SURAKARTA, MENARA62.COM–SMA Muhammadiyah Program Khusus (PK) Kottabarat Surakarta menggelar Kelas Inspirasi: Menjadi Enterpreneur Muda dan Aktivis Sosial bersama Triana Rahmawati, aktivis
terbaik Bakti Nusa 4 Universitas Negeri Surakarta.
Kegiatan yang diikuti oleh 43 siswa yang tergabung dalam IPM (Ikatan Pelajar Muhammadiyah) ini dilangsungkan di Aula SMA Muhammadiyah Program Khusus (PK) Kottabarat Surakarta, Jumat (24/03/2017).
Tujuan diadakannya acara ini adalah untuk mengedukasi siswa tentang pentingnya memiliki mental entrepreneur muda sekaligus memberi inspirasi bagi siswa agar lebih bersemangat dalam berorganisasi dan melakukan kegiatan di sekolah.
Ganda Setya Gunawan, Koordinator Kesiswaan SMA Muhammadiyah PK menerangkan, “Kegiatan ini bertujuan untuk menginspirasi anak-anak agar lebih bersemangat dalam berkarya, produktif, dan nantinya mereka bisa mengaplikasikan dalam kegiatan-kegiatan di sekolah maupun kehidupuan masyarakat. Terlebih anak-anak yang ikut kegiatan ini adalah mereka yang tergabung dalam IPM, yaitu organisasi internal sekolah yang membawahi organisasi-organisasi lain.”
“Harapan jangka panjangnya yaitu siswa-siswa bisa memiliki mental entrepreneur (wirausaha) dan mengedepankan jiwa sosial. Kita mencoba menanamkan jiwa/mental wirausaha ini kepada mereka sejak dini, agar saat lulus SMA nanti mereka lebih terbantu di dalam menentukan arah kariernya.”
Dalam acara tersebut, Triana berbagi cerita inspiratifnya kepada siswa-siswi SMA Muhammadiyah PK Kottabarat saat menjadi mahasiswa, entrepreneur muda, dan aktivis sosial. Menurutnya, menjadi seorang aktivis sosial sekaligus enterpreneur muda adalah sebuah pilihan yang tepat dan panggilan jiwa.”
“Bagi saya, kebahagiaan yang tak terhingga adalah saat kita bisa bermanfaat dan berbagi untuk sesama. Berbagi apapun itu, yang penting bisa memberi manfaat untuk orang lain.”
Perempuan asal Palembang ini juga merupakan pelopor berbagai gerakan sosial, seperti rumah schizofren bagi para penderita schizofrenia, sedekah botol bagi masyarakat kurang mampu yang ingin berobat, dan masih banyak gerakan lain yang digagas oleh Triana. Dengan menjadi aktivis sosial, Triana merasa tidak terbebani. Justru hal ini bisa melatihnya untuk berjiwa mandiri dan siap menghadapi segala tantangan yang ada. Ia mencoba menanamkan hal ini kepada para siswa yang menjadi peserta kelas inspirasi tersebut.
Triana menekankan, “Dengan banyaknya tanggung jawab yang kita emban maka hal ini akan semakin melatih diri kita untuk lebih siap manakala ada masalah yang dihadapi.”
Triana memiliki pengalaman istimewa saat menjadi aktivis, yaitu ia menjadi tamu peserta kehormatan yang diberi kesempatan untuk menaiki kapal perang TNI AU dan berkeliling pulau-pulau di Indonesia secara gratis selama 1 bulan penuh. Selain itu, ia juga memiliki pengalaman berkunjung ke berbagai negara dalam rangka student exchange. Triana membagikan semua pengalamannya ini kepada semua peserta kelas inspirasi tersebut. Mereka, anak-anak IPM, sangat antusias dalam mengikuti acara ini. Sesekali mereka juga melontarkan pertanyaan kepada Triana.
“Mbak, gimana sih caranya agar kita bisa membagi waktu antara belajar dan berorganisasi?” tanya Muhammad Maulana Isa, Ketua IPM SMA Muhammadiyah PK Kottabarat Surakarta.
Triana dengan sabar menjawab satu persatu pertanyaan dari peserta kelas inspirasi tersebut. “Yang pasti kita harus punya manajemen waktu yang baik. Dengan ikut organisasi berarti kita memiliki tanggung jawab lebih, yang
awalnya kita hanya belajar di kelas maka dengan ikut organisasi maka kita harus pandai dalam membagi waktu agar semua bisa berjalan beriringan. Intinya harus punya prioritas dan majamen waktu yang baik. Tentunya yang bisa mengatur semua itu ya diri kita sendiri.”
Selain memberi cerita inspiratif, Triana juga memberikan arahan kepada para peserta tentang manajemen sebuah organisasi yang baik. Siswa-siswi dibagi ke dalam beberapa kelompok berdasarkan bidang mereka. Di antaranya yaitu bidang kesekretariatan, bidang litbang, bidang humas, bidang keuangan, bidang kewirausahaan, dan bidang ilmu pengetahuan.
Dengan kegiatan semacam ini, sekolah berharap siswa akan lebih mandiri dan siap ketika menghadapi masalah dan tantangan zaman yang semakin kompleks.