26.1 C
Jakarta

PCIM/A Wujud Internasionalisasi Muhammadiyah

Baca Juga:

YOGYAKARTA — Muhammadiyah sangat berkepentingan pada Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah dan Aisiyah (PCIM/PCIA) yang ada di luar negeri. Ini merupakan amanat Muktamar Muhammadiyah Makassar tentang internasionalisasi Muhammadiyah, termasuk perguruan tingginya. Karena itu semua warga Muhammadiyah di manapun berada, apapun profesinya, dapat mendukung gerakan dakwah Muhammadiyah.

Demikian dikemukakan Prof Suyatno, Bendahara Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, dalam pertemuannya dengan Pengurus Cabang Istimewa Muhammadiyah/Pengurus Cabang Istimewa Aisyiyah (PCIM/PCIA) Taiwan di Masjid Agung (Grand Mosque) Taipei, Ahad (10/12/2017). Pertemuan dihadiri puluhan warga Muhammadiyah di Taiwan dan delegasi Majelis Diktilitbang PPM.

Lebih lanjut Suyatno mengemukakan, saat ini sudah ada 32 cabang istimewa Muhammadiyah di berbagai negara, di antaranya, Australia, Inggris, Mesir, dan sebagainya. “Bahkan kita sudah merintis amal usaha di luar negeri. Kita punya PAUD di Mesir. Kita juga sedang proses membeli 10 hektar lahan di Melbourne untuk membangun sekolah di sana,” ujar Prof Suyatno yang juga Ketua Forum Rektor Indonesia, sembari menegaskan tentang akselerasi internasionalisasi Muhammadiyah.

Dalam kesempatan sama, PCIM/A Taiwan yang diwakili Ahmad Syauqi menyampaikan beragam program dari PCIM/A Taiwan. Di antaranya, kelas iqro dan Alquran bagi warga Indonesia di Taiwan, clinic all in one, pelatihan bagi buruh migran Indonesia untuk kewirausahaan dan jurnalistik, Radio Surya Formosa dan sebagainya.

“Kami minggu depan akan meluncurkan Pusat Kegiatan Belajar Muhammadiyah (PKBM) dan terus meningkatkan amal usaha Muhammdiyah di Taiwan yang ada ribuan mahasiswa Indonesia di sini, dan ratusan ribu buruh migran Indonesia,” ujar Ahmad Syauqi.

Sementara Ketua Majelis Diktilitbang PPM Prof Lincolin Arsyad menyatakan harapannya agar para warga Muhammadiyah di Taiwan, khususnya yang sedang menempuh pendidikan di Taiwan, dapat mendukung pemgembangan SDM di PTM. “Silakan yang belum punya home base bisa kembali dan mengajar di PTM,” ujar Prof Lincolin.

Dalam kesempatan itu, secata spontan diserahkan sumbangan Rp 10 juta kepada PCIM/A Taiwan. Sumbangan diserahkan oleh Prof Lincolin Arsyad didampingi Prof Edy Suandi Hamid dan Prof Suyatno.

- Advertisement -

Menara62 TV

- Advertisement -

Terbaru!