33 C
Jakarta

Deteksi Dini Kanker Serviks, Ini Keunggulan Metode HPV DNA HC2 Dibanding IVA dan Papsmear

Baca Juga:

JAKARTA, MENARA62.COM – Skrining kanker serviks menggunakan metode Hybrid Capture 2 DNA HPV atau HPV DNA HC2 memiliki akurasi hingga 96 persen. Karena itu metode skrining ini sangat direkomendasikan untuk pencegahan kanker serviks di atas metode IVA Test dan Papsmear.

Lalu apa itu HPV DNA Test yang baru diluncurkan oleh Rumah Sakit Kanker Dharmais itu?  Pendiri Koalisi Indonesia Cegah Kanker Serviks (KICKS) Prof Andrijono SpOG menjelaskan Hybrid Capture 2 HPV DNA  merupakan pemeriksaan deteksi dini kualitatif kanker leher rahim dengan cara menemukan agen penyebabnya yaitu virus HPV tipe high risk.

“Pemeriksaan ini menggunakan teknik pengambilan sampel konvensional yaitu dengan brush khusus yang diaplikasikan pada leher rahim yang dilanjutkan dengan deteksi DNA virus HPV menggunakan teknik hibridisasi dan ikatan antigen antibodi spesifik,” jelas Prof Andrijono pada jumpa pers Peringatan Hari Kanker Sedunia di RS Kanker Dharmais, Selasa (4/2/2020).

Sejumlah percobaan telah membandingkan pengujian HPV dengan IVA dan sitologi (baik konvensional dan sitologi berbasis cairan) yang menunjukkan bahwa tes Hybrid Capture 2 HPV DNA adalah tes skrining yang paling efektif untuk mendeteksi infeksi virus HPV sehingga insiden kanker serviks dapat menurun.

Beberapa penelitian uji banding metode skrining kanker serviks  diantaranya Tes Hybrid Capture® 2 HPV DNA dengan digene Uji HPV dapat mengurangi insiden kanker serviks, Tes Hybrid Capture® 2 HPV DNA dengan digene HPV lebih sensitif untuk CIN2 / 3 + dari sitologi dan VIA, Tes Hybrid Capture® 2 HPV DNA dengan digene HPV dapat mencapai penurunan kejadian akibat kanker serviks dengan jumlah skrining seumur hidup kurang dari sitologi dan VIA dan Tes Hybrid Capture® 2 HPV DNA dengan digene HPV lebih cost effective

Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa tes Hybrid Capture 2 HPV DNA menggunakan digene HC2 HPV DNA Tes aman, dapat diterima dan efektif dari segi biaya untuk pencegahan kanker serviks. Digene HC2 HPV DNA tes telah terbukti secara klinis dalam beberapa penelitian yang mencakup lebih dari 1 juta perempuan dari berbagai negara dan memiliki data follow-up hingga 18 tahun.

Adapun keunggulan Skrining dengan metode Hybrid Capture 2  DNA HPV, pertama adalah bahwa tes ini memiliki nilai negative predictive value (NPV) mendekati 100%, sehingga penggunaannya dalam deteksi dini kanker serviks akan dapat membantu dalam menurunkan angka kejadian kanker serviks.

Kedua, dibandingkan dengan Pap Smear   ataupun HPV  DNA tes  yang lain adalah bahwa Nilai NPV dari metode Hybrid Capture 2 DNA HPV mendekati 100%, sehingga sangat membantu dokter untuk menyingkirkan kemungkinan kejadian kanker serviks dsn pemeriksaan cukup 5 tahun sekali.

Ketiga, tes ini menggunakan metode full length genome detection sehingga meningkatkan sensitivitas karena dapat mendeteksi HPV bahkan pada tahap kanker dimana virus sudah kehilangan gen L1. c. Untuk penyimpanan sample selama satu minggu dalam suhu ruangan d. Pada hasil Hybrid Capture® 2 HPV DNA test negatif, maka pemeriksaan ulang dapat  dilakukan dalam  jangka waktu 5-10 tahun. e. Hasil tes positif berkorelasi dengan temuan abnormalitas pada pemeriksaan papsmear

Karena itu, Prof Andrijono merekomendasikan pemeriksaan skrining kanker leher rahim menggunakan metode HPV DNA HC2 ini. Ia mengatakan dalam Servical Screening Guideline yang dikeluarkan oleh WHO diyatakan bahwa tes HPV DNA dapat digunakan sebagai primary screening untuk kanker serviks.

“Itu berarti untuk tujuan skrining maka tes HPV DNA bisa digunakan secara tunggal tanpa disertai pemeriksaan lain,” jelasnya.

Senada juga dikatakan Direktur Utama RS Kanker Dharmais, Prof. dr. H. Abdul Kadir,PhD,Sp THT – KL (K),MARS. Ia menyarankan agar wanita usia 30 th – 50 th melakukan skrining kanker serviks secara berkala.

Jika menggunakan  metode HPV DNA HC2 di RS Kanker Dharmais cukup  setiap 5 tahun sekali maka akan terlindungi  dari kanker serviks.

“Dengan menggunakan metode tes HPV DNA ini maka RS Dharmais ikut membantu program pemerintah dalam pencegahan kanker serviks serta mengurangi angka kejadian kanker serviks,” tutup Abdul Kadir.

Data menunjukkan setiap tahun sekitar 14.000 wanita didiagnosa menderita kanker serviks dan lebih dari 7.000 perempuan meninggal akibat kanker serviks di Indonesia. Hal Ini menandakan dalam 1 jam terdapat 1 orang wanita di Indonesia yang meninggal akibat kanker serviks.

Berdasarkan data Globocan 2012, kanker leher rahim di Indonesia masih merupakan masalah utama bagi wanita karena merupakan jenis kanker kedua tertinggi dalam hal jumlah kasus yang ditemukan maupun kematian yang diakibatkannya secara langsung maupun tidak langsung. Insiden kanker leher rahim pada wanita di Indonesia diperkirakan 17,3/100.000 dan tingkat kematian 8,2/100.0000 dengan prevalensi dalam 5 tahun sekitar 64,9%.

- Advertisement -

Menara62 TV

- Advertisement -

Terbaru!