27.8 C
Jakarta

Capacity building Ormawa dan UKM, Dosen dan Tenaga Kependidikan  Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa.

Baca Juga:

YOGYAKARTA, MENARA62.COM

Perkembangan tuntutan internasionalisasi dilingkungan Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa memerlukan adanya loncatan gerakan dari semua unsur elemen didalamnya seperti mahasiswa, dosen dan tenaga kependidikan.

Dalam organisasi yang baik sangat didukung adanya tiga pilar utama yang terdiri dari keberadaan SDM yang baik, sistem penataan organisasi yang baik, serta proses bisnis yang biasanya dianggap sebagai target capaian organisasi dalam visi-misi. Tentunya, aspek SDM baik dari sisi kuantitas maupun kualitas dapat dilihat dari sisi knowledge, skill, dan attitude. Dari sini tentu dapat difahami bahwa capacity building adalah proses meningkatkan kemampuan pengetahuan dan keterampilan, serta sikap dan perilaku. Berkembang tidaknya suatu organisasi sangat dipengaruhi adanya kepedulian dan kualitas SDM dalam menggerakkan organisasi.

Dengan demikian, proses peningkatan kapasitas (capacity building) dan pembangunan karakter (caracter building) SDM menjadi hal yang mutlak dilakukan. Dalam proses ini tentu dapat dilakukan dengan beragam cara, baik melalui pendidikan dan pelatihan (Diklat) berbasis kompetensi, pembinaan pola karir yang jelas, tugas belajar, dan outbond atau pola permainan, yang kesemuanya itu untuk meningkatkan performa SDM organisasi dalam menjalankan tugasnya.

Oleh karenanya, pengembangan kapasitas sangat terkait dengan kemampuan SDM, kemampuan institusi, dan kemampuan sistem organisasi. Oleh karenanya, capacity building merupakan suatu proses untuk melakukan sesuatu, atau serangkaian kegiatan untuk melakukan perubahan multilevel pada diri individu, kelompok-kelompok, organisasiorganisasi, dan sistem-sistem guna memperkuat kemampuan penyesuaian individu dan organisasi dalam menghadapi perubahan lingkungan yang ada.

Untuk itu peningkatan kapasitas dapat dilakukan melalui proses menganalisa lingkungannya, mengidentifikasi masalah-masalah organisasi, mencari kebutuhankebutuhan pengembangan diri dan organisasi, isu-isu dan peluang-peluang yang dapat diperankan organisasi, membuat formulasi strategi dalam proses mengatasi masalah-masalah, dan tentunya merancang sebuah rencana aksi agar bisa terkumpul data penataan sistem organisasi secara baik.

Dengan demikian, pola kerja pengembangan kapasitas sangat menekankan adanya keterlibatan keseluruhan komponen organisasi yaitu mahasiswa, dosen dan tenaga kependidikan di lingkup Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa.

Hal ini diharapkan akan mampu mengembangkan dan mengaplikaskan ilmu yang telah diperoleh melalui proses pendidikan dan pembelajaran, memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dimilikinya untuk memajukan kesejahteraan dan mencerdaskan kehidupan masyarakat. Berdasarkan hal tersebut, identifikasi masalah dalam pengabdian ini dapat adalah sebagai berikut: Bagaimana strategi meningkatkan Capacity building Mahasiswa yang tergabung dalam ormawa dan UKM, Dosen dan Tenaga Kependidikan khususnya di Biro kemahasiswaan dan Alumni BKA UST Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa.

Target kegiatan pengabdian kepada Masyarakat,  kegiatan pengabdian masyarakat ini akan dilaksanakan di desa Boro Kabupaten Kulon Progo dengan melibatkan  peserta dari Pemuda pemudi Karang Taruna desa Banjar Ashri, ibu ibu PKK, Mahasiswa dan mahasiswi UST yang tergabung dalam ormawa dan UKM dilingkup UST, dosen dan tenaga kependidikan di biro kemahasiswaan dan Alumni BKA UST.

Kegiatan ini diwujudkan dalam bentuk bimbingan teknis (pelatihan) dengan sasaran Jumlah peserta latihan dibatasi 80 mahasiswa yang tergabung dalam ormawa dan UKM. Diharapkan pasca dilaksanakan kegiatan ini mahasiswa, dosen dan tenaga kependidikan di biro kemahasiswaan dan alumni BKA UST dapat meningkatkan etos kerja dan kinerja yang maksimal bagi dosen dan tenaga kependidikan, bagi mahasiswa saling mengenal antar lintas ormawa dan UKM serta bersinergi dalam program kerja yang menunjang Indikator kinerja Utama perguruan tinggi. .

  1. Dilihat dari kehadiran peserta pelatihan, kegiatan ini dikatakan berhasil apabila jumlah kehadiran peserta pelatihan minimal 75%
  2. Dilihat dari keterampilan peserta dikatan berhasil apabila 75% peserta pelatihan dapat mempraktekkan ilmu capacity building
  3. Dilihat dari keberlanjutan kegiatan, pengabdian ini akan dikatakan berhasil apabila 75% peserta pelatihan dapat melanjutkan dan mempraktekkan prinsip-prinsip capacity building setelah pengabdian.

Luaran Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat Berdasarkan target kegiatan di atas, luaran kegiatan pengabdian pada masyarakat yang berjudul “Pengabdian Masyarakat dan Capacity Building bagi ormawa dan UKM Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa adalah sebagai berikut:

  1. Meningkatkan keterampilan dalam “menyelesaikan masalah” (problem solving) dan “pengambilan keputusan” (decision making) secara cepat dan tepat didasarkan pada kecakapan dalam mengidentifikasi “key problem”.
  2. Meningkatkan kemampuan dalam “kememimpinan dan pemberdayaan” (situational leadership & empowerment) yang disesuaikan dengan situasi.
  3. Menjadi “agen perubahan” (change agent) yang efektif dan efisien di lingkungan akademik dan non akademik serta unit kerja masing-masing.

 

Pengabdian masyarakat dan capacity building ormawa dan UKM dilingkup Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa merupakan implementasi Catur dharma perguruan tinggi, Mahasiswa sejatinya merupakan agen perubahan yang dibekali keilmuan dan intelektualitas yang mumpuni dan adab yang mulia. masyarakat sipil yang terpelajar. Posisi mahasiswa berada antara masyarakat golongan ekonomi, sosial, dan politik.

Mahasiswa belum secara utuh masuk ke dalam salah satu di antara ketiga aspek tersebut. Masih ada saling terikatan dari ketiga aspek sehingga mahasiswa termasuk golongan independen. Mahasiswa termasuk subjek yang paling strategis dikarenakan usia yang masih muda dan kemampuan berpikir yang relatif cepat didukung fisik yang prima. Oleh karena itu, mahasiswa memiliki potensi yang luar biasa. Potensi itu di antaranya adalah kemampuan berpikir kreatif. Rasa keingintahuan yang kuat, mendorong mahasiswa untuk bertindak kreatif. Rasa ingin tahu yang kuat serta pengetahuan yang luas juga mendorong mahasiswa bersikap kritis terhadap berbagai realita bangsa.

Selain keingintahuan yang kuat, mahasiswa relatif memiliki semangat yang tinggi. Semangat ini dapat memunculkan pola pikir yang idealis. Idealis berlawanan dengan realistis, jadi mahasiswa mempunyai potensi dalam menginginkan segala sesuatunya sesuai. Potensi lainnya adalah independen, artinya mahasiswa berada pada posisi yang netral, tidak tersentuh oleh ruang politik maupun ekonomi.

Mahasiswa punya keahlian yang berbasis keilmuan karena telah mengenyam pendidikan yang lebih terfokus. Kemudian, kemudahan jaringan pertemanan baik di lingkup kampus maupun luar kampus memungkinkan mahasiswa mengembangkan berbagai ilmu (multidisiplin ilmu) dan keberagaman wawasan. Jadi, secara terperinci, potensi yang dimiliki mahasiswa yaitu : Kritis, Idealis, Semangat dan energik,  Independen,  Punya keahlian berbasis keilmuan, kemudahan jaringan (relasi), multidisiplin ilmu dan keberagaman wawasan. Selanjutnya mahasiswa memiliki peran sebagai: Agent Of Change (agen perubahan),  Guardian Of  Value (penjaga nilai kebenaran), Iron Stock (stok pemimpin/pengganti pendahulu bangsa). Dalam hal ini digunakan istilah iron atau besi karena besi merupakan benda yang kuat dan memiliki beragam manfaat.

Hampir setiap elemen suatu barang tersusun dari besi. Demikian pula mahasiswa diharapkan seperti besi. Dan peran mahasiswa  terakhir adalah Role Model (contoh bagi masyarakat) Berbagai potensi yang dimiliki mahasiswa di atas tidak menutup kemungkinan UST sebagai Perguruan Tinggi Swasta yang banyak menerima mahasiswa dari berbagai latarbelakang suku, agama dan strata sosial dari berbagai pulau di indonesia berharap berharap agar para mahasiswa yang  berkuliah dan menimbah ilmu di UST memiliki kemampuan baik secara kualitas dan kuantitas yang unggul dibidang akademik dan non akademik.

 

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!