SLEMAN, MENARA62.COM – Kewaspadaan masyarakat terhadap kebencanaan harus terus ditingkatkan khususnya di lingkungan sekolah. Hal ini sebagaimana yang dilakukan SMK Muhammadiyah Berbah yang mengadakan Pembentukan Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB).
Wilayah Jawa, Jogja, termasuk Berbah merupakan wilayah yang secara geologis masuk wilayah rawan bencana khususnya bencana gempa tektonik dan angin.
Sementara kejadian bencana umumnya terjadi dalam rentang periode yang lama sehingga masyarakat sekitar seringkali abai terhadap kewaspadaan bencana sehingga akhirnya resiko atas korban menjadi cukup tinggi.
Karena itu diperlukan sosialisasi dan pendampingan yang sistematis dan berkelanjutan agar masyarakat (warga sekolah) memiliki budaya sadar resiko bencana.
Kegiatan ini di diikuti 30 peserta calon satgas siaga bencana terdiri dari 10 guru dan karyawan serta 20 peserta didik.
Pelaksanaan pelatihan ini dilaksanakan mulai hari Senin-Kamis 5-8 Desember 2022 di SMK Muhammadiyah Berbah dan akan diakhiri dengan Simulasi penanganan bencana gempa bumi.
Workshop SPAB ini berlangsung di aula sekolah yang dibuka oleh Dikpora DIY dan Kepala Sekolah SMK Muh Berbah dilanjutkan dengan pemaparan manajemen bencana dan SPAB komperhensif, kajian resiko bencana, dan pemetaan ancaman bencana dengan instruktur/fasilitator M. Fauzan Yakhsya, S. Hum MDMC Sleman dilanjutkan praktek penilaian mandiri dan simulasi penanganan bencana.
Kepala sekolah Wagiman, S.Pd mengatakan tujuan diadakannya pelatihan SPAB di SMK Muh Berbah adalah untuk membangun budaya siaga dan aman atas resiko bencana serta ketahanan dan sikap yang benar apabila terjadi bencana.
Harapannya, kegiatan ini menjadi momentum tumbuhnya budaya siaga bencana yang terwujud dalam sistem pendidikan, baik itu melalui kurikulum atau pembelajaran, tata ruang atau prasarana, kultur siaga bencana, dan berbagai uaya untuk meminimalisir dampak apabila terjadi bencana.
