27.7 C
Jakarta

Optimalisasi Gerakan ‘Aisyiyah : Spirit Perempuan Berkemajuan

Baca Juga:

 

GARUT, MENARA62.COM – ‘Aisyiyah adalah organisasi gerakan perempuan yang berperan untuk mewujudkan kehidupan perempuan yang berkemajuan, yaitu perempuan yang alam pikiran dan kondisi kehidupannya maju tanpa mengalami hambatan dan diskriminasi secara struktural ataupun kultural. Perempuan yang mampu mengaktualisasikan keimanan, ketakwaannya kepada Allah SWT, serta pengamalan amal salehnya dalam melaksanakan tugas kekhalifahannya secara leluasa, baik di ruang domestik maupun publik.

Perbedaan kodrati yang dimiliki perempuan seperti melahirkan dan menyusui tidak menjadi penghalang. Dengan hadirnya perempuan berkemajuan akan terjadi harmonisasi relasional antara laki-laki dan perempuan dengan bersumbu pada hablun min Allah wa hablun min an–nas.

Relasi laki-laki dan perempuan

Secara umum Islam di Indonesia sudah berpandangan bahwa laki-laki dan perempuan mempunyai kesempatan untuk berkembang dan maju bersama di ruang domestik dan publik.

Namun demikian harus diakui bahwa masih ada sebagian masyarakat dan juga tokoh agama yang berpandangan bias jender dalam hal peran publik bagi perempuan.

Selain itu, masih juga banyak perempuan yang belum memahami dan mendapat kesempatan untuk berkembang menjadi perempuan yang berkemajuan.

Maka ‘Aisyiyah hadir untuk membantu para perempuan agar mampu mencapai kehidupan sebagai perempuan yang berkemajuan.

Untuk merealisasikan visi Islam Berkemajuan, Gerakan Pencerahan, dan Perempuan Berkemajuan, maka ‘Aisyiyah telah merumuskan tujuh strategi sebagai berikut;
1. Pengembangan gerakan keilmuan;
2. Penguatan keluarga sakinah;
3. Reaktualisasi usaha praksis;
4. Peran keumatan dan kemanusiaan;
5. Peran kebangsaan;
6. Posisi organisasi dan ideologisasi;
7. Dinamisasi kepemimpinan.

Perempuan berkemajuan, mengacu pada dokumen pokok-pokok pikiran ‘Aisyiyah abad kedua, yang bermakna sebagai perempuan yang memiliki alam pikiran dan kondisi kehidupan yang maju dalam segala aspek tanpa mengalami hambatan dan diskriminasi baik secara struktural maupun kultural.

Terdapat empat nilai yang menjadi landasan dari pengembangan Risalah Perempuan Berkemajuan, yaitu,

Pertama, karamah insaniyyah bahwa laki-laki dan perempuan diciptakan dari nafs wahidah sebagai makhuk yang sama mulianya dengan segala potensi kemanusiaan.

Kedua, perlindungan dan pemberdayaan juga menjadi nilai dasar melalui upaya pemberdayaan, penguatan keluarga Sakinah, pemberdayaan pendidikan, ekonomi, hingga toleransi keberagaman.

Ketiga, keadilan yang dimaknai sebagai pemenuhan hak dan kewajiban serta kesetaraan.

“Keempat, rahmah yaitu nirkekerasan dan Islam yang membawa perdamaian,”

Model Praksis Gerakan ‘Aisyiyah memerlukan dukungan, seperti;
(a) pendayagunaan seluruh potensi yang dimiliki oleh organisasi, termasuk dukungan dari amal usaha ‘Aisyiyah-Muhammadiyah;
(b) dukungan kepemimpinan yang benar-benar kolektif, proaktif, terorganisir, dinamis, dan dapat memimpin serta memandu dan mengontrol seluruh proses pelaksanaan;
(c) mobilisasi dana dari dalam dan luar secara lebih terprogram dan optimal;
(d) komitmen dan kesungguhan dari seluruh pimpinan, kader, dan anggota.
Keputusan Muktamar ‘Aisyiyah menetapkan bahwa perwujudan dari implementasi Risalah Perempuan Berkemajuan, terdapat 10 komitmen perempuan berkemajuan

Rincian 10 komitmen tersebut meliputi :
1. Penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi,
2. Pelestarian lingkungan,
3. Penguatan keluarga sakinah,
4. Pemberdayaan masyarakat,
5. Filantropi berkemajuan,
6. Aktor perdamaian,
7. Partisipasi publik,
8. Kemandirian ekonomi,
9. Peran kebangsaan, 10. Peran kemanusiaan universal.

Komitmen ini ditujukan bagi para penggerak organisasi untuk melakukan pengembangan gerakkan perempuan berkemajuan, termasuk semua insan perempuan, agar dapat menjalani kehidupan yang sejalan dengan nilai-nilai keagamaan yang moderat berkemajuan. (*)

- Advertisement -

Menara62 TV

- Advertisement -

Terbaru!