32.9 C
Jakarta

Malu Yang Dirindukan

Baca Juga:

Oleh : JATIEM,M.A *)

 

SURABAYA, MENARA62.COM – Setiap orang  pernah merasa malu, dan saya rasa tidak seorangpun  sejak terlahir di dunia ini tidak ada  yang tidak pernah merasa malu, karena malu adalah salah satu basic instink atau fitrah manusia . Tetapi malu seperti apakah yang dirindukan oleh yang Maha Pencipta malu yakni Allah Swt. Terlebih dahulu kita rumuskan bersama apa itu malu?.

Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, malu adalah merasa sangat tidak enak hati (Hina, rendah, dan sebagainya karena berbuat sesuatu yang kurang baik). Ajaran Islam  menempatkan rasa malu sebagai bagian dari cabang keimanan. Oleh karena itu Rosulullah SAW memberi pesan moral kepada kita agar kita selalu menjaga malu, jangan sampai rasa  malu hilang pada diri kita, sampai -sampai secara tegas beliau mengingatkan kita sebagaimana dalam sabdanya, yang  artinya, sekiranya anda sudah tidak punya rasa malu, silahkan berbuat sesuka hatimu. Tentu kita perjelas terlebih dahulu, apakah semua malu itu tidak baik? Tentu malu yang dimaksud adalah malu bila melakukan perbuatan yang dilarang atau bermaksiat kepada Allah Swt, sedangkan malu yang dianjurkan adalah malu bila kita tidak  melakukan hal-hal yang  baik dan diperintahkan oleh Allah Swt.

Sudah seharusnya sebagai manusia yang beriman  selalu menjaga marwah dirinya dan menjaga dari perasaan malu jika melakukan perbuatan yang tidak pantas, meskipun tidak dilihat oleh orang lain. Karena sedikit banyak akan membawa pengaruh dari kualitas keimanan seseorang.

Ada tiga macam sifat malu yang perlu melekat pada seseorang. Pertama : malu pada diri sendiri ketika sedikit melakukan amal sholih di hadapan Allah Swt dan kebaikan untuk umat dibandingkan orang lain. Kedua : malu kepada sesama manusia bila bersalah. Ini penting karena dapat mengendalikan diri agar tidak melanggar ajaran dan tuntunan agama, meskipun yang bersangkutan tidak memperoleh pahala sempurna lantaran rasa malunya bukan karena Allah. Namun malu seperti ini dapat memberikan kebaikan baginya dari Allah karena ia terpelihara dari dosa. Yang ketiga : Malu kepada Allah, ini malu yang terbaik dan dapat membawa kebahagiaan hidup. Orang yang malu kepada Allah, tidak akan berani melakukan kesalahan dan meninggalkan kewajiban selama meyakini sesungguhnya Allah tidak pernah tidur dan Maha Melihat apa yang diperbuat hambanya. Malu inilah yang dirindukan Allah Swt kepada hambahnya, sebagaimana yang dimaksud pada judul di atas.

Wallahu a’lamu bisshowab. Semoga bermanfaat. Aamiin.

*)Kepala SD Muhammadiyah 29 FDS Surabaya

- Advertisement -
- Advertisement -

Terbaru!