27.7 C
Jakarta

Ketika Presiden Joko Widodo Mengetukkan Palu

Baca Juga:

JAKARTA, MENARA62.COM — Ketika Presiden Joko Widodo mengetukkan palu untuk membuka Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20, di Bali, Selasa (15/11/2022), mata dunia pun jadi terfokus. Presiden membuka pertemuan ini, karena Indonesia mendapat giliran sebagai pemegang Presidensi G20.

“Yang Mulia para pemimpin, selamat pagi. Hari ini saya nyatakan KTT G20 dibuka,” kata Presiden Joko Widodo.

Rentetan peristiwa penting pun mulai bergulir, dan mungkin akan menjadi napak tilas penting bagi perkembangan dunia. Sejumlah peristiwa menarik dan penting, sebetulnya sudah terjadi sebelum Presiden mengetukkan palu sebanyak lima kali, sebagai tanda pembukaan KTT G20.

Kedatangan kepala negara anggota G20, sudah menjadi sorotan kamera para jurnalis. Peristiwa yang ketat dengan protokoler kenegaraan inipun, menjadi santapan media. Seolah tidak mau tertinggal dari media lainnya, mereka berlomba memberitakan peritiwa penting yang dianggap “kramat” itu.

Dalam sambutannya, Presiden mengapresiasi kehadiran para pemimpin G20 di tengah kondisi dunia masih dalam keadaan sulit. Tampaknya, ini bukan sekedar keramah-tamahan sebagai tuan rumah, namun ingin menyampaikan pesan, bangsa ini peduli atas apa yang terjadi di berbagai belahan dunia.

“Merupakan kehormatan bagi Indonesia untuk menjadi tuan rumah KTT G20. Saya paham, perlu upaya luar biasa bagi kita untuk duduk bersama di ruangan ini,” ujarnya.

Tiga problem

Paling tidak, Presiden Joko Widodo mengungkapkan ada tiga problem yang dihadapi dunia saat ini. Yaitu, pandemi Covid-19 yang belum sepenuhnya hilang, perang antar negara yang masih terjadi, dan sejumlah krisis.

“Dampak berbagai krisis tersebut terhadap ketahanan pangan, energi, dan keuangan sangat diraswakan dunia. Terutama negara berkembang,” katanya.

Presiden Joko Widodo pun meminta semua pihak untuk tidak menyepelekan krisis sedang dihadapi ini. Seakan pesan itu juga ditujukan bagai seluruh bangsa ini, agar menganggap serius berbagai krisis yang dihadapi saat ini. Menurutnya, jika dunia tidak segera mengambil langkah keterediaan pupuk dan harganya, maka 2023  akan menjadi tahu lebih suram.

“Dapat semakin memburuk menjadi krisis tidak adanya pasokan pangan. Kelangkaan pupuk akan menyebabkan gagal panen di berbagai belahan dunia,” katanya.

Jika gagal panen, Presiden Joko Widodo mengatakan, ada 48 negara berkembang yang akan menghadapi kondisi sangat serius. Kondisi itu adalah kerawanan pangan.

- Advertisement -

Menara62 TV

- Advertisement -

Terbaru!