26.1 C
Jakarta

Kemajemukan Berbangsa Meniscayakan Kearifan Kolektif

Baca Juga:

Indonesia adalah  bangsa dan negara yang majemuk dalam hal pemeluk agama, suku bangsa, ras, kedaerahan, golongan, bahkan lokasi geografis. Bhineka Tunggal Ika selain telah menjadi idiom dan alam pikiran kolektif dalam kehidupan keindonesiaan, juga menjadi identitas, dan rujukan sikap berbangsa. Idiom ini menggambarkan mozaik kearifan dari realitas kemajemukan di tubuh bangsa Indonesia. Kemajemukan itulah yang telah menjadikan Indonesia kokoh sebagai negara-bangsa, karena disangga secara bersama-sama.
Dengan spirit Bhineka Tunggal Ika bangsa Indonesia dapat melewati gesekan dan masalah SARA (suku, agama, ras, dan golongan)  dari masa ke masa, meskipun melalui pengalaman dan proses yang penuh pergumulan dan pengorbanan dari semua komponen bangsa.
Karenanya setiap warga bangsa siapapun dia, baik secara individu maupun kolektif, penting menyadari dan menghayati betul makna kemajemukan ini. Bahwa masyarakat Indonesia itu sungguh beragam dan dapat hidup dalam keragaman.
Jangan pernah merasa hidup sendiri di Republik ini. Manakala hakikat kemajemukan tersebut diabaikan, dan tidak dipahami secara seksama akan muncul pernyataan, ujaran, sikap, dan tindakan yang tidak semestinya yang akan menyinggung dan mengganggu suasana kemajemukan dalam kehidupan bermasyarakat dan berbangsa, sehingga lahir masalah dan keresahan sosial.
Kita perlu belajar dari sejarah mutakhir, bagaimana Yugoslavia bubar karena pilar negaranya runtuh dan tidak mampu menyangga eksistensi kemajemukan bangsanya. Insya Allah Indonesia akan tetap kokoh menjadi negara-bangsa, satu di antaranya jika semua komponen di tubuh bangsa ini menjaga anugerah Allah berupa Indonesia negeri dan bangsa yang majemuk ini bagikan rumpun bambu yang satu.
Dengan spirit Bhineka Tunggal Ika dan didukung komitmen semua pihak, kami percaya setiap masalah yang timbul dari gesekan antarkomponen bangsa yang terjadi di negeri tercinta saat ini dapat terselesaikan dengan baik yang mengedepankan semangat perdamaian, persaudaraan, dan persatuan sebagai keluarga besar bangsa.
Kejadian-kejadian yang mengganggu kolektivitas berbangsa, apapun penyebabnya yang tentu saja  sangat tidak diinginkan oleh semua pihak benar-benar harus dicegah agar tidak boleh lagi terjadi lagi karena merugikan dan mengancam keutuhan  hidup kebangsaan di negeri tercinta.
Di sinilah pentingnya kedewasaan semua pihak dalam berujar, bersikap,  dan bertindak agar tidak mengganggu keberadaan hidup bersama. Kembangkan segala ikhtiar untuk menyelesaikan masalah dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, yang ditunjukkan oleh kemauan dan sikap lapang hati untuk saling  berbagi dan peduli, empati dan simpati, meminta maaf dan memaafkan, mengedepankan perdamaian, mengokohkan kebersamaan, serta menjunjung tinggi persatuan seluruh keluarga bangsa.
Hanya dengan kearifan dan jiwa ikhlas satu sama lain bangsa Indonesia akan tetap terjaga persatuan dan kebersamaannya di tengah dinamika hidup dalam kemajemukan.
Kepada masyarakat luas di seluruh tanah air dalam menghadapi berbagai masalah di tubuh bangsa Indonesia agar mampu menahan diri, seksama, bijaksana, dan menjujung tinggi kebersamaan dengan mengembangkan kearifan kolektif bahwa hidup bersama dalam kemajemukan memerlukan toleransi dan kedewasaan yang tinggi satu sama lain. Bersama dengan itu warga masyarakat dan para elite agar tidak terpancing dan tidak mengembangkan isu-isu yang berpotensi memanaskan situasi dan hal-hal yang berpotensi memecah-belah keutuhan bangsa. Kepada para pihak termasuk melalui media sosial, tidak dikembangkan pernyataan-pernyataan dan apapun yang dapat memperkeruh keadaan.

Pesan damai

Sebaliknya perlu dikedepankan ajakan, himbauan, dan pesan-pesan yang menciptakan suasana damai dan kondusif. Sikap bijak dan lapang hati tidak akan meluruhkan keberadaan setiap elite, warga, dan komponen bangsa. Sebaliknya kebesaran jiwa dan kearifan justru melambangkan kekuatan spiritual, moral, dan akhlak mulia setiap insan dan golongan bangsa di negeri tercinta ini.
Persoalan  bangsa Indonesian tidaklah sederhana. Persoalan ini memerlukan pemahaman, pemetaan, dan pemecahan masalah yang seksama dan menyeluruh. Karenanya, diperlukan pendekatan dari aspek spiritualitas, hukum, politik, ekonomi, budaya, dan aspek-aspek lainnya yang saling terkait satu sama lain secara menyeluruh dalam bingkai persatuan nasional dan nilai-nilai luhur bangsa.
Kepada para pejabat dan elite negeri maupun tokoh masyarakat dan agamawan di mana pun berada, penting semakin mengedepankan komitmen, amanat, dan tanggunjawab yang tinggi, dalam mengurus dan memperjuangkan kepentingan bangsa dan negara. Upaya itu, harus diletakkan di atas egoisme diri dan kelompok, sehingga rakyat dan umat memiliki panduan dan suri teladan dalam menjalani kehidupan berbangsa dan bernegara yang majemuk ini. Sebarkan nilai-nilai keagamaan dan keruhanian yang menenteramkan, mendamaikan, menyatukan, memajukan, dan mencerahkan kehidupan bersama.
Semoga Allah Yang Maha Kuasa memberikan bimbingan, perlindungan, dan berkah bagi bangsa Indonesia, serta kita sebagai umat yang beragama semakin beriman dan bertaqwa kepada-Nya, dengan terus beramal-kebajikan atas nama-Nya yang menyebar rahmat bagi semesta alam.
Penulis: Haedar Nashir, Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Dikutip dari Muhammadiyah.or.id
- Advertisement -

Menara62 TV

- Advertisement -

Terbaru!