27.3 C
Jakarta

Perjalanan Bermakna Membentuk Karakter Ulul Albab (Refleksi Kegiatan Live In Society)

Baca Juga:

 

 

 

Oleh : Hendro Susilo*)

 

 

SOLO, MENARA62.COM – Kamis, 12 Januari 2023 merupakan hari pertama kegiatan Live In Society 2023 bagi siswa kelas X SMA Muhammadiyah Program Khusus Kottabarat Surakarta. Program yang memiliki tujuan sebagai proses penanaman jiwa dan karakter humanis religious serta problem sorver ini diikuti oleh 97 siswa kelas X. Desain kegiatan Live In Society tahun ini, sekolah melirik lokasi di dusun Pancot, desa Kalisoro Tawangmangu. Selama 3 (tiga) hari, siswa berproses melakukan pengamatan dan melakukan kegiatan-kegiatan yang bersifat sosial kemasyarakatan

Rangkaian kegiatan Live In Society, diawali dengan kunjungan ke Balai Besar Penelitian Dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional di Tawangmangu. Kunjungan ini membuka wawasan dan pemaknaan gerakan membangun sumber daya manusia yang sehat dan unggul. Melalui tema tanaman obat dan jamu tradisional, siswa mendapatkan informasi kegiatan dari hulu sampai ke hilir proses penelitian dan pengembangan tanaman obat yang akan dimanfaatkan untuk masyarakat.

Proses penelitian jenis tanaman obat, pembudidayaan, proses pasca panen sampai pada pembuatan ekstrak untuk obat dilakukan di balai ini, bahkan balai ini memiliki klinik sebagai tempat untuk mengobati pasien. Proses hulu sampai hilir yang dilakukan di Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat ini memberikan wawasan dan motivasi kepada siswa dalam hal melakukan inovasi-inovasi untuk kemajuan kehidupan masyarakat.

Sebagai proses pendidikan, siswa diajak berkeliling ke dalam laboratorium dan lahan-lahan tempat pengembangan budidaya tanaman obat. Kegiatan pengamatan siswa di lapangan terkait kegiatan-kegiatan di balai besar mampu memberikan gambaran konkrit, dimulai dari penelitian sampai pembuatan produk. Berikut, penulis cuplikan hasil wawancara dengan siswa  untuk menggambarkan sudut pandang siswa di kegiatan Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional.

 

“Dari kegiatan tersebut, saya termotivasi untuk terus belajar dan memperdalam ilmu dengan kemampuan riset yang harus dkembangkan. Dalam forum tanya jawab, saya memanfaatkan forum tersebut untuk bertanya sesuatu yang mengganjal dalam pikiran saya. Saya bertanya, apa beda obat tradisional dan obat modern,” ujar Wafi. Dijelaskan pengelola bahwa obat tradisional itu dosisnya besar dan butuh waktu lama dalam pemuliahan, tetapi efek samping sedikit. Sedangkan, obat modern itu pemulihan lebih cepat, dosis kecil tetapi efek sampingnya banyak”. Demikian, ujar Wafi ketika saya wawancara.

Penulis menangkap hal betapa kunjungan siswa ke Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional memberikan makna yang mendalam bagi siswa. Bahwasanya, kegiatan penelitian, pemeliharaan dan budidaya sumber daya alam, dan pemanfaatan untuk kesejahteraan masyarakat adalah tugas-tugas mulia kemanusiaan. Tugas mulia kemanusiaan ini salah satu amanat Allah kepada kita selaku khalifah di muka bumi. Sungguh beruntung siswa dapat belajar di Balai Besar ini, selain wawasan kegiatan riset (penelitian) sampai pada pembuatan produk dari tanaman (hulu-hilir), siswa juga dapat merefleksikan tentang tugas-tugas kemanusiaan. Pengelolaan sumber daya alam untuk kemaslahatan adalah bagian dari proses pendidikan akhlak (karakter) siswa sebagai wujud mengaplikasikan tugas kemanusiaan sebagai khalifah di muka bumi. Semoga siswa bisa menyerap nilai-nilai tersebut dalam kegiatan ini.

Setelah dari Balai Besar, siswa melanjutkan kegiatan di dusun Pancot, Kalisoro Tawangmangu. Kedatangan siswa di dusun ini disambut hangat oleh warga di sebuah Masjid sebagai tempat pertemuan awal dan silaturahmi bersama warga. Warga berkumpul dan bercengkerama bersama warga sekolah untuk membincangkan kegiatan-kegiatan siswa selama (tiga) 3 hari di dusun ini. Kepala lingkungan dusun ini menyiapkan sejumlah 26 keluarga sebagai tempat siswa berkegiatan bersama warga. Gambaran kegiatan secara menyeluruh disosialisasikan pada kesempatan tersebut sambil pengenalan pada keluarga “orang tua asuh” siswa .

Setelah proses sosialisasi kegiatan dan pengenalan “orang tua asuh”, siswa langsung menuju rumah “orang tua asuh” untuk berkegiatan bersama di rumah, membantu serta berbincang-bincang terkait pola interaksi, hubungan sosial kemasyarakatan, budaya masyarakat sekitar sampai pada kegiatan ekonomi warga. Proses ini memberikan pengalaman pada siswa untuk mengamati fenomena sosial kemasyarakatan.

Termasuk kegiatan sosial TPA (Taman Pendidikan Al-Quran) di dusun ini, menjadi perhatian dari siswa. Secara berkelompok, siswa terjun langsung kelapangan dengan menjadi pengajar TPA di dua masjid dusun Pancot. Siswa mempersiapkan materi yang dapat diaplikasikan sehari-hari oleh santri seperti doa-doa harian. Interaksi yang saya amati selama proses pendidikan TPA sangat dinamis, santri begitu antusias untuk aktif menirukan bacaan bahkan aktif maju ke depan untuk hafalan doa dan bacaan ayat Qur’an. Pengelolaan dinamika pembelajaran TPA menjadi modal penting bagi siswa kelas X untuk melihat dan merasakan sendiri proses-proses pemberdayaan dan peningkatan kualitas sumber daya insani. Pengalaman mengelola kegiatan pun, siswa dapatkan langsung dari proses pendidikan di TPA seperti lomba cerdas cermat, lomba adzan dan sebagainya.

Kegiatan “PK Mengajar” pun menjadi pengalaman menarik yang siswa lakukan. Nada, siswa kelas X yang ikut mengajar memberikan keterangan bahwa persiapan untuk mengajar di SDN 3 Kalisoro, “kami menyiapkan materi tentang hak dan kewajiban warga negara di kelas 6 SD”. Nada, mengungkapkan interaksi yang terjadi di kelas beragam. Ada yang aktif, ada yang pasif dan ada yang harus didorong agar mau aktif. Melihat hal tersebut, tim mengajar melakukan ice breaking dan kuis berhadiah untuk merangsang siswa agar aktif dalam pembelajaran. Pengalaman ini memberikan wawasan kepada siswa bahwa dalam kegiatan pengelolaan sumber daya insani memerlukan kesabaran dan kecerdasan untuk memotivasi siswa dikarenakan potensi dan minat siswa yang beragam.

Kegiatan lain, siswa melakukan kerja bakti untuk membersihkan lingkungan sekitar. Kerja bakti dipusatkan pada 3 tempat antara lain Masjid, lingkungan pendopo dan perpustakaan SDN 3 Kalisoro. Kerja bakti membersihkan lingkungan merupakan bagian kegiatan dalam pengabdian kepada masyarakat. Dalam proses ini, siswa belajar untuk menjadi pribadi yang bermanfaat untuk orang lain dan lingkungan. Memberikan sumbangsih pemikiran dan tenaga untuk kebaikan, menjadi makna yang tersirat dalam kegiatan tersebut. “Dan sebaik-baiknya manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya”, demikian dalil yang menjadi motivasi. Siswa berperan sesuai kemampuan masing-masing dalam melakukan kegiatan pengabdian tersebut.

Dengan bekerjasama dengan LAZISMU Surakarta, program Live In Society mengadakan juga pengobatan dan pengecekan kesehatan masyarakat secara gratis

Di hari terakhir pun, siswa masih melakukan kegiatan yang memberikan manfaat untuk orang lain. Dengan bekerjasama dengan LAZISMU Surakarta, program Live In Society mengadakan juga pengobatan dan pengecekan kesehatan masyarakat secara gratis. Dalam proses ini, siswa bersama guru membantu proses teknis pelaksanaan, sementara untuk pengecekkan kesehatan dilakukan oleh tim medis dari LAZISMU Surakarta. Kesehatan masyarakat menjadi salah satu unsur dalam membangun sumber daya manusia yang unggul. Dalam kegiatan ini, dapat memberikan pengalaman dan wawasan kepada siswa bahwa kesadaran akan kesehatan dan meningkatkan kesehatan masyarakat menjadi penting untuk dibangun jika menginginkan kualitas masyarakat unggul.

Dari kegiatan awal sampai akhir, saya mencoba memberikan kesimpulan dan makna yang tersirat dalam kegiatan Live In Society 2023  yang dilakukan SMA Muhammadiyah Program Khusus Kottabarat. Proses pengenalan kegiatan dari hulu-hilir yang dilakukan Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional memberikan motivasi dan gambaran jelas tentang proses riset pengembangan sampai pada pembuatan produk dan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Ini memberikan pendidikan bagi siswa untuk senantiasa memiliki etos ilmu dan etos amal yang baik dalam menjalani kehidupan ini.

Pengalaman langsung berinteraksi dengan masyarakat-pun,  menjadi pengalaman berharga. Bertugas menjadi imam dan memberikan tausiyah (kultum) di masjid masyarakat yang dilakukan siswa, memberikan pengalaman menarik. Proses pendidikan dengan pendekatan dakwah kepada masyarakat melalui masjid, membawa efek kebermanfaatan ganda dari sisi siswa maupun masyarakat. Dalam praktik tersebut, pendekatan humanis religius terjadi dalam prosesnya. Termasuk proses pengamatan interaksi sosial dan kegiatan  memberikan sumbangsih pemikiran serta tenaga yang dilakukan siswa,  menjadi modal untuk menjadi orang yang bermanfaat. Semoga proses ini bisa mengakselerasi pembentukan intelektual-plus dan mendorong terbentuknya manusia muslim yang berkualifikasi ulul albab yang senantiasa memikirkan penciptaan alam dan memahami sifatnya, manfaatnya serta tidak melakukan kerusakan alam sekitarnya.

*)SMA Muhammadiyah Program Khusus Kottabarat Surakarta

 

 

 

- Advertisement -

Menara62 TV

- Advertisement -

Terbaru!