26.9 C
Jakarta

Nadiem: Pendidikan Vokasi Memungkinkan Generasi Zaman Now Miliki Peluang Tekuni Ragam Profesi

Baca Juga:

JAKARTA, MENARA62.COM – Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Anwar Makarim menyampaikan kebanggaannya terhadap Direktorat Pendidikan Vokasi (Ditjen Vokasi). Unit yang baru berdiri pada 27 Desember 2019 tersebut telah mampu membangun fondasi program pendidikan vokasi guna memperkuat visi Kemendikbud dalam merevitalisasi pendidikan vokasi.

“Salah satunya adalah kita akan merevitalisasi 900 SMK yang berbasis industri,” kata Mendikbud Nadiem saat membuka webinar pada Webinar “Anak Vokasi Zaman Now – Mengenal Vokasi Lebih Dekat” yang disiarkan CNBC Indonesia TV, Ahad (24/1/2021).

Revitalisasi tersebut lanjut Nadiem tidak hanya di Ditjen Vokasi. Kemendikbud juga akan melakukan dukungan dan percepatan link and match dan kemitraan dengan 5.690 orang dan 250 dunia usaha dan industri. Selain itu juga akan memperkuat pendidikan tinggi vokasi di 200 program studi, sertifikasi kompetensi kepada 300 dosen, penguatan pendidikan PNBP dan BLU pada 75 PTN dan penguatan sarana dan prasarana di 8 perguruan tinggi.

Dirjen Pendidikan Vokasi Wikan Sakarinto

“Semua itu adalah target besar yang membutuhkan dukung semua pihak. Sebab filosofi pendidikan tidak sekadar muatan yang mengisi pikiran siswa dengan teori, tetapi juga menuntun mereka  dalam semangat belajar yang menyenangkan, sehingga mampu mengembangkan diri secara mandiri dengan perkembangan teknologi yang sangat pesat,” tukas Nadiem.

Kepada para pelajar dan mahasiswa Nadiem berpesan agar menjadi pembelajar sepanjang hayat. Karena pendidikan vokasi mengalami perubahan yang amat cepat seiring pesatnya perkembangan teknologi digital.

Sebagai konsekuensi perkembangan teknologi digital, saat ini kata Nadiem bermunculan profesi-profesi baru yang sebelumnya tidak pernah terpikirkan 5 atau 10 tahun lalu. Misalnya youtuber, influencer, conten creator, big data analis dan lainnya.

“Anak vokasi zaman now harus dapat beradaptasi dengan semua perubahan tersebut. Meningkatkan literasi digital sudah menjadi keharusan,” tambah Nadiem.

Selain itu Nadiem juga meminta agar anak generasi zaman sekarang mampu mengenali passion, bakat dan kemampuan diri sehingga mampu bekerja dengan senang dan ikhlas. “Pendidikan vokasi memungkinkan generasi zaman now untuk menekuni ragam profesi sesuai passion dan bakat yang dimiliki,” katanya.

Sementara itu, Dirjen Pendidikan Vokasi Wikan Sakarinto mengatakan para siswa sejak SD, SMP, dan SMA harus mulai memahami profesi apa yang akan berkembang masa depan. Untuk itu orang tua guru BK jangan sampai tidak mengetahui profesi apa saja yang banyak dibutuhkan dikemudian hari.

Bagi orang tua Wikan berharap harus ada perubahan pola pikir terhadap orang tua dan siswa dimana masih ada yang menganggap lulusan vokasi hanya akan jadi tukang. Padahal saat ini pendidikan vokasi bisa berjenjang hingga ke pendidikan tinggi.

“Jangan ragu untuk masuk ke jurusan vokasi. Pendidikan vokasi kini bisa melajutkan ke jenjang D4 bahkan S2,” jelas Wikan.

Ia mengingatkan pendidikan vokasi itu setidaknya memiliki tiga kelebihan utama. Yakni menjadi ilmu terapan, lebih spesifik dan selalu relevan dengan perkembangan zaman terutama terkait lapangan kerja.

Terkait link and match, Wikan menyatakan bahwa, pemerintah telah menyiapkan sembilan paket kebijakan dalam rangka ‘pernikahan’ antara pendidikan vokasi dengan dunia usaha dan dunia industri (DUDI).

Lima paket kebijakan di antaranya adalah kurikulum bersama pendidikan vokasi dan DUDI, dosen tamu dan guru tamu dari DUDI minimal 50- 100 jam per semester, magang di industri, komitmen serapan lulusan, serta sertifikasi pendidik dan profesi.

Targetnya  paling tidak 80-90 persen kampus dan SMK dapat  menikah massal dengan DUDI. Dari pernikahan massal ini akan dihasilkan banyak SDM yang kompeten serta meningkatnya daya tawar lulusan pendidikan vokasi

 

- Advertisement -

Menara62 TV

- Advertisement -

Terbaru!