Jakarta, Menara62.com– Sepanjang tahun 2017 IPC atau PT Pelindo II (Persero) berhasil mencatatkan pendapatan usaha sebesar Rp10,52 triliun (belum audit). Capaian ini naik 17,8% dari tahun 2016 sebesar Rp8,93 triliun.
Direktur Utama Pelindo II Elvyn G Masassya mengatakan, laba usaha perseroan juga tumbuh menjadi Rp3,07 triliun (belum diaudit) di tahun 2017. Meningkat 12,74% secara tahunan dari laba tahun 2016 yang sebesar Rp2,72 triliun.
Adapun EBITDA naik 22,3% atau sebesar Rp 3,85 triliun (belum diaudit) dan BOPO turun 1,75% menjadi sebesar 70,57%. Untuk pertumbuhan dividen korporasi, IPC yang merupakan penyumbang dividen terbesar untuk BUMN di bidang jasa kepelabuhanan telah mencatatkan kenaikan sebesar 21,9?ri tahun 2016, yakni dari sebesar Rp 371,93 miliar naik ke Rp 453,44 miliar.
Sementara pada sisi operasional, realisasi trafik arus peti kemas tercapai 6,92 juta TEUs naik 11,2%, non petikemas naik 2,79% menjadi 57,06 juta ton, kunjungan kapal naik 3,87% menjadi 34.662 unit serta arus penumpang turun 13,99% menjadi sebanyak 608,12 ribu orang.
Kinerja Berkesinambungan
Dalam kaitannya mewujudkan kinerja unggul berkesinambungan, sejumlah pencapaian korporasi juga telah dicatatkan di antaranya pencapaian skor GCG tahun 2016 yang naik 10 poin dari tahun sebelumnya menjadi sebesar 93.32 dengan kategori “sangat baik”. Pencapaian skor KPI 2017 adalah 101,1% dengan hasil assessment KPKU memperoleh nilai 553,5 (klasifikasi good performance dengan rentang 476-575) dimana skor tersebut juga melebihi target KPKU 2017 yaitu 540.
Untuk target kinerja tahun 2018, pendapatan usaha ditargetkan naik 11,02% menjadi 11,68 trilliun, EBITDA diharapkan naik sebesar 6,8% menjadi 4,11 trilliun, sementara EBITDA Margin ditargetkan tumbuh 1,1% menjadi 37,05% BOPO diharapkan dapat turun 1,6% menjadi 69,43.
Untuk kinerja operasional throughput petikemas diharapkan naik menjadi 7,10 juta TEUs atau meningkat 2,7%, throughput non petikemas naik 27,7% menjadi 72,86 juta ton, kunjungan kapal ditargetkan naik jadi 35 ribu unit dan arus penumpang diperkirakan turun 15,8% menjadi 511,7 ribu orang.
Pada Triwulan III tahun 2017, IPC telah mencatatkan sejarah baru di Pelabuhan Tanjung Priok. Dimana untuk pertama kalinya IPC melayani kapal kontainer dengan kapasitas 10.000 TEUs yang merupakan kapal terbesar yang pernah bersandar di Indonesia.
Kapal besar dengan layanan Java – America Express (JAX) Service ini melayari rute Pelabuhan Tanjung Priok ke West Coast (LA & Oakland) Amerika Serikat (direct call) dan saat ini telah menambah rute pelayanan direct call ke Eropa dengan layanan South East Asian – North Europe (SEANE), serta layanan langsung ke China, Vietnam dan Korea.
Selama satu semester hingga akhir 2017 JAX Service berlabuh di Pelabuhan Tanjung Priok berhasil mencatatkan 38 call dengan total 3.681.060 GT dan melayani bongkar/muat sebanyak 124.302 TEUs petikemas. Sedangkan selama satu triwulan untuk SEANE Service berhasil melabuhkan 19 call dengan total 986.057GT dan melayani bongkar/muat sebanyak 30.672 TEUs petikemas.
“Keinginan Pemerintah untuk menjadikan Pelabuhan Tanjung Priok sebagai transshipment port bukan sekedar angan-angan. Kami telah menyiapkan roadmap yang membuat IPC menuju world class port,dengan memperbaiki pelayanan dan jasa di pelabuhan, baik dengan optimalisasi penggunaan system IT, operasional, fasilitas, maupun infrastruktur. IPC berharap dengan dukungan dari Pemerintah, perusahaan pelayaran dan pemilik kargo dapat menjadi pemicu hadirnya kapal-kapal besar untuk melakukan konsolidasi muatan di Tanjung Priok sehingga dapat memenuhi harapan Pemerintah yaitu menjadikan Tanjung Priok sebagai pelabuhan transshipment yang diperhitungkan di kawasan Asia,” jelas Elvyn.