25.6 C
Jakarta

IBM Bekasi: Membangun Kemitraan, Membangun Bangsa

Baca Juga:

BEKASI, MENARA62.COM — IBM Bekasi secara serentak menggelar penandatangan Perjanjian Kerja Sama (MoU) dalam satu kesatuan waktu dengan lembaga-lembaga yang fokus dalam entrepreneur yaitu Google School Indonesia (GOOSHI), Asosiasi Komunitas Marketing Indonesia (KOMISI), PT OASE Jejaring Teknologi (OJT), dan Musyawarah Guru Mata Pelajaran Produk Kreatif dan Kewirausahaan (MGMP PKK) Jawa Barat, dari kelima Lembaga tersebut berkomiten untuk membantu IBM Bekasi dalam mewujudkan pebisnis muda yang beretika dan syari.

Kemitraan dan Komitmen Berkelanjutan
Kampus IBM Bekasi terasa khidmat ketika Rektor IBM Bekasi, Dr. H. Zaenudin, S.Ag. M.Pd., mengawali sambutannya, IBM Bekasi berupaya menjalankan amanah sesuai dengan koridor dan kebutuhan masyarakat, kepercayaan masyarakat terhadap IBM sudah dihati masyarakat dengan dbuktikan jumlah mahasiswa tahun ini sudah mencapai 500 orang. untuk itu dibutuhkan mitra-mitra untuk meningkatkan kualitas.

Dengan pendatanganan MoU dan kehadiran lembaga-lembaga ini mahasiswa IBM Bekasi akan debekali oleh Google School Indonesia tentang “Pendidikan dan Pelatihan Keterampiran Digitalisasi Teknik Informatika, Manajemen Bisnis dan Komunikasi Bisnis”. Sedangkan “Pendidikan dan Pelatihan Marketing” akan dibekali oleh KOMISI.

IBM Bekasi telah membentuk Pengurus/Pengelola Pusat Inkubasi Bisnis (PIB), produknya berupa air minum ‘GUZLE’, maka memarketkan produk internal sebuah keniscayaan mahasiswa dilatih menjadi sales-sales yang professional dan berkarakter. Sebagai perpanjangan bisnis untuk kalangan mahasiswa, IBM Bekasi menggandeng PT. OASE sebagai media Konsultansi dan Pengembangan Pusat Jaringan Inkubator Bisnis,  Pengembangan, Penjualan dan Pendampingan Produk-Produk  Usaha  Di Institut Bisnis Muhammadiyah Bekasi dan Jaringan Muhammadiyah. OASE  sebagai Lembaga yang sudah level nasional dan internasional akan memberikan kontribusi positif dalam edukasi kewirausahaan dengan langsung praktik,” tandas Zaenudin.

Sementara  dengan MGMP PKK tentang “Peningkatan Mutu Pendidikan dan Pelatihan Kewirausahaan”. Mahasiswa akan dilatih dan dididik kewirausahaan dan keagamaan, mahasiswa perlu pembekalan keterpaduan itu, agar terjun di tengah-tengah masyarakat menjadi pebisnis yang amanah, jujur, dan memiliki karakter yang berbasis Al-Islam dan Kemuhammadiyahan. “Untuk meningkatkan kualitas mahasiswa dan membangun bangsa dengan enterpreneur beretika merupakan komitmen jangka panjang,” harapan Zaenudin.

Masih dalam rangkaian momentum 5 Tahun Milad IBM Bekasi pada bulan 6 Juni 2020 lalu, selain penandatanganan MoU yang sudah dilaksanakan dengan Badan Perlindungan Konsumen Nasional Republik Indonesia (BPKN RI) yang diwakili oleh Drs. Nurul Yakin Setyabudi (Komisioner BPKN), pada bulan Agustus 2020 juga menggelar penadatanganan MoU dengan Lembaga GOOSHI yang dihadiri langsung oleh Pimpinannya yaitu Kistiawan S.E. M.A., dari Asosiasi KOMISI dihadiri oleh Ahmad Madani (Ketua DPD Provinsi DKI Jakarta), sedangkan dari PT OASE Jejaring Teknologi oleh Taru Jugo Wisnu selaku Direktur Utama, Adapun dari MGMP PKK langsung dihadiri oleh Ketua MGMP PKK Jawa Barat yaitu Teguh Priyanto, A.Md. (TFN), S.Pd.I. M.M.

Ketua MGMP PKK, Teguh dalam sambutannya mengemukakan Sekolah Menengah Umum (SMU) lebih sedikit jumlahnya dibandingkan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), bahwa lulusan SMK yang memiliki kompetensi di bidang kewirausahaan hanya 7% dari jumlah siswa. Adapun daya serap di perusahaan-perusahaan/pabrik hanya 3%, ini sangat sedikit sekali. SMK semestinya memadukan materi pelajarannya dengn Produk Kreatif Kewirausahan (PKK) hal ini sesuai dengan Kurikulum Satuan Tingkat Pendidikan (KTSP) 2016 yang diamanatkan oleh Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.

Struktur Kurikulum Pendidikan Menengah Kejuruan dengan Mata Pelajaran (Mapel) Kelompok A (Wajib/Umum), Kelompok B (Wajib/Umum), dan Kelompok C (Peminatan). Dalam Kelompok B (Wajib/Umum) tertera Mapel Prakarya dan Kewirausahaan, sedangkan dalam Kelompok C (Peminatan) tertera Mapel Paket Keahlian. “Ini mengindikasikan bahwa bobot nilai tidaklah mempengaruhi kompetensi siswa, karena bila SMK tanpa PKK tidak memiliki peran bermakna untuk lulusannya diterjunkan di perusahaan-perusahaan/pabrik,” tandas Teguh.

Paradigma Baru Masyarakat dari Offline ke Online
Era gelombang industrialisasi dengan keterbukaan akses dan kawasan di sektor Industri tidak dapat dipisahkan dari ranah kehidupan saat ini. Di Indonesia saja memiliki Kawasan terpadu industri seperti Jababeka, (Tanjung Priok-Jakarta, Cilegon-Banten, Bekasi-Jawa Barat, Karawang-Jawa Barat, Sursbaya-Jawa Timur, dan Pasuruan-Jawa Timur. Pada ranah ini sangat perlu dipersiapkan sumber daya manusia (SDM) yang tidak pada tataran teoritik (nilai) baik di sekolah maupun di kampus, namun harus lebih pada tataran praktik, sehingga pemberdayaan tenaga kerja lebih mudah dan berkembang.

Dalam sambutannya Pimpinan GOOSHI, Kistiawan S.E. M.A., mengungkapkan bahwa turut berbangga bisa kerja sama dengan IBM yang tidak hanya mata kuliah teoritik yang disampaikan namun telah pada ranah praktik. Kistiawan, mengharapkan lulusan IBM lebih produktif berkarya dalam berbisnis dengan penghasilan bukan nilai-nilai. Dan bagaimana mahasiswa bisa hidup bukan bisa lulus. Nilai sama dengan Cashflow tapi produktif merupakan kemandirian. “Kita membutuhkan SDM Indonesia maju dan produktif, saat ini tidaklah sulit untuk mempush/mendorong produk, gunakan media online, akan menyebar dalam sekian menit produk yang ditawarkan,” tegas Kistiawan.

Sementara itu dari Ketua Asosiasi KOMISI, Ahmad Madani, dalam sambutan singkatnya bahwa dinamika kualifikasi nilai-nilai akademik sering tidak sepadan dengan yang telah dihasilkan dibangku sekolah atau kuliah. Kalau bekerja di sebuah pabrik akan dibatasi dengan waktu dan lembur. Tapi kalau mahasiswa IBM Bekasi Produktif dan menggenjot bidang kerjanya secara mandiri itu akan lebih berperan di masyarakat tidak harus dibatasi oleh waktu dan lembur-lembur.

Asosiasi Komisi siap melatih calon marketing dengan etik, biaya murah, dan hasil berkualitas. Harapannya mahasiswa IBM Bekasi menjadi Sales-sales produk yang dihasilkannya digenjot untuk memahami potensinya. “Mampu berbuat juga harus mampu menghasilkan produk yang memasyarakat, media online bisa dijadikan sarana untuk memarket produk,” ungkap Ahmad.

Pada pelaksanaan MoU di Kampus IBM Bekasi tetap mematuhi Standar Protokol Kesehatan Pencegahan COVID-19, hal ini untuk meminimalisir penyebaran kluster baru. Direkut Utama PT. OASE Jejaring Teknologi, Taru Jugo Wisnu dengan semangat bermasker memaparkan, bahwa bisnis itu menjual, ada perubahan paradigma pada masyarakat sekarang ini ketika internet ada, dari sektor industri ke sektor jasa. Sementara ini industri masih menggunakan sistem manualiasi atau konvensional tenaga manusia walau ada beberapa industri yang menggunakan robotik. Taru memiliki harapan besar terhadap IBM Bekasi, “Mahasiswa IBM dalam berbisnis jangan banyak teori, rancang dengan baik dan matang Praktik yang dikeola oleh Pusat Inkubasi Bisnis IBM, untuk membangun SDM yang dapat berkembang bukan pada nilai kuliah tapi pada hasil outputnya.”  

Mahasiswa Harus Perbanyak Praktik Bisnis
Keempat Lembaga yang mendatangani MoU sepakat membangun kemitraan tidak bisa dikalkulasi di atas kertas secara teoritik. Melatih, mendidik, mengembangkan dan memberdayakan bukan bicara hanya skala mahasiswa IBM Bekasi saja, namun lebih bicara pada kepentingan generasi bangsa yang akan melanjutkan kepemimpinan berikutnya. Ranah praktik lebih banyak dilakukan. 90% membangun pelopor mahasiswa untuk produktif.

Pekerjaan saat sudah habis, tapi bagaimana membngun lowongan kerja yang dapat bertahan dan mandiri. Membangun jejaring agar mahasiswa lulus tidak berbangga pada nilai memuaskan atau cumlaude namun bagaimana bisa mandiri.

Gadget dimanfaatkan jadi produktif untuk menghasilkan kerjanya. Bisnis masa depan adalah bisnis jejaring. Bukan hanya sekedar uang tapi membangun peluang dan peradaban. Bukan tentang kita tapi tentang anak-anak. Bukan tentang IBM Bekasi tapi tentang Indonesia. Bukan bisnis kapitalis – monopoli, tapi bisnis beretika, bisnis yang cantik, asyik, bisnis beradab. (Yoni Haris Setiawan)

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!