26.1 C
Jakarta

Mengenal HAMKA

Prof Dr H Abdul Malik Karim Amrullah, pemilik nama pena Hamka (lahir di Nagari Sungai Batang, Tanjung Raya, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, 17 Februari 1908 – meninggal di Jakarta, 24 Juli 1981 pada umur 73 tahun). Ia merupakan ulama dan sastrawan Indonesia. Hamka, sering dipanggil Buya Hamka, juga dikenal sebagai jurnalis, penulis yang produktif, dan pengajar. Buya Hamka, pernah terjun dalam politik melalui Masyumi sampai partai tersebut dibubarkan oleh pemerintah Indonesia. Buya Hamka, merupakan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) pertama, dan aktif dalam Muhammadiyah sampai akhir hayatnya. Universitas al-Azhar dan Universitas Nasional Malaysia menganugerahkannya gelar doktor kehormatan, sementara Universitas Moestopo, Jakarta mengukuhkan Hamka sebagai guru besar. Namanya disematkan untuk Universitas Hamka milik Muhammadiyah dan masuk dalam daftar Pahlawan Nasional Indonesia. Nama besar ayahnya Abdul Karim Amrullah, langsung melekat pada diri Hamka. Perjalanan hidup, membawanya melakukan perjalanan jauh sendirian. Ia meninggalkan pendidikannya di Thawalib, Padang Panjang, Sumatera Barat, menempuh perjalanan ke Jawa dalam usia 16 tahun. Setelah setahun mengenal daerah perantauan, Hamka kembali ke Padang Panjang dan mulai membesarkan Muhammadiyah. Pengalamannya ditolak menjadi guru di sekolah milik Muhammadiyah, karena tak memiliki diploma dan kritik atas kemampuannya berbahasa Arab melecut Hamka pergi ke Mekkah untuk belajar. Dengan bahasa Arab yang dipelajarinya, Hamka mendalami sejarah Islam dan sastra secara otodidak. Kembali ke Tanah Air, Hamka mulai merintis karier sebagai jurnalis sambil bekerja sebagai guru agama paruh waktu di Medan, Sumatera Utara. Dalam pertemuan memenuhi kerinduan ayahnya, Hamka mengukuhkan tekadnya untuk meneruskan cita-cita ayahnya dan dirinya sebagai ulama dan sastrawan. Kembali ke Medan pada 1936 setelah pernikahannya, ia menerbitkan majalah Pedoman Masyarakat. Lewat karyanya Di Bawah Lindungan Ka’bah dan Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck, nama Hamka melambung sebagai sastrawan. Selama revolusi fisik, Hamka bergerilya bersama Barisan Pengawal Nagari dan Kota (BPNK) menyusuri hutan pengunungan di Sumatera Barat untuk menggalang persatuan menentang kembalinya Belanda. Pada 1950, Hamka membawa keluarga kecilnya ke Jakarta. Meski mendapat pekerjaan di Departemen Agama, Hamka mengundurkan diri karena terjun di jalur politik. Dalam pemilihan umum 1955, Hamka dicalonkan Masyumi sebagai wakil Muhammadiyah dan terpilih duduk di Konstituante. Buya Hamka melibatkan diri dalam perumusan kembali dasar negara. Sikap politik Masyumi yang menentang komunisme dan gagasan Demokrasi Terpimpin memengaruhi hubungannya dengan Sukarno. Usai Masyumi dibubarkan sesuai Dekret Presiden 5 Juli 1959, Hamka menerbitkan majalah Panji Masyarakat yang berumur pendek, dibredel oleh Sukarno setelah menurunkan tulisan Hatta—yang telah mengundurkan diri sebagai wakil presiden—berjudul “Demokrasi Kita”. Seiring meluasnya pengaruh komunis, Hamka dan karya-karyanya diserang oleh organisasi kebudayaan Lekra. Tuduhan melakukan gerakan subversif membuat Hamka diciduk dari rumahnya ke tahanan Sukabumi pada 1964. Ia merampungkan Tafsir Al-Azhar dalam keadaan sakit sebagai tahanan. Seiring peralihan kekuasaan ke Soeharto, Hamka dibebaskan pada Januari 1966. Ia mendapat ruang pemerintah, mengisi jadwal tetap ceramah di RRI dan TVRI. Ia mencurahkan waktunya membangun kegiatan dakwah di Masjid Al-Azhar. Ketika pemerintah menjajaki pembentukan MUI pada 1975, peserta musyawarah memilih dirinya secara aklamasi sebagai ketua. Namun, Hamka memilih meletakkan jabatannya pada 19 Mei 1981, menanggapi tekanan Menteri Agama untuk menarik fatwa haram MUI atas perayaan Natalbersama bagi umat Muslim. Ia meninggal pada 24 Juli 1981 dan jenazahnya dimakamkan di TPU Tanah Kusir, Jakarta.

Mengenal HAMKA

Prof Muchlas didampingi Utik Bidayati secara simbolis menyerahkan bantuan kepada mahasiswa Sumatera yang terdampak bencana. (foto : heri purwata)
YOGYAKARTA, MENARA62.COM -- Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta menyerahkan bantuan bagi 105 mahasiswa yang terdampak bencana Sumatera. Penyerahan bantuan secara simbolis dilakukan Rektor UAD, Prof Dr Muchlas MT di Museum Muhammadiyah Kampus 4 UAD, Senin (22/12/2025). Dr Utik Bidayati SE, MM, Wakil Rektor Bidang Keuangan, Kehartabendaan, dan Administrasi Umum, mengatakaan program UAD Peduli Bencana telah dipersiapkan bantuan dan didistribusikan untuk...
YOGYAKARTA, MENARA62.COM — Lembaga Lingkungan Hidup dan Penanggulangan Bencana (LLHPB) Pimpinan Pusat ’Aisyiyah menggelar Rapat Pimpinan (Rapim) di Villa Adem Ayem Taman Martani, Kalasan, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Sabtu–Ahad (20–21/12/2025). Kegiatan ini menjadi forum strategis untuk konsolidasi organisasi sekaligus pematangan arah program LLHPB ’Aisyiyah tahun 2026. Rapim diikuti oleh seluruh pimpinan LLHPB PP ’Aisyiyah yang berjumlah 15 orang dan dilaksanakan...
SOLO, MENARA62.COM – Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) melalui Tim Humas menggelar Sarasehan dan Koordinasi Pemberitaan UMS di Ruang Meeting B2 Edutorium KH. Ahmad Dahlan UMS, Senin (22/12). Kegiatan ini menjadi upaya strategis untuk memperkuat sinergi antara Humas dengan Fakultas, Direktorat dan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) dalam memasifkan pemberitaan kampus di media digital. Kepala Humas UMS, Dr. Budi Santoso, S.Sos., M.Si.,...
BANDUNG, MENARA62.COM - Smart birokrasi berbasis teknologi digital menjadi salah satu kebutuhan penting dalam peningkatan kualitas pelayanan publik. Menyikapi hal tersebut, Universitas Muhammadiyah (UM) Bandung menyelenggarakan kegiatan Kuliah Bareng Birokrat dengan tema “Smart Birokrasi: Berbasis Pelayanan Digital” yang berlangsung di Aula Lantai 2 UM Bandung pada (18/12/2025). Kegiatan ini menghadirkan dua pemateri, yakni Ganjar Setya Pribadi (Ketua Tim Evaluasi Teknologi...
SOLO, MENARA62.COM - Lembaga Pengembangan Persyarikatan, Pengkaderan, dan Alumni (LP3A) Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) kembali melaksanakan kegiatan silaturahmi, pendampingan, dan koordinasi penerima beasiswa kader UMS. Gedung Auditorium Mohammad Djazman UMS dipenuhi oleh sejumlah mahasiswa dari berbagai fakultas penerima program beasiswa tersebut.   Tujuan pembinaan ini dilakukan ialah menjadi forum pendampingan bagi mahasiswa selama menjalani masa pendidikan, menguatkan tanggung jawab mahasiswa terhadap...