26.1 C
Jakarta

Mau Menyaksikan Gerhana Matahari Cincin? Ini Peralatan yang bisa Digunakan

Baca Juga:

JAKARTA, MENARA62.COM – Fenomena Gerhana matahari cincin (GMC) bisa disaksikan masyarakat Indonesia pada Kamis 26 Desember 2019. Meski matahari sebagian besar tertutup bulan, bukan berarti aman dilihat dengan mata telanjang.

“Intensitas cahaya matahari yang sangat kuat dapat merusak mata dan menyebabkan kebutaan,” jelas Kepala Humas Lembaga Antarika dan Penerbangan Nasional (LAPAN), Ir Jasyanto dalam siaran persnya, Rabu (25/12/2019).

Kekuatan sinar matahari tersebut tetap terpancar meski tengah tertutup bulan atau terjadinya gerhana matahari. Karena itu point penting dalam mengamati GMC yakni keamanan mata, jangan melihat ke arah matahari dengan mata telanjang secara langsung baik saat gerhana maupun tidak.

Adapun peralatan yang dapat digunakan untuk mengamati gerhana matahari dengan aman, antara lain kamera pinhole (kamera lubang jarum), kacamata matahari, binocular atau teleskop dan kamera DSLR dengan filter khusus matahari.

Diakui Jasyanto, GMC tahun ini bisa diamati dari semua wilayah di Indonesia. Meski prosentase atau besarannya berbeda-beda pada masing-masing wilayah. Misalnya di daerah Sumatera Selatan mencapai 80% sedangkan di Pulau Jawa mencapai 70-80%. Sementara itu wilayah lain di Indonesia dapat melihat gerhana sebagian dengan porsi tertutupnya Matahari hingga paling sedikit 20% di wilayah selatan Papua.

Untuk wilayah Bandung, bulan menutupi 70% permukaan matahari. Di Jakarta gerhananya mencapai sekitar 72%. semakin mendekati jalur pusat gerhana, porsi tertutupnya matahari semakin besar.

GMC ini dipredikasi akan dimulai pukul 12.15 WIB dan memasuki fase puncak pada pukul 12.17 WIB serta berakhir pada pukul 12.19 WIB.

Jasyanto mengatakan Singkawang adalah kota paling ideal untuk menyaksikan GMC. Fenomena tersebut akan terjadi di langit Kalimantan Barat sekitar pukul 10.43 WIB. Sedangkan puncak gerhana matahari cincin terjadi pada pukul 12.42 WB dan berakhir pada pukul 14.31 WIB.

Gerhana Matahari Cincin jelas Jasyanto, terjadi ketika bulan berada segaris dengan bumi dan matahari, serta bulan berada pada titik terjauh dengan bumi. Hal inilah yang menyebabkan piringan bulan akan terlihat lebih kecil daripada matahari dan tidak akan menutupi piringan matahari sepenuhnya.

- Advertisement -

Menara62 TV

- Advertisement -

Terbaru!