JAKARTA, MENARA62.COM – Pemerhati pendidikan dari Center for Regulations and Development Analysis Indra Charismiadji mengatakan mutu sekolah swasta di Indonesia sangat memprihatinkan. Dari sekian banyak sekolah swasta di Indonesia, hanya sebagian kecil yang memiliki mutu sangat bagus, diatas sekolah negeri (sekolah yang dikelola pemerintah).
“Sekolah swasta itu memiliki ciri khas tersendiri, di kelola secara sendiri. Tetapi faktanya banyak sekolah swasta yang kacau,” kata Indra dalam diskusi bertema Sekolah Swasta, Masihkah Diperlukan? yang digagas Center for Regulations and Development Analysis di Jakarta, Selasa (10/12/2019).
Hal tersebut menurutnya tak lepas dari regulasi yang diberlakukan oleh pemerintah. Dimana regulasi yang diterapkan kepada sekolah swasta, disama ratakan dengan sekolah negeri. Padahal dari sisi anggaran dan pengembangan, pemerintah tidak banyak memberikan bantuan kepada sekolah swasta.
Buruknya sekolah swasta lanjut Indra juga tidak lepas dari input siswanya. Di Indonesia, anak-anak yang tidak lolos di sekolah negeri, kemudian mengambil sekolah di swasta. Artinya siswa dengan kemampuan terbatas hanya memiliki pilihan untuk sekolah di swasta. Padahal semestinya tidak demikian.
“Di negara-negara lainnya, sekolah negeri diperuntukkan untuk semua siswa dan gratis. Sedangkan sekolah swasta diperuntukkan untuk siswa dari keluarga yang mampu,” lanjut Indra.
Menurutnya, seharusnya pemerintah memberikan kebebasan kepada sekolah swasta untuk berkreasi, yang penting tidak melenceng. Mereka membutuhkan kebebasan untuk berkreativitas dan pembaruan. Pemerintah tidak perlu mengatur swasta secara mendetail seperti sekolah negeri.
“Yang terjadi sekarang kan seperti itu, sampai zonasi saja swasta harus ikut seperti negeri,” tukas Indra.
Kondisi sekolah seperti sekarang ini menurut Indra menjadi tugas berat Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim.
Indra juga mengingatkan besarnya peran sekolah swasta dalam meningkatkan akses pendidikan anak-anak Indonesia. Swasta telah mengambil peran tersebut sejak sebelum kemerdekaan, sebut saja Taman Siswa.
