencipta slogan karya kakeknya.

“Ya, kami bertemu tadi membahas slogan 4 sehat 5 sempurna yang baru. Kami juga ngobrol tentang perubahan nomenklatur. Pada prinsipnya kami mendukung gagasan pak Doni. Saya berbicara mewakili keluarga besar. Mereka semua mengapresiasi semboyan baru yang mengadopsi serta menyempurnakan semboyan yang dicetuskan kakek kami,” papar Prof Rini yang juga Manajer Umum FKUI Periode 2017-2022 dalam siaran pers BNPB.

Diakui, slogan itu sudah sangat melekat di hati masyarakat Indonesia, utamanya bagi yang berusia 40 tahun ke atas.
Wanita kelahiran Jakarta 2 Juni 1965 itu berharap slogan baru bisa mengubah perilaku kita. “Memang butuh waktu, makanya harus sering disampaikan, agar mudah diingat dan diterima khalayak,” tambahnya.

Prof Rini mendorong Doni Monardo agar memasukkan slogan 4 Sehat 5 Sempurna versi Covid-19 itu ke Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

“Slogan kakek dulu menjadi terkenal dan dikenang sampai sekarang, juga karena masuk melalui jalur pendidikan. Ini salah satu jalur yang akan menjamin slogan melekat hidup lama di tengah-tengah masyarakat,” ujar Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Cabang DKI Jakarta sejak 2014 itu.

Ditambahkan, jika slogan yang lama bertujuan untuk pemenuhan nustrisi anak bangsa, maka pada slogan yang baru, kini terangkum dalam point angka 5: sempurna. Sedangkan empat point lain terkait pola hidup sehat dalam konteks Covid-19.
“Meski begitu, pesannya bersifat everlasting. Sampai kapan pun tetap relevan,” tambah peraih gelar doktor tahun 2008 dengan predikat cum laude itu.

Doni Monardo berharap slogan 4 sehat 5 sempurna versi baru menjadi “alarm” manusia Indonesia dalam menghadapi serangan COVID-19.

Sampai saat ini, memang, belum ada manusia, negara yang bisa mengalahkan Covid. Oleh karenanya, beradaptasi, menjadi kunci. Jika slogan ‘4 Sehat’ mampu diimplementasikan oleh setiap individu, niscaya kita tidak perlu mengkhawatirkan virus corona — sepanjang disiplin mematuhi protokol kesehatan.

Ketua Tim Pakar GTPPC19 Prof. Wiku Adisasmito yang ikut menemani Prof Rini, menyampaikan penting untuk mengepalkan suatu narasi, yaitu 4 Sehat 5 Sempurna, guna membantu setiap warga masyarakat ‘berubah,’ khususnya dalam menghadapi COVID-19.

Pada kesempatan itu, Doni menambahkan bahwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) merespon slogan tersebut dan membahas lebih lanjut dan detail sehingga dapat disebarluaskan kepada seluruh masyarakat Indonesia, khususnya umat muslim.

- Advertisement -

Menara62 TV

- Advertisement -

Terbaru!