JAKARTA, MENARA62.COM – Aliansi Kebangsaan melanjutkan komitmennya untuk memberikan bantuan dana penelitian melalui program Dana Darma Pancasila batch 2. Program ini adalah bentuk dukungan kepada kalangan intelektual dalam rangka pengembangan kajian keilmuan yang terkait dengan tiga ranah Pancasila yakni tata nilai, tata kelola, dan tata sejahtera.
Pada program Dana Darma Pancasila bacth 2, tercatat 11 mahasiswa lolos dalam seleksi dan berhak mendapatkan bantuan dana penelitian dari Aliansi Kebangsaan dengan rincian 8 orang merupakan mahasiswa program doctoral (S3), dan 3 orang mahasiswa program magister (S2). Mereka berasal dari Universitas Negeri Semarang, Universitas Negeri Malang, Universitas Pendidikan Indonesia, Universitas Malaya, S2, IPB University 2 orang, Universitas Andalas. UMY, ITB, dan Universitas Hasanudin. Tiga orang meneliti di ranah tata nilai, satu orang di ranah tata kelola dan 7 lainnya di ranah tata sejahtera.
Para penerima beasiswa penelitian Dana Darma Pancasila ini selanjutnya mengikuti kegiatan Pelatihan Tiga Ranah Pancasila yang digelar di Jakarta pada Rabu (26/2/2025). Untuk program magister, nilai bantuan penelitian Rp10 juta dan untuk program doctor Rp17,5 juta.
Dalam sambutannya Ketua Aliansi Kebangsaan Pontjo Sutowo mengatakan ide pemberian beasiswa penelitian Dana Darma Pancasila adalah untuk lebih membumikan Pancasila. Karena sejauh ini pengamalan Pancasila baru sampai level mitos bahwa Pancasila itu penting. “Tetapi itu saja tidak cukup, Pancasila harus jadi logos, pengetahuan. Bagaimana sih kerjanya Pancasila itu,” ujar Pontjo.
Jika Pancasila sudah menjadi logos, maka nantinya bisa mempengaruhi perilaku, menjadi etos kerja. Selama belum menjadi etos maka akan sulit kita melihat dampak dari Pancasila.
“Dalam konteks seperti itu maka Aliansi Kebangsaan membuat satu lembaga khusus Dana Darma Pancasila. Kami mengumpulkan teman-teman pengusaha untuk mengumpulkan dana guna mewujudkan niat mengkonversi Pancasila dari mitos menjadi logos,” lanjutnya.
Untuk mengaplikasikan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, kata Pontjo harus dalam tiga ranah yakni ranah tata nilai, tata kelola dan tata sejahtera. Tiga ranah ini harus dilakukan bersama-sama dan saling keterkaitan antar ketiganya.
Mengapa tiga ranah ini penting? Ponto menilai untuk mengukur keberhasilan pembangunan, tidaklah cukup dengan angka-angka ekonomi saja baik itu pertumbuhan maupun inflasi, tetapi juga harus diukur melalui tiga ranah. “Apakah nilainya berkembang baik, apakah pembangunan spiritualnya maju, atau jalan di tempat. Juga ketika dilihat dari tata kelola, apakah kita makin organized atau sebaliknya. Dan apakah benar masyarakat adil makmur sudah tercapai,” katanya.
Ia berharap batch berikutnya akan semakin banyak pengusaha yang ambil bagian dalam program Dana Darma Pancasila, sehingga jumlah kandidat peserta beasiswa penelitian akan meningkat. Para kandidat ini nantinya yang akan memberikan stimulasi bagi daerah masing-masing terkait Pancasila.
“Sejarah membuktikan bahwa partisipasi masyarakat adalah kunci keberhasilan program. Kami berharap para kandidat ini dapat menjadi mentor di bidang masing-masing, sehingga pada akhirnya Pancasila dapat menjadi working ideologi, menjadi budaya kerja,” tambah Pontjo.
Senada juga disampaikan wakil penanggungjawab program Dana Darma Pancasila, Prasetijono Widjojo. Ia mengatakan untuk menjadikan Pancasila menjadi ideologi kerja, perlu didukung oleh penelitian-penelitian sehingga betul-betul akan memperkuat dari sisi ilmu pengetahuannya.
“Selain itu juga bagaimana kemudian ilmu pengetahuan ini dilakukan pendalaman dan pengayaan dalam Pancasila, untuk menjembatani antara nilai yang akan kita terapkan dengan action, dengan apa yang kita kerjakan dalam rangka membangun negara dan bangsa,” katanya.
Menurutnya, para cendekiawan ini tidak bekerja dalam ruang yang vakum, tetapi dalam situasi yang terus bergerak. Dan ini menjadi tantangan kalangan perguruan tinggi sebagai lembaga yang menghasilkan para pemikir.
Ia juga berharap kontribusi pengusaha dalam program Dana Darma Pancasila akan semakin meningkat sehingga akan semakin banyak menjangkau orang-orang yang melakukan pengayaan, pengembangan, dan pendalaman Pancasila dari sisi keilmuan.
Tahun ini terdapat 56 proposal yang berasal dari 30 perguruan tinggi yang masuk ke tim penyelenggara. Dari 56 proposal, terpilih 11 proposal yang lolos bantuan dana penelitian Dana Darma Pancasila batch 2. Jumlah tersebut meningkat dibanding Dana Darma Pancasila bacth 1 yang memberikan hibah dana penelitian bagi 9 mahasiswa.
Sementara itu, Nurhamid, mahasiswa Universitas Negeri Malang menyampaikan kegembiraannya bisa lolos pendanaan program Dana Darma Pancasila batch 2. Menurutnya lolos dana hibah penelitian, tak sekadar memperoleh dukungan dana, lebih dari itu ia juga semakin paham bahwa ada lembaga yang sangat. Konsen terhadap nilai-nilai Pancasila.
“Selama ini saya hanya tahu BPIP. Tetapi ternyata ada Aliansi Kebangsaan yang beranggotakan orang-orang, akademisi, pengusaha yang sangat konsen terhadap pengembangan Pancasila,” katanya.