32.5 C
Jakarta

Korps Relawan MBS Yogyakarta Sigap Tangani Korban Gempa

Baca Juga:

 

YOGYAKARTA, MENARA62.COM – Para santri Muhammadiyah Boarding School (MBS) Yogyakarta saat itu mayoritas sedang di dalam asrama ketika guncangan gempa melanda, Ahad pagi (09/10). Alarm tanda bahaya dinyalakan dan ribuan santri yang sedang libur pembelajaran sontak berhamburan keluar ke tanah lapang.

Banyak dari mereka tidak sempat membawa apapun saat lari menyelamatkan diri, tapi banyak pula yang membawa barang-barang untuk melindungi kepala. Setelah gempa mereda dan para santri berkumpul di tanah lapang dekat asrama, para ustadz dan ustadzah mengecek kondisi mereka.

santri Muhammadiyah Boarding School (MBS) Yogyakarta berlari menyelamatkan diri, tapi banyak pula yang membawa barang-barang untuk melindungi kepala.

Diketahui, ada 6 orang santri dalam kondisi terluka dan segera memerlukan pertolongan medis. Segera koprs relawan MBS mengambil tindakan darurat mengevakuasi para santri yang terluka dan meminta bantuan pihak-pihak dil uar pondok pesantren karena ada korban berada di lantai atas asrama.

Demikian gambaran sekilas simulasi penanggulangan bencana gempa bumi yang diadakan oleh MBS Yogyakarta yang berlokasi di Prambanan, Kabupaten Sleman bersama Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) PP Muhammadiyah.

Simulasi ini dirangkai dengan peluncuran Korps Relawan Muhammadiyah di lingkup MBS Yogyakarta dan layanan mobil ambulance Klinik MBS Yogyakarta serta didukung oleh SAR Muhammadiyah Yogyakarta dan RS PKU Muhammadiyah Prambanan.

Direktur MBS Yogyakarta, Ustadz Fajar Shodiq menyampaikan ada 3000 orang lebih penghuni MBS Yogyakarta yang terdiri dari para santri, ustadz/ustadzah dan staf.

“Ini menjadi perhatian khusus kita semua karena bencana itu tidak datang dengan aba-aba. Kita sering diingatkan oleh alam dan Allah dengan gempa atau apapun itu tidak terduga,” kata Fajar Shodiq.

Terkait simulasi bencana, dia menekankan sesuai dengan pepatah alwiqoyah khairun minal ‘ilajah yang namanya mencegah itu lebih baik daripada mengobati. Dengan simulasi ini, menurutnya paling tidak, ada gambaran bagi seluruh penghuni MBS, apa yang harus dilakukan.

“Kita lakukan simulasi kalau terjadi bencana dan semoga ini menjadi ikhtiar terbaik pondok pesantren untuk memberikan pelayanan yang terbaik dan sekali lagi edukasi untuk seluruh warga pesantren,” imbuhnya.

Deputi Pencegahan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Prasinta Dewi, secara daring memberi apresiasi kegiatan ini.

“Saya menyambut baik dan berterima kasih kepada seluruh keluarga besar MDMC atas kontribusinya dalam upaya pengurangan resiko bencana dan kegiatan pencegahan, mitigasi dan kesiapsiagaan bencana,” katanya

Prasinta juga berharap dengan launching yang dilakukan hari ini bisa memberikan motivasi dan semangat kepada saudara-saudara kita lainnya di berbagai tempat untuk terus berinovasi melalui berbagai ragam kegiatan dalam upaya pengurangan resiko bencana.

Sementara itu Ketua MDMC PP Muhammadiyah, Budi Setiawan mengatakan dengan latar belakang kejadian gempa tahun 2006 silam, sudah sewajarnya MBS Yogyakarta menjadikan penanggulangan bencana sebagai tugas bagi setiap santrinya.

“Dengan kesiapan seperti ini, maka para orang tua santri dari seluruh Indonesia akan merasa tenang mempercayakan pendidikan putra-putrinya di MBS Yogyakarta ini,” katanya.

Launching Korps Relawan MBS ini menurut Budi Setiawan sebagai bagian dari upaya peningkatan kemampuan para relawan.

“Jangan diartikan kita rela saja, tapi lawan ada relawan yang dibekali dengan pelatihan.Relawan yang punya kemampuan yang punya ketangguhan,” pungkas Budi Setiawan. (Tim Media MDMC)

- Advertisement -

Menara62 TV

- Advertisement -

Terbaru!