JAKARTA, MENARA62.COM — Moderasi Beragama Harus Menyentuh Mindset. Mindset itu sendiri, multi perspektif. Agar menjadi sebuah gerakan, penguatan moderasi beragama harus dilakukan bersama oleh berbagai kelompok umat dan masyarakat.
Ujar Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Mu’ti, Jumat (9/12/2022) ketika menjadi pembicara dalam bedah buku “Moderasi Beragama: Tanggapan atas Masalah Kesalahpahaman, Tuduhan, dan Tantangan yang Dihadapinya” karya Lukman Hakim Saifuddin, mantan Menteri Agama RI 2014–2019,
“Membangun mindset ini memberikan konstruksi bahwa moderasi beragama itu built in dalam ajaran agama, bukan diimpor dari luar agama. Apalagi dipaksakan oleh kepentingan tertentu. Pak Lukman secara arif telah menjelaskan konstruksi moderasi beragama itu,” ujar Mu’ti.
Moderasi beragama sendiri kata Mu’ti, memiliki kerangka konseptual, bahkan kerangka teologis yang ada pada agama-agama di Indonesia. Dalam konteks Islam misalnya, moderasi beragama dikaitkan dengan Wasathiyah Islam yang juga menjadi program besar bangsa Indonesia setelah Bogor Message pada 2018.
“Ruang perjumpaan, membuat kita banyak kesempatan membangun dialog. Dengan bertemu, kita bisa mendiskusikan beragam hal,” ujar Mu’ti.