27.3 C
Jakarta

Benci yang Dirindukan

Baca Juga:

 

Oleh : JATIEM, M.A*)

 

SURABAYA, MENARA62.COM – Sering kita mendengar kata benci. Pasti kita  pernah mengalaminya, baik kepada keluarga dekat, keluarga jauh, teman dekat atau orang lain.  Atau bahkan terhadap  orang yang paling kita cintai dan kita sayangi karena kata tersebut merupakan sifat dasar yang ada pada diri manusia . Hal ini merupakan bagian dari ketidak sempurnaan manusia sebagai insan yang penuh salah dan khilaf. Kata benci  terkadang muncul manakala kita tersakiti, dikecewakan, dirugikan atau sebab lain. Karena benci itu bagian dari bumbu kehidupan. Terkadang pula kita mendengar kata benci tapi rindu. Hal ini konotasinya biasa dialami oleh lawan jenis, benci karena sesuatu, namun tak kuasa untuk melepas atau melupakannya karena sudah terlanjur seneng atau cinta. Mengapa benci itu kadang berkecamuk atau muncul? Karena sesuatu yang tidak disukai itu terjadi pada dirinya lantaran orang lain dan faktor penyebab benci itu  dilatar belakangi oleh  berbagai hal dan muatan kepentingan.

Banyak ungkapan kebencian yang kita lihat sehari-hari terpampang di berbagai media, di facebook, di twitter, di whatsapp, dan lain sebagainya. Fenomena kebencian, yang akhir-akhir ini membanjiri ruang publik memang bukan berangkat dari ruang hampa. Dalam konteks ini, ia berkaitan erat dengan perhelatan demokrasi lima tahunan dan pertarungan ideologi aliran keagamaan yang saling rebut pengaruh. Alhasil, masa akar rumput yang tak memahami pertarungan elite, dengan mudah terbawa frame yang dibingkai oleh mereka.

Bagaimana seseorang melampiaskan kebencian itu ? Berbagai macam cara yang dilakukan dalam melampiaskan kebencian . Ada dengan cara tidak tegur sapa, diam seribu kata  tidak banyak bicara, ekpresi wajah murung, atau bersikap dingin ada juga yang ekspresif dengan menyebarkan ujaran kebencian, adu domba dan lain-lain. Dalam membenci seolah kita akan merasa puas, ada hasrat yang terpenuhi, ada nafsu yang tertuntaskan, namun pada hakekatnya yang paling merugi adalah diri sendiri. Selain itu kebencian dapat mengundang datangnya keburukan -keburukan yang lain. Kebencian membuat kita melupakan kebaikan seseorang terhadap kita, menjadikan kita mengungkit kebaikan kita terhadapnya. Mengingat semua kesalahannya, dan melupakan kesalahan kita kepadanya.

Terlepas benar atau salah , yang jelas hal  itu  sering muncul dalam ekspresi diri bila mengalaminya, padahal agama melarang  sebagaimana sabda Nabi Saw :” Janganlah kalian saling membenci, saling mendengki, saling membelakangi, dan jadilah kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara, dan tidak halal seorang muslim mendiamkan saudaranya melebihi tiga hari “ (HR. Bukhori : 5605 ).

Karenanya maksud benci yang dirindukan sebagaimana judul di atas adalah benci dalam konteks tertentu, misalnya segala sesuatu bila agama melarangnya, misalnya agama benci terhadap penganiayaan, ketidak adilan, pemerasan dan juga agama benci  kepada siapa saja yang mengharamkan apa yang dihalalkan begitu sebaliknya menghalalkan apa yang diharamkan. Kita pun sudah semestinya juga demikian, sehingga ukurannya adalah ketaatan kepada ajaran agama itulah yang dirindukan Allah Swt, semoga bermanfaat. Aamiin.

*)Kepala SD Muhammadiyah 29 FDS Surabaya

      

     

 

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!