Mengenalkan Sekolah dengan Cerita

SLEMAN, MENARA62.COM

Dengan tema “Mengenalkan Sekolah dengan Cerita”, Universitas Negeri Yogyakarta dan BKS (Badan Kerjasama Sekolah) SMP Muhammadiyah se-Sleman sukses menggelar Pelatihan Menulis Pengalaman Baik (Best Practice) dengan Pendekatan Proses dan Model STAR bagi guru dan kepala sekolah SMP Muhammadiyah se-Sleman.

Program diprakarsai oleh Dosen Berkegiatan di Luar Kampus kerjasama antara Tim PkM FBSB Universitas Negeri Yogyakarta dan BKS SMP Muhammadiyah se-Sleman.

Bertempat di SMP Muhammadiyah 1 Depok, sebanyak 50 peserta baik guru dan kepala sekolah perwakilan 25 SMP Muhammadiyah se-Sleman mengikuti dengan antusias dari pagi sampai sore hari pada Sabtu, 2 Maret 2024.

Dalam kesempatan itu hadir 5 (lima) nara sumber secara bergantian diantaranya Prof. Dr. Anwar Efendi, M.Si, Dwi Budiyanto, M.Hum, Dr. Awla Akbar Ilma, M.A., Faisal Isnan, M.Pd dan Dwi Hanti Rahayu, M.Pd,.

Pada sesi pertama, Prof. Dr. Anwar Efendi menyampaikan paparan pertama tentang pengalaman atau praktik baik khusus di sekolah yang harus dilakukan guru maupun kepala sekolah agar setiap apa yang kita lakukan itu yang terbaik.

Dalam paparannya Prof Anwar menyampaikan inspirasi dari tokoh-tokoh dunia dan tokoh dari Indonesia agar menjadi inspirasi kita, “bahwa betapa The Power of words, kekuatan kata-kata bisa membangun kekuatan positif,  Praktik baik bisa dimulai dengan sentuhan yang konstruktif/membangun”.

Pendidikan ke depan diarahkan ke-hearth. Dipastikan jika belajar itu anak-anak harus diarahkan mengkontruk meaning making, makna menjadi milik, tidak sekedar meaning getting tidak sekedar menyampaikan pokok bahasan. Bagaimana agar menjadi praktik baik maka yang pertama adalah tidak harus besar-besar tapi dari hal-hal kecil dulu yang sudah dilakukan, misal kita jadi kepala sekolah atau waka atau guru ada siswa yang terlambat maka apa yang harus kita lakukan agar menjadi praktik baik terhadap siswa tersebut. Pendidikan itu sejatinya menyelamatkan jiwa bukan sekedar mencerdaskan saja.

Paparan kedua disampaikan oleh Dwi Budiyanto, M.Hum, menyampaikan contoh-contoh best practice dan sharing dengan peserta pelatihan agar best practice terus kita kembangkan melalui kegiatan sehari-hari di sekolah dalam hubungan dengan guru dan siswa agar menjadi contoh yang bisa diadaptasi dan menjadi inspirasi bagi orang lain

Paparan sesi ketiga oleh Dr. Awla Akbar Ilma, M.A. menggambil materi; Menulis dengan metode STAR, (Situasi, Tantangan, Aksi, dan Reaksi), maksudnya berisi tentang sebuah cerita yang dekat dengan kita dan ada dialog dan betul-betul dialami dan mengalir dari situasi satu dan berikutnya. Bahasanya bahasa tidak baku dan ada sentuhan sastrawi,

Pertama tentang situasi, kemudian masuk ke tantangan, misal bertemu dengan siswa malas kemudian aksinya apa, didekati dan komunikasi seperti apa serta reaksinya apa.

Situasi adalah gambaran-gambaran atas kondisi dan situasi yang menjadi latar belakang kisah

Tantangan apa, malas, pendiam maka agar aktif, aksi langkah konkrit yang dilakukan untuk menyelesaikan tantangan, bagaimana dampak atau reaksi mengatasi masalah atau tantangan.

Dengan metode STAR dibuat tabel yang menjelaskan Situasi apa, Tantangan bagaimana, Aksinya apa, dan reaksinya sepertinya apa.

Sesi keempat disampaikan oleh Faisal Isnan, M.Pd dengan Materi Meninjau Aspek Kebahasaan

“ dalam proses menulis ada tahapan yakni ada 4 proses yaitu; pra menulis, menulis draf, revisi dan penyuntingan”.

Pertama pra menulis yakni menggali ide tulisan dan mengumpulkan bahan. Kedua membuat draf, membuat rancangan tulisansecara kasar dan belum detail. Ketiga, revisi yakni penulis melakukan revisi terhadap apa yang menjadi catatan, masukan, perubahan pada proses sebelumnya. Keempat, penulis melakukan penyuntingan terhadap tulisan yang digunakan. Menyunting naskah dari segi kebahasaan yaitu menerapkan kaidah bahasa dengan baik benar.

Maksud bahasa dengan baik yakni sesuai situasi dan konteksnya kemudian maksud bahasa yang benar itu sesuai kaidah Bahasa Indonesia. Apa yang disunting? Pertama, Ejaannya, sesuai EYD Edisi V (kelima). Kedua, diksi atau sesuai istilah baku, makna harus tepat, pilihan kata. Ketiga, struktur kalimat yakni minimal ada Subyek dan Predikat sebagai harga mati. Penyuntingan dapat melalui aplikasi KBBI VI Daring. Selain itu bisa melalui Tesaurus Tematis terkait kata atau kosa kata.

Para peserta pada kesempatan ini dibimbing untuk menyusun best practice dalam mendampingi siswa di sekolah, dan dibimbing oleh para dosen dari UNY Yogyakarta. Tindaklanjutnya adalah memaparkan best practice secara daring pada akhir Maret 2024 dan membukukan kumpulan praktik baik itu dalam sebuah buku agar menjadi inspirasi dalam membimbing peserta didik.

Pada penutupan acara Hendro Sucipto, S.Ag, M.Pd selaku Ketua BKS SMP Muhammadiyah se-Sleman menyampaikan ucapan terima kasih atas materi yang diberikan oleh FBSB UNY Yogyakarta semoga ke depan terus bekerjasama dan mengembangkan system pendidikkan dalam mendampingi siswa lebih baik lagi dan berkemajuan.