28.9 C
Jakarta

Warga Muhammadiyah Harus Dilindungi

Intoleran yang Menjadi Ancaman Pembunuhan

Baca Juga:

JAKARTA, MENARA62.COM — Warga Muhammadiyah Harus Dilindungi. Partai Ummat sangat menyesalkan pernyataan ancaman pembunuhan yang diungkapkan peneliti BRIN, mengingat sebelumnya tidak pernah ada yang secara terang-terangan melakukan ungkapan serupa kepada Muhammadiyah khususnya, terkait dengan perbedaan penentuan awal dan akhir Ramadhan. Ini adalah pertama kalinya, sebuah lembaga milik Pemerintah bernama BRIN merekrut peneliti yang ternyata cenderung memiliki sifat psikopat.

Pernyataan ini terkait dengan fakta adanya ancaman pembunuhan secara terbuka yang dilakukan oknum BRIN (Badan Riset dan Inovasi Nasional) terhadap warga Muhammadiyah.  Ancaman itu dilakukan melalui akun media sosial milik pelaku.

Dalam siaran pers Partai Ummat yang diterima redaksi pada Senin (24/4/2023) ini, disebutkan juga, Muhammadiyah di satu sisi memiliki peran penjaga moral dan penjaga spiritual negara. Bahkan, Muhammaidyah merupakan mitra Pemerintah dalam sisi lainnya misalnya Pendidikan, Kesehatan, Sosial, dan sebagainya. Namun Muhammadiyah yang sudah diakui sejarah menjadi pendiri dan penjaga negeri ini, kadang dianggap berbeda posisi dengan sikap Pemerintah akibat sikap kritis dan konsistensi keagamaannya itu. Salah satunya, soal penentuan awal dan akhir Ramadhan.

Siaran pers yang dilansir Mustofa Nahrawardaya, Humas Partai Ummat ini menyebutkan, sejak berdirinya, Muhammadiyah memiliki ritual tegas soal penentuan awal dan akhir Ramadhan. Penentuan tersebut jelas mempengaruhi cara beribadah warga Muhammadiyah yang berkemajuan. Oleh karena itu, setiap tahun Muhammadiyah rutin mengeluarkan maklumat terkait penentuan awal akhir Ramadhan dan juga 1 Dzulhijjah, dalam rangka mengikat warganya agar beribadah tetap pada jalur garis lurus keagamaannya sesuai manhaj Muhammadiyah. Tradisi ini berjalan hingga sekarang.

Intoleran

Sebagai negeri yang menggaung-gaungkan prinsip toleransi tinggi, Mustofa mengatakan, aneh rasanya kemudian jika ada ASN (Aparatur Sipil Negara) yang bekerja di sebuah lembaga, dimana di dalamnya bekerja para intelektual dan peneliti nasional bernama BRIN. Apalagi kejadian ini terkait dengan ketaksetujuan perbedaan keyakinan inter-Ummat Islam sendiri, sehingga peristiwa ini sangat memalukan, sekaligus sangat mengkhawatirkan.

Kejadian ancaman pembunuhan satu-satu terhadap warga Muhammadiyah ini, bukan berdiri sendiri, namun diduga keras merupakan hasil dari rangkaian panjang. Mulai dari sikap oknum Kepala Daerah yang secara Intoleransi menolak pemakaian asset negara untuk dipakai shalat warga Muhammadiyah, hingga pernyataan provokatif bekas Kepala LAPAN (Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional) yang kini juga menjadi peneliti di BRIN, Prof Dr Thomas Djamaluddin MSc. Sebelum muncul ancaman pembunuhan, Thomas Djamaluddin menuduh Muhammadiyah tidak taat kepada Pemerintah, namun ingin memakai lapangan untuk Shalat Idul Fitri. Pernyataan Thomas ini sangat berbahaya.

Untuk itu, Partai Ummat secara tegas menyatakan tidak ingin membiarkan Muhammadiyah menjadi korban dari rencana-rencana jahat oknum-oknum AS di BRIN. Pasalnya, pernyataan ASN-ASN semacam itu tidaklah pantas dilakukan dan tidak boleh ada sampai kapan pun. Pernyataan-pernyataan oknum BRIN, terbukti sudah sangat meresahkan publik.

Oleh karenanya, semua aset Muhammadiyah, termasuk tokoh dan warganya haruslah dijaga oleh segenap Ummat Islam agar ancaman pembunuhan yang direncanakan ASN di BRIN terhadap satu-satu warga Muhammadiyah tersebut tidak terjadi. Penjagaan ini penting, karena Muhammadiyah selama ini memiliki jejak rekam yang baik sebagai Ormas Islam di Indonesia maupun di dunia internasional. Jadi sudah sewajarnya dilindungi oleh segenap Ummat Islam di manapun berada.

Partai Ummat, dalam siaran pers itu juga mendesak agar seluruh personil peneliti yang ada di BRIN, juga diperiksa secara serius oleh Tim Independen. Langkah serius perlu dilakukan karena dikhawatirkan pengaruh dari sdr Prof Dr Thomas Djamaluddin MSc yang memprovokasi secara nyata, dan secara jelas diakui oleh pelaku pengancaman pembunuhan, bisa saja sudah mempengaruhi banyak peneliti lain di BRIN. Pemeriksaan ini dilakukan secara menyeluruh agar peneliti-peneliti di BRIN tidak menjadi pro kekerasan di waktu yang akan datang. Partai Ummat keberatan BRIN yang dibiayai negara, menjadi tempat menymai bibit pelaku ujaran kebencian bahkan kekerasan.

Partai Ummat, meminta kepada aparat kepolisian segera menangkap ASN yang mengancam membunuh satu-satu warga Muhammadiyah tersebut. Termasuk juga oknum  yang memprovokasinya dan jika diperlukan, aparat juga sekiranya memeriksa lingkungan komunitas pelaku, atau sirkel kehidupan pelaku, agar kejadian intoleransi semacam itu tidak diulang kembali.

 

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!