JAKARTA, MENARA62.COM — SEAMEO Regional Open Learning Centre (SEAMOLEC) terlibat secara aktif dalam penyelenggaraan Konferensi Internasional mengenai Pemanfaatan Kecerdasan Buatan dalam Kebijakan dan Praktik Pendidikan untuk Asia Tenggara di Holiday Inn & Suites Jakarta Gajah Mada Hotel, Jakarta, Indonesia pada tanggal 18-19 September 2019. Acara ini dilaksanakan sehari setelah penyelenggaraan Governing Board Meeting (GBM) SEAMOLEC ke-22.
Konferensi ini merupakan kerjasama antara Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud RI) melalui 7 SEAMEO Centre di Indonesia dengan SEAMEO Secretariat, UNESCO, Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemristekdikti), dan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo).
Salah satu alasan diselenggarakannya konferensi ini adalah karena sejalan dengan impementasi 7 Area Prioritas SEAMEO, terutama prioritas nomor 7, Mengadopsi Kurikulum Abad 21. SEAMOLEC meyakini bahwa kemajuan teknologi digital di bidang pendidikan mampu membawa keuntungan seluruh warga Asia Tenggara. Dalam sambutannya sebagai ketua panitia konferensi ini, Dr Alpha Amirrachman, Direktur SEAMOLEC menyampaikan bahwa Pendidikan dengan dukungan kecerdasan buatan akan menjadi salah satu solusi alternative untuk mengatasi ketimpangan akses terhadap pendidikan di Asia Tenggara. Hal ini mewajibkan negara-negara di Asia Tenggara untuk bersama memikirkan kembali dan menyesuaikan kebijakan dan prioritas nasional mereka.
Konferensi ini menghadirkan pembicara utama, Yanuar Nugroho, PhD (Deputi II Bidang Kajian dan Pengelolaan Isu-isu Sosial, Ekologi, dan Budaya Strategis, Kantor Staf Presiden Indonesia) pada hari pertama yang mengangkat topik tentang Pergeseran Paradigma dalam Meningkatkan Pembuatan Kebijakan. Sementara pada hari kedua ada 2 pembicara utama yang mewakili 2 Kementerian yang relevan terhadap pendidikan di Indonesia; Ir Totok Suprayitno, Ph D, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan; dan Prof Dr Ismunandar, Direktur Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan, Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi.
Konferensi internasional ini melibatkan beberapa institusi seperti, 13 industri, yakni Bukalapak, Blibli, Amazon Web Service, Samsung RnD, Nodeflux, kata.ai, Cognixy, Xcure IT, Cyber Edu Inkor, Edmodo, dan Weidong Cloud Education, 4 universitas utama di Indonesia: Institut Teknologi Bandung (ITB), Institut Pertanian Bogor (IPB), Universitas Gadjah Mada (UGM), dan Politeknik Elektonika Negeri Surabaya (PENS), dan juga beberapa universitas swasta lainnya, serta 2 organisasi internasional: UNESCO dan SEAMEO dengan 10 SEAMEO Centre-nya SEAMEO SEAMOLEC, SEAMEO BIOTROP, SEAMEO RECFON, SEAMEO QIS, SEAMEO QIM, SEAMEO QIL, SEAMEO INNOTECH, Philippines, SEAMEO SEN, Malaysia, SEAMEO RETRAC, Vietnam, dan SEAMEO TED, Cambodia.
Ada enam sub-tema yang dibagi menjadi 3 sesi plenari, dan 3 sesi break-out. 3 sesi plenari yaitu: (1) trend mutakhir dari AI yang humanis, tantangan dan kesempatan; (2) mempromosikan bakat-bakat digital dalam rangka pengembangan nilai dan keterampilan pada era AI; dan (3) pengembangan AI untuk Pendidikan. Sementara 3 sesi break-out adalah: (1) perkembangan mutakhir ekosistem AI; (2) pendidikan jarak jauh untuk memastikan pendidikan yang inklusif dan sepanjang hayat melalui AI; dan (3) praktik-praktik baik dari penggunaan AI pada pengajaran dan pembelajaran.