BANJARNEGARA, MENARA62.COM — Ahad (29/10/2017), Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Tengah (Jateng) mengadakan Rapat Kerja Wilayah (Rakerwil) ke III Lembaga Pengembangan Cabang dan Ranting (LPCR) PWM Jateng dengan tuan rumah Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Banjarnegara. Rakerwil itu digelar di Panti AsuhanYatim ‘Aisyiyah Cabang Blambangan, Banjarnegara.
Rakerwil tersebut dihadiri 104 utusan dari 32 LPCR PDM se-Jateng, dan juga dihadiri oleh PP LPCR, PP LSBO dan Wakil Ketua PWM Jateng Prof Dr H Daelamy SP.
Acara dimulai dengan tertib dan lancar, acara dimulai dengan pembukaan yaitu sambutan Drs A Mubashyir Ali MSi dari PDM Banjarnegara menyampaikan, pengembangan cabang dan ranting itu harus terus-menerus dilakukan. Caranya, baik melalui pengajian atau pembinaan jamaah, secara tidak langsung juga perlu melibatkan Angkatan Muda Muhammadiyah (AMM) dalam kegiatan-kegiatan tersebut.
“AMM juga perlu disibukkan dengan kegiatan-kegiatan cabang dan ranting. Bidang-bidang yang lain juga perlu melibatkan AMM,” ujarnya.
Diakhir sambutannya, Mubashyir menyampaikan terimakasih kepada LPCR PWM Jawa tengah yang sudah mempercayakan PDM Banjarnegara untuk menjadi tuan rumah rakerwil ke III. “Terimakasih kepada seluruh LPCR PDM se Jawa Tengah yang sudah berkenan hadir di Banjarnegara,” ujarnya.
Strategi
Dr Suwarno MSi, Ketua LPCR PWM Jateng mengungkapkan tentang tujuan dari tema rakerwil ke III “Penguatan Cabang dan Ranting Berbasis Seni, Budaya dan Olahraga” . “Kenapa mengambil kata seni, budaya dan olahraga, karena cabang dan ranting merupakan ujung tombak dari pengkaderan, banyak AMM yang berada di tingkat cabang dan ranting, mereka perlu digandeng untuk memperkuat cabang dan ranting, dengan cara apa menggandeng mereka yaitu melalui kegiatan olahraga dan seni, karena kedua bidang tersebut para AMM banyak yang menyukai,” ujarnya.
Hadir juga dalam rakerwil tersebut Wakil Ketua Pembina LPCR PWM Jawa Tengah Prof Dr HM Daelamy SP. Ia menyampaikan, dalam bermuhammadiyah harus mempunyai niat yang tulus dengan penuh keyakinan dalam mengembangkan cabang dan ranting. Daelamy menyampaikan tips agar ranting dan cabang Muhammadiyah menjadi satu kekuatan, kekuatan ekonomi, politik, kesehatan maupun kekuatan yang lainnya.
“Ketika tidak ada kekuatan tersebut, maka akan terseret-seret, cukuplah kekuatan tersebut kecil tapis solid, perlu menghilangkan ego sektoral yang masih melekat ditiap bidang, semangat dalam ngopeni (menghidupi, red) Muhammadiyah,” ujarnya.
Daelamy diakhir sambutannya berpesan, peran AMM atau Kader Muhammadiyah harus mampu bersaing di dunia internasional dengan memanfaatkan kesempatan yang ada, serta didukung orangtua. Menurutnya, ada tiga syarat untuk membangun kekuatan di ranting dan cabang Muhammadiyah. “Ranting harus hidup, ada pengajian atas nama organisasi dan pengurus rajin rapat dengan dihadiri mayoritas anggota,” ujarnya.
Saat menyampaikan materi, Dr Mutiullah MHum, anggota LPCR Pimpinan Pusat mengungkapkan ada enam aspek penting. Yaitu, pertama, pembinaan jamaah (masjid yang makmur, pengajian rutin dikelola dengan baik, Muhammadiyah menjadi rujukan cara ibadah, loyalitas atau komitmen, Korp Mubaligh Muhammadiyah, dll). Kedua, manajemen organisasi (leadership, SDM dan keuangan). Ketiga, kaderisasi dan partisipasi anak muda (AMM), Keempat, pemberdayaan ekonomi persyarikatan, warga dan masyarakat. Kelima, memiliki AUM unggulan sebagai cermin Muhammadiyah yang berkemajuan (Kreatif,inovatif, solutif). Keenam, daya pengaruh dan penguasaan media.
Presentasi materi kedua disampaikan Ketua LSBO PP Muhammadiyah, Drs Sukriyanto AR MHum. Menurutnya, perlu menjadikan seni budaya dan olahraga sebagai sarana mendinamisasi dan kreatifisasi di cabang dan ranting, serta melibatkan anggota khususnya anak muda dalam berbagai grup-grup seni budaya dan olah raga. Ada bererapa program penguatan budaya dan olahraga, yang pertama dengan kaderisasi dan pengembangan SDM berwawasan seni dan budaya di cabang dan ranting. Kedua, melakukan kajian strategis menghadapi tantangan budaya kontemporer. Ketiga, pengorganisasian SDM (anak-anak muda berbakat seni, olah raga dan pengelola wisata), dan pengembangan jaringan kerjasama. Keempat, membentuk grup-grup kesenian dan club-club olahraga di tiap cabang dan rantin. Kelima, dakwah lewat festival seni budaya dan pemutaran film dakwah di cabang dan ranting.
Acara terakhir dalam rakerwil tersebut adalah pemilihan koordinator tiap eks karesidenan, yaitu eks Karesidenan Banyumas, eks Karesidenan Kedu, eks Karesidenan Pati, eks Karesidenan Pekalongan, Karesidenan Semarang, dan Karesidenan Surakarta. Tujuan dibentuknya koordinator tersebut untuk memudahkan koordinasi dan laporan program LPCR se Jawa Tengah.
Informasi rakerwil ke 4 akan dilaksanakan bulan April 2018 di Kabupaten Sukhoharjo.
Penulis: M Alfian N Azmi