Oleh: Budiawan, KAM Institute
JAKARTA, MENARA62.COM – Pada malam pertengahan Juni 2025, langit Tel Aviv berubah menjadi layar sinematik perang. Rudal-rudal melesat di udara seperti komoditas terbang, sistem pertahanan Iron Dome menyemburkan cahaya di langit, dan indeks pasar dunia bergetar seiring suara dentuman. Dunia menyaksikan—namun hanya sedikit yang menghitung biayanya.
Di balik sorotan media dan semburan misil, muncul pertanyaan penting yang kerap luput dari percakapan publik:
Berapa biaya yang harus dibayar untuk satu malam perang modern—dan sanggupkah negara seperti Indonesia bila menghadapi skenario serupa?
Iran Inc. — Strategi “Perang Murah”, Efek Mahal
Iran bertindak bak startup gesit: bukan soal tampil mewah, tapi menyerang dengan efisiensi. Meluncurkan ratusan drone Shahed yang hanya berbiaya sekitar US\$20.000 per unit, serta rudal balistik seharga US\$100.000–500.000, Iran menargetkan kelebihan lawan: biaya pertahanan mahal.
“Sacred Defense showed that aggression towards this country… is very costly for the invader.”
— Ayatollah Ali Khamenei
[France 24](https://www.france24.com/en/20200921-khamenei-says-war-with-iraq-proved-iran-can-defend-itself)
Strateginya bukan merebut wilayah, melainkan memaksa musuh terbakar anggaran. Estimasi burn rate Iran dalam konflik terbaru ini mencapai US\$75–120 juta per hari, tapi nilai kerusakan yang ditimbulkan di pihak lawan—jauh lebih besar.
Israel Corp. — Sistem Canggih, Harga Selangit
Israel di sisi lain berperan seperti perusahaan mapan dengan sistem mutakhir namun mahal dalam biaya operasional. Iron Dome, David’s Sling, dan Arrow-3 adalah lini produk premiumnya.
Iron Dome: ± US\$100.000 per rudal pencegat.
David’s Sling & Arrow-3: bisa mencapai jutaan dolar per peluncuran.
Jika 300 rudal pencegat diluncurkan hanya dalam satu hari, total pengeluaran pertahanan bisa tembus US\$45–100 juta per hari.
“Another attack on Israel would simply cripple Iran’s economy. It would rob you of many more billions of dollars.”
— Benjamin Netanyahu
[WSJ](https://www.wsj.com/world/middle-east/u-s-races-to-defend-israel-as-it-burns-through-missile-interceptors-2909e49d), [Business Standard](https://www.business-standard.com/world-news/iran-obsesses-over-destroying-israel-instead-of-building-itself-netanyahu-124111300071_1.html)
Di luar itu, kerugian akibat kerusakan fisik pada rumah sakit, infrastruktur sipil, dan pusat komersial ditaksir mencapai US\$1–1,5 miliar hanya dalam 72 jam. Dalam perang modern, kerusakan tak lagi hanya berdarah—ia juga membakar kas negara.
Kalau Ini Studi Kasus di Harvard Business School…
Bayangkan dua entitas ini adalah perusahaan yang sedang “duel” dalam simulasi MBA:
Iran Inc. menghabiskan US\$300 juta dalam tiga hari.
Israel Corp. menanggung kerugian hampir US\$2 miliar — tujuh kali lebih besar.
Dalam kerangka manajerial:
ROI Analysis: Seberapa efektif “biaya serang murah” dalam menimbulkan kerugian maksimal ke lawan?
Burn Rate Simulation: Berapa lama likuiditas nasional mampu menopang sistem pertahanan harian?
Contingency Planning: Apakah negara punya “war chest” cukup kuat menghadapi konflik non-konvensional?
Refleksi untuk Indonesia — Kalah Secara Neraca?
Sekadar simulasi: bila Jakarta diserang selama tiga hari dengan pola serupa Tel Aviv—bayangkan Jalan Sudirman lumpuh, listrik padam, bandara tutup, dan rumah sakit kewalahan. Tanpa Iron Dome, tanpa proteksi udara berlapis.
APBN pertahanan Indonesia 2025 sekitar Rp165 triliun (\~US\$10,6 miliar).
Bila pengeluaran harian pertahanan tembus *US\$100 juta, artinya anggaran bisa ludes dalam 3–4 bulan.
Kerugian ekonomi akibat disrupsi dan kerusakan fisik bisa mencapai triliunan rupiah per hari.
Dengan kondisi ini, Indonesia tak hanya berisiko kalah secara militer—tetapi juga secara fiskal.
Siapa Punya Nafas Panjang? Dunia Mengamati
Beberapa pemimpin dunia telah menyinggung perang sebagai persoalan jangka panjang:
“History has shown that confrontation… will produce no winners.”
— Xi Jinping (dalam konteks perang dagang)
[BBC](https://www.bbc.com/news/world-asia-46245359)
“The effort to develop the economy… can be successful only when it is backed by powerful military capabilities…”
— Kim Jong-un
[Quotepark](https://quotepark.com/quotes/1735978-kim-jong-un-the-effort-to-develop-the-economy-and-improve-the)
“If we retaliate, Iran would suffer irreversible damage.”
— Donald Trump
[UPI](https://www.upi.com/Defense-News/2019/10/07/Netanyahu-Israel-needs-billions-invested-for-defense-against-Iran/1341570467763)
Penutup: Siapa Pemegang Saham Republik Ini?
Dalam perang modern ini, kemenangan tidak hanya ditentukan oleh jumlah rudal, tetapi juga oleh kekuatan kas dan strategi keuangan negara.
Negara bisa runtuh bukan karena dihancurkan musuh, tetapi karena gagal mengelola neracanya sendiri.
—
Jika negara Anda diserang besok pagi, berapa hari Anda bisa bertahan… sebelum jatuh karena defisit, bukan karena peluru?
—
DISCLAIMER DULU YA:
Yang saya tulis ini bukan politik praktis, tapi “strategi bisnis” & ” neraca biaya” peperangan ditarik ke kemampuan Indonesia menghadapi tantangan perang modern
Militer modern punya dua indikator kekuatan:
Kemampuan menyerap kerusakan yang ditimbulkan lawan
Kemampuan beradaptasi terhadap strategi lawan