LOMBOK, MENARA62.COM — Rabu (1/8/2018), sudah masuk hari ketiga pasca bencana gempa bumi di Lombok. Di hari yang ketiga ini pula, MDMC Indonesia dalam hal ini One Muhammadiyah one Respons melaksanakan misi kemanusiaan tanggap darurat sebagai bagian dari program Indonesia Siaga.
Dari lokasi posko bencana gempa di Lombok, Indrayanto selaku Koordinator Tanggap Darurat MDMC Indonesia, mengabarkan operasi kegiatan ini, fokus pendampingan di tiga lokasi, di Dusun Karya, Desa Bawak Nao, Dusun Sajang, Desa Sajang, dan Dusun Bawak Nao Daya, Desa Bawak Nao, kecamatan Sembalun, Lombok Timur.
Kepada tim media Lazismu, Indrayanto mengatakan, sampai dengan hari ini, total sumberdaya relawan yang diterjunkan MDMC, sebanyak 65 personil. Jumlah ini antara lain berasal dari MDMC NTB, RS PKU Muhammadiyah Bima, RS PKU Muhammadiyah Lamongan, KRM NTB, dan kelompok mahasiswa KKN UMY.
Dari lokasi bencana (1/8/2018), Indra mengutarakan, situasi terkini di lokasi terdampak gempa di Lombok Timur dan Lombok Utara, masih terjadi gempa susulan. “Masyarakat belum berani tinggal di dalam rumah, hampir sebagian besar masyarakat tidur menggunakan tenda,” ujarnya.
Kendati banyak relawan di sana, kendala tetap ada. Terutama cuaca malam hari sangat dingin mencapai 12 derajat celcius. Meski tidur di dalam rumah, warga tetap harus mengenakan jaket, kaos kaki dan sarung tangan serta penutup kepala. Dengan berpakaian lengkap seperti itu, rasa dingin masih menyelimuti sekujur tubuh. Itu sebabnya, warga tidak cukup tidur, karena sering terganggu. Pasalnya, mereka harus tetap melawan rasa dingin.
Kendala lainnya, menurut Indrayanto, gempa susulan masih terus berlangsung. Rata-rata gempa yang cukup terasa biasanya 2-3 kali di malam hari, dan beberapa kali di siang hari.
Selain itu, Indrayanto menjelaskan, MDMC sudah berkoordinasi dengan pemerintah daerah dalam hal ini BPBD dan unsur pemerintah kecamatan dan desa terdampak. MDMC juga berkoordinasi dengan lintas lembaga seperti HFI.
Semua kegiatan penanganan darurat bencana MDMC, menurut Indrayanto, didukung sepenuhnya oleh lembaga amil zakat nasional, khususnya Lazismu, lembaga, majelis serta ortom di Muhammadiyah.
Dalam kelompok relawan, Indrayanto mengatakan, jadwal kegiatan berlangsung normal dari pagi hari sampai tengah malam. Di antaranya melapor ke posko induk sebagai cluster kesehatan. Di samping itu, relawan juga melapor kedatangan dan jumlah sumber daya. Relawan bertanggung jawab menerima penugasan lokasi pelayanan dan mengambil logistik obat dan berita kegiatan harian kegiatan tambahan.
Sementara itu, layanan kesehatan dari tim medis RS PKU Muhammadiyah Lamongan dan pendampingan di posko, juga masih berjalan sampai berita ini diturunkan. Sebagian relawan bersama warga melakukan proses penjernihan air bersih untuk keperluan sehari-hari.
Selain itu, ada kebutuhan yang masih perlu ditangani, sedangkan kebutuhan medis terutama obat & BHP sudah cukup terpenuhi lewat posko induk. “Beberapa saja yang belum terpenuhi. Seperti obat anti muntah untuk anak dan kebutuhan selimut masih sangat diperlukan,” ujarnya.
Untuk meringankan penderitaan korban bencana gempa lombok, menurut Indrayanto, Lazismu membuka dompet peduli Gempa Lombok.