SOLO, MENARA62.COM – Program studi Pendidikan Bahasa Inggris Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) kembali menggelar acara sastra tahunan bertajuk Literary Celebration dengan tema inspiratif, “Rakai Arunika: Shine Bright Like a Diamond”. Kegiatan yang berlangsung selama dua hari, pada 27-28 Desember 2024, di Auditorium M. Djazman Kampus I UMS ini berhasil menarik perhatian mahasiswa dan siswa SMA di Surakarta dan sekitarnya.
Acara ini merupakan puncak proyek mata kuliah Introduction to Literature dan Poetry yang diasuh oleh Dr. Titis Setyabudi dan Sumayah, M.A. Bentuk kegiatan yang ditampilkan berupa pementasan pembacaan puisi. Puisi-puisi yang dibawakan berasal dari penulis klasik maupun kontemporer, memberikan pengalaman mendalam tentang apresiasi sastra dalam bahasa Inggris.
“Peserta acara ini adalah mahasiswa semester 5 dan 7 Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris FKIP UMS, yang menunjukkan kreativitas dan kemampuan mereka dalam menginterpretasikan tema besar acara,” ungkapnya Ahad (29/12/2024).
Tema “Rakai Arunika: Shine Bright Like a Diamond”, lanjutnya, menggambarkan perjalanan dan potensi mahasiswa untuk bersinar seperti berlian melalui karya sastra. Dalam bahasa Sanskerta, Rakai Arunika berarti “penguasa cahaya pagi,” melambangkan awal baru penuh harapan dan keberanian untuk berkarya.
“Filosofi ini selaras dengan semangat acara untuk mendorong generasi muda mengapresiasi sastra sebagai media ekspresi dan refleksi budaya,” tegasnya.
Dekan FKIP UMS, Prof. Dr. Sutama, dalam sambutannya saat pembukaan acara menyampaikan apresiasi atas inisiatif kreatif mahasiswa dan dosen.
“Acara ini tidak hanya mengasah kemampuan akademik, tetapi juga membangun kepekaan terhadap seni dan budaya. Mahasiswa belajar menghargai nilai-nilai kemanusiaan yang terkandung dalam karya sastra,” ujarnya.
Selama dua hari, audiens disuguhi berbagai pementasan puisi yang menggugah emosi. Puisi-puisi yang dibawakan mengangkat tema yang beragam, mulai dari isu sosial, nilai budaya, hingga ekspresi personal mahasiswa. Karya-karya dari penulis klasik seperti William Shakespeare hingga penyair kontemporer seperti Maya Angelou dibawakan dengan penuh penghayatan, memberikan dimensi baru dalam memahami teks sastra.
Salah satu pementasan yang mendapat sorotan adalah pembacaan puisi bertajuk “Invictus” karya William Ernest Henley, yang menggambarkan keteguhan hati dalam menghadapi tantangan hidup. Selain itu, puisi kontemporer seperti “Still I Rise” karya Maya Angelou juga mendapatkan sambutan hangat karena relevansi tema yang dibawakan dengan semangat generasi muda.
Acara ini dihadiri oleh ratusan mahasiswa UMS serta siswa-siswi SMA dari berbagai sekolah di Surakarta. Mereka tidak hanya menjadi penonton, tetapi juga berkesempatan untuk berdiskusi dengan para pembaca puisi melalui sesi tanya jawab yang interaktif. Salah satu siswa SMA mengaku terinspirasi oleh kreativitas mahasiswa UMS.
“Pementasannya sangat menginspirasi. Saya jadi lebih memahami bagaimana sastra bisa menjadi sarana untuk menyampaikan pesan yang kuat,” ujarnya.
Dr. Titis Setyabudi, salah satu pengampu mata kuliah, menegaskan pentingnya apresiasi sastra di era digital.
“Meski teknologi terus berkembang, sastra tetap relevan sebagai medium untuk menyampaikan gagasan dan emosi. Melalui acara ini, kami ingin menunjukkan bahwa sastra dapat beradaptasi dengan zaman tanpa kehilangan esensinya,” tuturnya.
Sebagai acara tahunan, Literary Celebration diharapkan terus menjadi wadah bagi mahasiswa untuk mengembangkan bakat dan minat di bidang sastra. Sumayah, M.A., salah satu dosen pengampu, menyatakan bahwa kegiatan ini akan terus berinovasi untuk melibatkan lebih banyak partisipan dan memperluas cakupan tema.
“Kami berharap acara ini dapat menjadi inspirasi bagi mahasiswa untuk terus berkarya, tidak hanya di kampus, tetapi juga di komunitas yang lebih luas,” katanya.
Dengan keberhasilan pelaksanaan Literary Celebration: Rakai Arunika, FKIP UMS kembali menunjukkan komitmennya dalam mendukung pengembangan literasi dan kreativitas mahasiswa. Semangat shine bright like a diamond benar-benar terpancar dari setiap karya yang dipentaskan, membawa harapan baru bagi dunia sastra Indonesia. (*)