JAKARTA, MENARA62.COM — Komite Teater Dewan Kesenian Jakarta kembali menyelenggarakan program Teater Arsip pada tahun ini. Acara tersebut diadakan di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Senin-Kamis (7-10/5/2018). Produk kedua Teater Arsip kali ini bertajuk 3½ Tahun Bekerja: Seni dan Propaganda Pendudukan Jepang 1942-1945.
Menurut Ketua Komite Teater DKJ, Afrizal Malna, produksi arsip kesenian pada era pendudukan Jepang merupakan investasi sejarah yang hingga kini belum terlalu banyak digali. Generasi masa kini perlu membaca ulang bagaimana seni dalam garis propaganda politik, tidak semata dilihat dalam konstruksi sejarah kolonial. Tetapi juga sebagai investasi masa lalu yang bisa memperkaya kerja penciptaan masa kini yang berbasis arsip dan penelitian.
Oleh karena itu, Komite Teater bekerja sama dengan Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) merancang Program Teater Arsip ini sebagai bagian dari berubahnya medan teater yang tidak lagi berorientasi kepada bentuk (realis maupun nonrealis), tetapi tentang bagaimana riset atau pengelolaan arsip dilihat bisa menjadi dasar dari produksi teater. Dengan kalimat lain bahwa, kegiatan dalam teater tidak hanya berakhir dalam hal pertunjukan, tapi lebih dari itu.
“Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) sangat mendukung program kesenian yang berbasis riset dalam program Teater Riset Dewan Kesenian Jakarta, dengan tema kuratorial Tiga Setengah Tahun Bekerja ini. Program ini dapat mempertemukan antara arsip, analisis, dan estetika,” ujar Wawan Rusiawan, Direktur Riset dan Pengembangan Bekraf.
Wawan juga menambahkan, “Setelah Jepang menjatuhkan pemerintahan Hindia Belanda, 1942, ketika Perang Dunia II sedang berkobar, pada tahun itu juga pemerintahan Jepang mendirikan Sekolah Tonil. Setahun kemudian mendirikan Keimin Bunka Shidosho (Poesat Keboedajaan), dan tahun 1944 mendirikan Oesaha Sandiwara Djawa (POSD).”
Teater Arsip tahun ini akan berlangsung sampai Kamis, (10/5/2018) dan terbuka untuk umum.