YOGYAKARTA, MENARA62.COM – Pemerintah dalam memberikan pelayanan publik khususnya di bidang pendidikan pada faktanya memang masih berharap banyak adanya partisipasi dari pihak swasta. Salah satunya oleh persyarikatan Muhammadiyah. Muhammadiyah selama ini dikenal sangat concern membantu pemerintah menyelenggarakan pendidikan baik di tingkat dasar, menengah, atas hingga perguruan tinggi.
Berjalannya waktu, sekolah-sekolah yang berada di bawah bendera Muhammadiyah semakin berupaya meningkatkan manajemen mutu atau kualitas agar semakin dipercaya masyarakat untuk menitipkan putera-puterinya di sekolah-sekolah Muhammadiyah, terutama untuk tingkat sekolah dasar. Hal ini diungkap Yudi Wardana dalam Ujian Terbuka Disertasi melalui online, Senin (7/3/2022).
Namun begitu, Yudi berharap melalui disertasinya agar penerimaan siswa oleh sekolah Muhammadiyah dapat berlangsung secara merata melalui kebijakan desentralisasi pendidikan berbasis sekolah. Dia berharap Sekolah Muhammadiyah yang berdaya secara kuantitas dan kualitas hingga di pelosok Nusantara sehingga dapat memberikan warna pendidikan Indonesia.
Bicara desentralisasi pendidikan secara umum memiliki arti sebuah proses pemberian kewenangan yang lebih luas di bidang kebijakan pendidikan dan aspek pendanaannya dari Pemerintah Pusat ke pemerintah daerah dan pada saat yang bersamaan kewenangan yang lebih besar diberikan pula kepada sekolah dalam bentuk manajemen berbasis sekolah. Bagaimana penerapannya dalam kebijakan tersebut di sekolah Muhammadiyah?
Ujian Terbuka untuk mempertahankan disertasi yang berjudul: Pengembangan Model Manajemen Cluster Desentralisasi SD Muhammadiyah Di DIY ini memiliki tujuan untuk mengangkat citra positif yang berdampak pada kenaikan jumlah siswa ideal sekolah dasar Muh di DIY. Metode yang digunakan melalui Desain Penelitian ADDIE/Analisis, Desain, Development, Implementation, Evaluation.
Disertasi dapat dipertahankan dengan baik serta mendapat predikat cumlaude untuk program studi S3 Manajemen Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan di Universitas Negeri Yogyakarta. Adapun para penguji diantaranya Dr. Sujarwo, M.Pd (Ketua), Dr. Mami Hajaroh, M.Pd (Sekretaris) Prof.Dr.Farida Hanum, M.Si. (Co-Promotor), Prof.Dr.Husaini Usman, M.Pd., M.T. (Promotor). Sedangkan Prof.Dr.Sugiyono, M.Pd. selaku Penguji 2 dan Prof.Dr. Lantip Diat Prasojo, M.Pd. selalu Penguji 1.
Dalam pesan dan harapannya, kepala dinas pendidikan Sleman menyampaikan agar Manajemen Cluster yang disampaikan Yudi sejalan dengan program Dinas Pendidikan Sleman yaitu program Kemitraan Sekolah.
“Karena efektivitas, efisiensi, kepraktisan dan dampak positif yang tinggi bisa segera dideseminasikan ke Persyarikatan Muhammadiyah untuk mengangkat sekolah Muhammadiyah dengan peningkatan jumlah siswa yang lebih baik, membuat buku Manajemen Desentralisasi sehingga menjadi panduan bagi yayasan atau Dinas Pendidikan,” ungkap kepala dinas.
Selain itu, wujud apresiasi buat Yudi yang notabennya adalah seorang guru SD yang mau bersusah payah belajar sampai mencapai gelar doktor ” Yudi Guru yang Langka” disampaikan oleh Prof. Dr. Farida, selaku Co- Promotor.
Ujian terbuka ini juga disupport oleh berbagai pihak yaitu:Â Dr. Rudi Margono, S.H., M.Hum/Wakajati DIY, Dr. Mukhlas Akranudin, M.T/Rektor UAD, Dr. Sri Tutur Martaningsih, M.Pd./Kaprodi PGSD UAD, Tsani Utami Hidayati /Kepala Kantor Bea Cukai Sidoarjo Juanda, Dr. Sungkowo Mudjiamano/Ketua Majelis Dikdasmen PP Muh, Dr. Iwan Junaedi, Surakmad, S.Pd/Ketua Majelis Dikdasmen PCM Berbah, Gerakan Sekolah Belajar (GSB) dan Keluarga Besar SD Muhammadiyah Noyokerten.
Di akhir paparannya, Yudi tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada keluarga (istri dan anak) yang selalu setia mendampingi. Begitupun kepada Promotor dan Co Promotor, Dewan Penguji, Teman teman Gerakan Sekolah Belajar/Kepala Sekolah hebat: Ailis Safitri, M.Pd., Dwi Listyaningsih, S.I.P., Nurul Muslichatin, S.Pd., Ari Wibowo, S.Pd., R Zainudin, S.Pd., Purwanto, S.Pd., M.A., Anik Hendrawati, S.Pd., M.Pd., Haryono, S.Pd.
“Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan barokahNya kepada kita semua,” pungkasnya. (AS)