JAKARTA, MENARA62.COM – Rakernas Perkumpulan Penyelenggara Jasa Boga Indonesia (PPJI) 2020 yang berlangsung secara virtual akhirnya ditutup resmi oleh Ketua Umum PPJI Iden Gobel, Jumat (20/11/2020). Dalam Rakernas yang berlangsung selama 3 hari yakni 18-20 November 2020 terdapat beberapa kesepakatan yang akan dilakukan PPJI ke depan.
Pertama, perlunya semua anggota PPJI menggali makanan-makanan khas daerah untuk didorong menjadi brand besar. Dengan jumlah dan ragam makanan khas daerah yang sangat banyak, Indonesia menurut Iden Gobel, memiliki potensi besar untuk memiliki brand produk kuliner yang mendunia.
“Semua daerah ada makanan khas, tetapi belum ada brand besar. Kita dorong anggota untuk menggalinya, kemudian bikin semacam gerai untuk mengenalkan makanan khas tersebut,” jelas Iden Gobel usai menutup Rakernas didampingi Ketua Panitia Rakernas Ketua panitia Astrid Enricka.
Memang untuk menjadikan makanan khas daerah memiliki brand besar, terkenal ditingkat nasional bahkan dunia, peran pemerintah sangat besar. Sejumlah negara bahkan memiliki badan khusus untuk branding makanan khas mereka agar mendunia. Salah satunya adalah Thailand dengan tom yam.
“Di mana pun kalau kita masuk restoran Thailand, kita akan ketemu menu tom yam. Nah kita maunya begitu. Kita ke luar negeri, orang masuk restoran Indonesia, akan ketemu makanan yang jadi ciri khas kita,” lanjutnya.
Menggali potensi makanan daerah, kata Iden Gobel arahnya adalah mencari jenis-jenis makanan khas Indonesia yang bisa dijadikan ikon makanan Indonesia di dunia internasional. Potensi itu sangat besar mengingat Indonesia memiliki berbagai jenis makanan yang sudah terkenal enak seperti rendang.
Saat ini Indonesia memang memiliki makanan khas yang sudah dikenal dunia seperti nasi goreng. Tetapi nasi goreng khas Indonesia hanya sebatas berbeda bumbu, dan lauk penyertanya seperti terasi, kerupuk, sate dan ayam goreng. Bukan dalam arti bahwa nasi goreng memang hanya ditemukan di restoran Indonesia. Berbeda dengan tomyang di restoran Thailand.
Kedua, PPJI mendorong semua anggota untuk beradaptasi dengan teknologi. Pada era digital seperti sekarang ini, mengelola bisnis kuliner sudah tidak bisa dilakukan dengan cara-cara konvensional.
“Teknologi memberikan kita pasar yang lebih luas, memungkinkan produk lebih cepat dikenal masyarakat. Melalui teknologi kita bisa terbantu dalam hal mendapatkan material atau bahan baku yang berkualitas, kita bisa melakukan pembukuan lebih baik dan lainnya. Semua bisa dilakukan lebih efektif dan efisien,” kata Iden Gobel.
PPJI sendiri diakui Iden Gobel bekerjasama dengan Telkomsel telah meluncurkan beberapa aplikasi yang dapat membantu anggota PPJI. Salah satunya adalah aplikasi jualanmind yang menyediakan kemudahan bagi anggota PPJI untuk mendapatkan bahan baku kuliner dengan harga terjangkau, dan terjamin kualitasnya.
Saat ini berbagai pelatihan kuliner dilaksanakan melalui virtual. Pelatihan model seperti ini akan menjangkau lebih banyak lagi masyarakat untuk bisa belajar dan terjun dalam bisnis kuliner.
Ketiga, Rakernas PPJI mendorong anggota untuk lebih kreatif menciptakan menu-menu dan mengembangkan produk kuliner lebih baik lagi, baik dalam hal cita rasa, jenis maupun kemasan dan cara pemasaran. Iden Gobel mengingatkan bahwa bisnis kuliner terus berkembang pesat. Jenis makanan baik yang lokal, oriental maupun makanan Eropa terus bermunculan. Anggota PPJI harus bisa memanfaatkan momen ini untuk menciptakan menu-menu baru.
“Kami mendorong anggota untuk berkreasi, menciptakan menu baru terutama yang disukai oleh kaum milenial. Kreasi-kreasi itu juga harus diaplikasikan pada cara pemasarannya bagaimana kita jualan dapat menjangkau milenial,” tegasnya.
Keempat, PPJI lanjut Iden Gobel akan meningkatkan dan memperluas kerjasama dengan berbagai instansi untuk menciptakan peluang-peluang baru dalam bisnis kuliner. Seperti kerjasama dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan dalam hal kampanye konsumsi ikan. Indonesia sebagai negara maritime memiliki kekayaan ikan yang sangat banyak namun belum digarap dengan baik.
“Padahal ikan adalah produk makanan bernilai gizi tinggi, mengandung omega 3 yang sangat bagus untuk meningkatkan kecerdasan, menghindari stunting. Nah kita akan terlibat dalam kampanye tersebut melalui menu-menu kuliner yang berbahan baku ikan,” jelas Iden Gobel.
Kelima, mendorong anggota menciptakan lini baru bisnis kuliner. Selama pandemi Covid-19, bisnis kuliner terutama skala menengah dan besar terkena imbasnya seiring tidak adanya pesta pernikahan atau pesta-pesta lain yang membutuhkan layanan catering dalam partai besar. Pandemi Covid-19 yang membatasi aktivitas orang di ruang publik juga membuat banyak restoran gulung tikar.
“Itu sebabnya kami mendorong anggota PPJI menciptakan lini baru bisnis selain mengembangkan yang sudah ada. Jika selama ini mungkin lebih kepada offline, ke depan cara-cara online harus dipikirkan,” tegas Iden Gobel.
Sementara itu Astrid Enricka mengungkapkan rasa syukurnya karena meski diselenggarakan secara virtual, antuas para pengurus dari daerah sangat tinggi. Banyak diantara mereka yang mengikuti Rakernas dan berbagai rangkaian kegiatan lainnya secara nobar (nonton bareng).
Rakernas itu sendiri diikuti 18 DPD dari 22 DPD PPJI se-Indonesia dan para tamu undangan. Selain Rakernas, PPJI juga menggelar webinar bekerjasama dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan, cooking competition dan sesi pelatihan memasak makanan tradisional dengan menampilkan tiga koki terkenal.