SOLO, MENARA62.COM – Wirausaha Merdeka (WMK) Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) saat ini telah menuju tahap akhir yaitu tahap Immersion atau tahap presentasi produk prototipe. Pada tahap ini, mahasiswa mempresentasikan produk prototype di hadapan dosen pembimbing lapangan, pengelola WMK, serta perwakilan pihak Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI) yang berlangsung di Adhiwangsa Hotel & Convention pada Sabtu (23/11/2024).
Kegiatan yang bertajuk “Peningkatan Kompetensi Kewirausahaan Mahasiswa Melalui Program Wirausaha Merdeka” dihadiri 520 peserta dari 17 Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta yang telah terbagi ke dalam 104 kelompok.
Presentasi ini juga akan menjadi bahan penilaian kelayakan produk peserta untuk mendapatkan pendanaan guna pemasaran dan pendaftaran Hak Kekayaan Intelektual (HAKI) produk.
Ketua Pelaksana WMK UMS 2024, Ir. Dr. Suranto, M.M., S.T., dalam wawancara terpisah menyampaikan bahwa dalam presentasi peserta akan melalui penilaian dengan 3 variabel dan 7 poin penilaian.
“Dari 3 variabel indikator penilain ada 7 poin yang dinilai misalkan ada kaitannya dengan SDGs (Sustainable Development Goals), kaitannya dengan kelayakan produk, desainnya, ide, keunikan lokal, pembiayaannya, kemudian juga terkait pemasarannya, prospek apa tidak,” ujar Suranto.
Suranto juga menyampaikan akan ada sejumlah pendanaan kepada peserta yang telah selesai dan dinyatakan layak dalam proses presentasi dan penilaian prototype produk, dengan besaran Rp. 5.000.000,00 – Rp. 7.000.000,00 untuk melakukan pengembangan dan pemasaran produk di berbagai platform, sekaligus juga pendaftaran HAKI produk.
Dr. M. Fahmi Johan Syah, S.Pd., M.Pd selaku pengelola WMK 2024 menyampaikan dalam sambutannya bahwa kegiatan ini bukanlah pitching namun pengembangan produk prototipe dari masing-masing kelompok.
“Proses di mana mahasiswa menyampaikan idenya beserta segala teknisnya dan apakah usahanya itu bisa dijalankan atau tidak,” ujar Fahmi.
Founder Eclub.co.id Bryan Erfanda Putra dalam sambutannya menyampaikan pentingnya penguatan keterampilan individu dalam menjalankan bisnis, sehingga usaha yang telah dibangun tidak mengalami kebangkrutan.
“Kalau pengusaha yang bagus, mau menjalankan usaha seburuk apapun pasti akan jalan usahanya, tapi kalau sayanya (pengusaha) yang tidak memiliki jiwa kewirausahaan yang baik maka sebagus apapun usahanya pasti akan bangkrut,” ujar Bryan. (*)