SLEMAN, MENARA62.COM — Penerbangan di Bandara Internasional Adisutjipto Yogyakarta kembali ditutup hingga pukul 16.30 WIB. Penutupan ini sebagai dampak erupsi freatik Gunung Merapi pada Jumat (11/5/2018) pagi.
“Penutupan Bandara Adisutjipto ini sesuai NOTAM B3567/2018. Penutupan ini merupakan dampak dari hasil letusan Gunung Merapi pagi tadi,” kata Manager Humas AirNav Indonesia Yohanes Sirait, seperti dilansir Antara.
Menurut dia, AirNav Indonesia bersama seluruh pihak terkait akan terus memonitor perkembangan status Gunung Merapi dan dampaknya terhadap penerbangan.
Sedangkan penerbangan terdampak penutupan per pukul 11.48 WIB yakni pesawat delay atau tertunda delapan penerbangan/ pesawat on ground meliputi Silk Air no SLK 151 Jogja-Singapura, Express Air XN 830 Jogja-Pontianak, Lion Air JT 276 Jogja-Pekanbaru.
Kemudian Nam Air IN 080 Jogja-Palembang, Citilink QG 783 Jogja-Halim Perdanakusuma, Wings Air IW 1844 Jogja-Surabaya, Lion Air JT 565 Jogja-Cengkareng dan Sriwijaya Air SJ 231 Jogja Cengkarang.
Sedangkan untuk pesawat yang ‘Return to based’ yakni Batik Air ID 7531 Halim Perdanakusuma,” katanya.
Pendaki
Sementara itu, sejumlah pendaki Gunung Merapi ada yang pingsan dan sempat mendapat bantuan di posko Pasar Bubrah. Di posko ini, ada relawan Muhammadiyah Disaster Manajemen Center (MDMC) yang dengan sigap membantu mereka yang membutuhkan pertolongan akibat letupan Merapi.
Para pendaki turun dari puncak Merapi setelah gunung api yang berada di wilayah Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta itu melontarkan letusan freatik dengan kolom asap setinggi 5.500 meter dari puncaknya.
Samsuri, anggota tim SAR Barameru Desa Lencoh Selo, Boyolali mengatakan, ada sekitar 160 pendaki yang terdaftar sedang melakukan pendakian ke puncak Merapi melalui Desa Lencoh Boyolali, saat Gunung Merapi tersebut meletus.
“Ada sekitar 50 pendaki yang berada di Pasar Bubrah atau puncak sebelah utara, dan kini mereka turun dari tempat itu,” kata Samsuri.
Tim SAR Barameru Lencoh dan sukarelawan berusaha menjemput para pendaki Merapi di pos-pos pendakian.
“Tim SAR dan sukarelawan kini posisi di Pos 2 untuk mengecek para pendaki itu,” kata Samsuri, menambahkan Tim SAR sejauh ini tidak menerima laporan mengenai adanya pendaki yang terluka.
Tumar, warga Jrakah Selo di Boyolali, melihat asap membubung dari puncak Gunung Merapi pukul 07.45 WIB. Namun dia dan warga sekitar tetap tenang.
“Merapi sedang batuk, tetapi warga tetap tenang,” kata Tumar.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Boyolali Bambang Sinung mengatakan, berdasarkan pantauan aktivitas warga desa Klakah, Jrakah, dan Tlogolele yang berada dalam radius kurang dari lima kilometer dari puncak Merapi berjalan seperti biasa meski sempat terjadi kepanikan saat mengetahui gunung itu meletus.
“Warga yang sedang di ladang sempat panik berlarian ke rumah. Namun, warga tenang kembali karena kondisi Merapi tetap kondusif,” katanya.