26.3 C
Jakarta

“KU Ingin Membangun Lembaga Pendidikan yang Mendidik”

Baca Juga:

Oleh : JATIM,MA *)

SURABAYA, MENARA62.COM – Di Tanah air kita ini, banyak sekali istilah-istilah yang berkembang terutama dalam dunia Pendidikan, dan istilah tersebut semua konotasinya positif misalnya sekolah yang berkualitas, sekolah unggul, sekolah favourite, pendidikan bermutu, sekolah berprestasi dan segudang istilah-istilah lain, yang semuanya itu sangat variatif dalam tataran capaian.

Ada yang masih sebatas gagasan atau impian, ada yang baru menyesuaikan program dari istilah tersebut, ada yang sudah merasa sesuai dengan lebel yang diharapkan dan ada pula yang masih coba-coba menuju sekolah yang diharapkan.

Terlepas dari istilah-istilah tersebut, penulis ingin mencoba menggambarkan secara sederhana Istilah “Pendidikan yang Mendidik” namun terlebih dahulu dipandang perlu kita menengok ke belakang terkait peristiwa atau kasus yang pernah terjadi justru telah mencederai dalam dunia Pendidikan itu sendiri, misalnya guru mencabuli siswinya, siswa menghajar gurunya hingga tewas, orang tua mempolisikan gurunya karena mencubit putranya sampai memar, kepala sekolah dilaporkan ke kepolisian karena diduga menelan dana bos, siswa terlibat narkoba, merokok di kelas, siswa SD menghamili temannya SMP dan beraneka macam tindakan asusila yang di luar konteks pendidikan.

Belum lagi masalah rutinitas guru di kelas, baik pada saat kegiatan belajar mengajar, sering kita jumpai guru dengan kekerasan atau pada saat mengajar marah berlebihan, belum lagi kita jumpai dan kita dengar ketika memberi penilaian terutama pada saat proses rapor kenaikan kelas, di satu sisi kita dituntut memberi nilai secara obyektif, terkadang di sisi lain kita dituntut pula oleh sebuah kebijakan, sehingga muncul nilai kasihan, ngaji ( ngarang biji ) dan lain-lain, hal ini memperlengkap deretan daftar kontradiktif antara idealis dan realis, antara mendidikan dan yang tidak mendidik.

Kadang kita rancau dalam memahami antara pendidikan dengan pengajaran, kalau pengajaran lebih bersifat transfer knowledge, sedangkan pendidikan melalui proses panjang yang di dalamnya terdapat proses penanaman akhlak, karakter, values serta pembentukan karakter yang diawali dengan pembiasaan dan keteladanan, maka tepat sekali Ki Hajar Dewantara yang dinobatkan sebagai bapak Pendidikan Indonesia karena jasanya. Dalam konsepnya Pendidikan dikenal dengan ING NGARSA SUNGTULADHA, ING MADYA MANGUN KARSA, TUT WURI HANDAYANI, Dimana mengandung arti di depan harus bisa menjadi teladan, di tengah harus bisa memberi ide atau Prakarsa dan di belakang seorang pendidik harus bisa memberi dorongan atau semangat.

Kalau kita meminjam istilah belajar menurut George J. Mouly dalam bukunya Psychology for Effective Teaching, mengatakan bahwa belajar pada dasarnya adalah proses perubahan tingkah laku yang relative permanen, terjadi sebagai hasil dari pengalaman. Sedangkan Garry dan Kingsley mengatakan bahwa belajar adalah proses perubahan tingkah laku yang orisinil melalui pengalaman dan Latihan Latihan. Dengan demikian inti dari belajar adalah adanya perubahan tingkah laku karena adanya suatu pengalaman.

Berangkat dari pokok-pokok pikiran di atas, maka dapat disimpulkan bahwa Pendidikan yang mendidik itu dibangun melalui proses dengan waktu yang panjang dan di dalamnya terdapat berbagai variabel saling terkait satu dengan lainnya, menjadi satu kesatuan yang tidak bisa terpisahkan, mulai dari keteladanan sumber daya manusia baik dari Yayasan, pimpinan satuan (Kepala Sekolah ), guru/pendidik, seluruh karyawan/ tenaga kependidikan (non guru), orang tua siswa, sistem pengajaran, management sekolah, kurikulum, lingkungan, pelayanan dan infrastruktur yang ada serta kebijakan pemangku kepentingan dan stakeholder dan lain sebagainya, dengan kata lain Pendidikan yang mendidik itu adalah upaya penyadaran bersama yang bergerak pada satu titik untuk melaksaanakan visi misi sekolah sehingga tercipta upaya konstruktif tanpa ada yang merusak dan tarik-menarik dalam upaya mencapai tujuan bersama, sehingga tujuan Pendidikan baik nasional maupun sekolah dapat terwujud secara lebih maksimal.

*)Kepala SDM 29 FDS Surabaya

- Advertisement -

Menara62 TV

- Advertisement -

Terbaru!