33 C
Jakarta

Pangi: Banyak Tokoh Turun Gunung di Pilkada

Baca Juga:

JAKARTA, Menara62.com-Pengamat komunikasi politik Pangi Sarwi Chaniago menyoroti fenomena turun gunung para tokoh politik menjelang pemilihan kepala daerah (pilkada) belakangan ini. Tak tanggung-tanggung, tercatat setidaknya bahkan mantan orang nomor satu di negeri ini pun terlihat gencar berada di lapangan.

“Kita sekarang bisa menyaksikan fenomena yang  menarik dalam rangkaian pilkada, terutama di Jakarta,” ujar Direktur Eksekutif Voxpol Center ini kepada Menara62.com, Rabu (11/1/2017). “Banyak yang turun gunung. Sebut saja jenderal lapangan seperti Prabowo, Megawati dan SBY. Apakah kehadiran mereka bisa menjadi magnet elektoral meningkatkan elektiilitas dan popolaritas calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta?”

Harapan dari turun gunungnya tokoh-tokoh ini, sambungnya, tentu sebagai upaya untuk meraih suara kandidat yang diusung. Efek figur atau tokoh, ikut  bisa mendongkrak elektibilitas kandidat, ketika tokoh tersebut atau elite penentu turun gunung dan ikut kampanye bersama, para kandidat bisa mendompleng dan mendapat limpahan suara.

“Dalam setiap kampanye seringkali artis, ketua umum parpol, publik figur turun gunung dalam rangka menyuntikkan suara untuk kandidat tersebut. Misalnya kampanye Agus, SBY turun gunung, kampanye Anies, Prabowo turun gunung dan kampanye Ahok, Megawati  turun  gunung dalam kampanye bersama,”

Lulusan pascasarjana Universitas Indonesia ini juga menggarisbawahi seberapa efektifnya figur sentral dan pengaruh elite penentu  menaikkan bobot elektoral sang kandidat.  Menurutnya, keberadaan figur publik masih dikatakan mampu meningkatkan elektibilitas dan popularitas sang calon.

Namun, ditekankan olehnya, terkadang, efek kehadiran tokoh tidak memberikan pengaruh ketika kandidat yang diusung memiliki popularitas yang sebenarnya rendah. Juga, faktor penerimaan di tengah  masyarakat maupun elektabilitas patut diperhatikan.

Approval rating seorang kandidat menjadi penentu menentukan disukai dan diterima seorang kandidat. Kalau sudah dikenal dan disukai, maka penerimaan akan sangat mudah dan tentu peluang dipilih makin tinggi untuk menjadi kepala daerah.”

Ia kembali menegaskan bahwa sang calon kepala daerah  sendiri harus bagus popularitasnya di mata masyarakat pemilih.

“Figur sentral atau jenderal lapangan yang turun gunung hanya untuk mendompleng elektibilitas tidak mutlak menentukan kemenangan, kalau sang kandidat sendiri elektibilitasnya anjlok, ya blepotan,” jelasnya.

Biasanya, pungkasnya,  masyarakat atau konstituen akan memilih kandidat yang punya potensi atau kans besar untuk menang, dan bisa juga sebaliknya memilih kandidat karena iba dan perasaaan kasihan dan seolah-olah terzalimi walaupun elektibilitasnya rendah.

- Advertisement -

Menara62 TV

- Advertisement -

Terbaru!