27.7 C
Jakarta

ORASI SOETOMO DOKTER PEMERSATU BANGSA , BERDAULAT BERSAMA RAKYAT

Baca Juga:

(oleh: Dr Moh Adib Khumaidi, SpOT, Sekretaris Jenderal PB IDI)

Dokter Indonesia memang telah mengukirkan sejarahnyadalam gerakan memperjuangkan kemerdekaan Negara Republik Indonesia . Siapapun warga Negara Republik Indonesia pasti mengakui dan tidak mungkin menutup mata untuk tidak mengenal, Dr Wahidin Sudirohusodo , DrSoetomo, Dr Cipto Mangunkusumo dan yang lainnya .

Mereka adalah dokter-dokter yang sadar akan hak dan kewajibannya serta perannya kepada umat manusia dan bangsanya .Wahidin , Soetomo , Tjiptomangunkusumo dan kawan-kawan adalah tokoh yang penuh dedikasi , berjuang demi bangsa dan negara dengan cara-cara yang elegan , damai danmodern . Bahwa perjuangan mewujudkan cita-cita harusdilandasi dengan kesadaran tinggi dan dijalankan secarasistematis dan terorganisir .

Berdirinya Boedi Oetomo padatanggal 20 Mei 1908 yang kita peringati sebagai Hari Kebangkitan Nasional memiliki arti yang besar pada kemerdekaan Indonesia pada 1945. Hari Kebangkitan Nasional merupakan awal dari sebuah gerakan diplomasi dan propaganda tokoh-tokoh perjuangan Indonesia . PergerakanNasional yang tidak bisa dilepaskan dari adanya kesadaran Nasional .

Hal diatas merupakan fakta sejarah peran serta dokter pada proses pembentukan fondasi negara Indonesia pada awal abad kedua-puluh. Bagaimana keberadaan figur dokter pribumi sebagai pelopor semangat nasionalisme dan kesadaran berbangsa. Eratnya jalinan benang merah keberadaan dokter dengan lahirnya semangat tersebut tidak terlepas dari watak yang dibentuk melalui proses pendidikan kedokteran disertai sumpah serta etika yang harus dipatuhinya sebagai seorang dokter.

Dokter adalah figur yang dalam profesinya mengabdikan diri tanpa terpengaruh pertimbangan-pertimbangan agama, kedudukan sosial, jenis kelamin, suku dan politik kepartaian. Artinya, dalam pekerjaan keprofesiannya dokter sarat dengan nilai kesetaraan. Sebuah nilai yang dapat menimbulkan rasa nasionalisme. Sebuah nilai yang saat ini dibutuhkan oleh bangsa Indonesia menuju kemandirian berbangsa dan bernegara.

Sejarah pula yang mencatat bahwa kelompok pertama yang menginisiasi semangat nasionalisme adalah dokter. Sebuah semangat, yang kemudian menjadi embrio kesadaran dan kemandirian berbangsa dan bernegara sehingga melahirkan gerakan kebangkitan nasional . Sebuah momentum yang akhirnya mendorong proses menuju kemerdekaan bangsa.

Dan, hasil dari proses tersebut membuktikan bahwa untuk merdeka dan menjadi bangsa yang terhormat harus dilandasi dengan kesadaran berbangsa serta rasa nasionalisme yang tinggi. Hari kebangkitan juga menjadi awal pergerakan nasional untuk menuju kemerdekaan bangsa. Sebuah pergerakan yang memiliki visi dan tujuan“Kedudukan Bangsa yang Terhormat”.

Peran kesejarahan dokter Indonesia berlanjut pada fase-fase memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan .Hal ini semakin menunjukkan bahwa komunitas dokterIndonesia termasuk dalam kelompok yang dalam situasi kritis, secara obyektif akan mengutamakan kepentingan bangsa di atas kepentingan kelompok atau golongannya . Keterpanggilan atas peran tersebut dimungkinkan karenasejalan dengan nilai-nilai luhur dan kultur profesi kedokteranyang sarat dengan nilai altruisme serta berhubungan langsungdengan nilai humanisme dan dijiwai oleh semangat sumpahdokternya .

Selama ini peran dokter lebih terlihat pada upayapenyehatan fisik. Para dokter telah terjebak pada rutinitas profesionalisme yang sempit. Para Dokter  akhirnya hanya memahami bahwa ilmu kedokteran hanyalah mempelajari segala sesuatu tentang penyakit. Peran dokter tereduksi secara tidak sadar dan telah berlangsung sekian lama. Fungsi dokter hanya menjadi agent of treatment.

Akibatnya kewajiban untuk menyehatkan rakyat hanya sekedar mengobati pasien yang sakit. Dokter lupa bahwa selain melakukan intervensi fisik, juga harus berperan dalam intervensi mental dan sosial ditengah masyarakat. Dokter dalam kiprahnya saat ini dan masa mendatang seyogianya menerapkan dalam perannyasebagai “ DOKTER PEMERSATU BANGSA “ dengan peran-peran independensi yang senantiasa memperjuangankan dan“BERDAULAT BERSAMA RAKYAT “ .

Pada dasarnya dokter adalah bagian dari kelompok intelektual yang dalam menjalankan profesinya langsung berhadapan atau berada di tengah masyarakat dan dibekali nilai profesi yang menjadi kompas dalam segala tindakannya . Nilai profesi itu antara lain adalah kemanusiaan (humanism), etika (ethics) dan kompetensi (competence). Nilai profesi ini yang menjadi dasar keprofesian dokter dalam menjalankan profesionalismenya . Peran yang juga menempatkan kelompok profesi dokter bukan obyek tapi subyek yang berperan aktif dan menjalankan peran intelektual profesionalisme dengan jiwa nasionalisme dan kebangsaannya .

​Karena itu peran dokter saat ini harus dikembalikan kepada peran dokter yang dicontohkan oleh dokter Wahidin dan kawan-kawan. Dokter tidak hanya menjadi agent of treatment tapi juga harus menjadi emansipator untuk menularkan nilai profesi dan kecendikiawanannya sehingga membuatnya menjadikan agent of mental-social change dan agent of development dalam pembangunan bangsa.

Sebagai  agent of treatment dokter mewujudkan manusia Indonesia yang sehat dan sejahtera serta produktif. Sebagai  agent of change, dokter harus mampu menjadi agen perubahan dalam rangka meningkatkan kemampuan diri serta turut memberikan edukasi pada masyarakat mewujudkan  masyarakat yang terdidik terutama pada masalah kesehatan . Sedangkan sebagai agent of development, dokter harus mampu memerankan pribadi dan profesinya untuk membangun karya yang bermanfaat untuk seluruh masyarakat Indonesia khususnya dan masyarakat dunia umumnya .

Dokter Indonesia terikat dengan suatu etika yang termuat dalam Kode etik Kedokteran Indonesia (KODEKI) yang dilandaskan pada norma-norma etik yang mengatur hubungan manusia dan memiliki asas-asas dalam falsafah masyarakat yaitu Pancasila, UUD 1945, kebhinekaan , nilai kebangsaan dan nasionalisme yang sudah terpatri sejak dokter itu mengucapkan sumpahnya tanpa harus terjebak dalam labelisasi polarisasi keagamaan, kebangsaan , kesukuan, gender, politik dan kedudukan sosial yang menjadi permasalahan bangsa saat ini.

Nilai dan moral ini menjadi pedoman atas problematika yang terjadi saat ini karena keuniversalannya yang tidak lekang oleh waktu. Segala wajah dunia boleh berubah , tetapi fitrah keberadaan profesi dokter adalah untuk memperjuangkan nilai kemanusiaan dan penghormatan tertinggi kepada seluruh makhluk insani . Dokter harus dapat menempatkan diri sebagai perekat , pemersatu bangsa di tengah  dan menggalang kebersamaan seluruh pihak agar potensi perpecahan dapat diredam . Doktrin dan prinsip moral yang non diskriminatif yang sudah terpatri dan mendarah daging sejak dahulu harus terus dijaga sebagai kewajiban etik dan profesionalisme para dokter .  Harmonisasi dan kesejawatan tetap harus dikedepankan untuk bekerja bersama-sama rakyat dalam mengejar ketertinggalan pembangunan .

Merujuk dari pernyataan Bung Hatta sebagai berikut : “ Kalau kita harapkan tabib dari  luar , kita akan menunggu orang yang tidak akan datang ; yang sangup mengobatinya banyak atau sedikit ialah rakyat kita sendiri . Dan pokok segala usaha ialah kemauan yang tetap . Kemauan itulah yang harus kita bangkitkan . Itulah dasarnya self help yang senantiasa menjadi buah bibir kita . Rakyat kita  sebagian besar adalah rakyat yang kena sugesti ( pukau) ketidakmampuan. Pukul dan bunuh sugesti itu dengan propaganda dan contoh “ ( Hatta , 1933) .

Peran di atas bukan hal yang mustahil bagi IDI, mengingatIDI beranggotakan orang-orang terdidik atau sarjana. Olehkarena itu yang diperlukan saat ini adalah bagaimana agar organisasi IDI dengan seluruh jajarannya dapat merevitalisasidan merekonstruksi peran pengabdianya sehingga dapatmenciptakan kader-kader bangsa yang mampu memerankanfungsi dan peran sebagai “DOKTER PEMERSATU BANGSA ‘, BERDAULAT BERSAMA RAKYAT’ .

(Mentawai, Tanggal 20 Mei 2017 disampaikan dalam rangka menyambut Hari Bakti Dokter Indonesia ke-109)

- Advertisement -

Menara62 TV

- Advertisement -

Terbaru!