34.3 C
Jakarta

Produk UKM Pun Perlu Mengantongi Sertifikat SNI

Baca Juga:

JAKARTA, MENARA62.COM– Ashari cuma seorang pelaku usaha kecil menengah (UKM) yang baru merintis. Produknya berupa mesin cuci (laundry)  dan mesin pengering masih belum populer. Amat sedikit masyarakat yang mengenal merek Kanaba, merek mesin cuci yang dibuatnya.

Tetapi meski belum populer dan belum memiliki pasar yang luas, Ashari, warga Bantul, Yogyakarta berupaya memenuhi kewajiban uji sertifikat standar nasional Indonesia (SNI).

“Melindungi kepentingan konsumen dengan SNI menjadi kewajiban saya,” kata Ashari di sela Clean and Laundry Expo 2017 di Jakarta International Expo (JIE) Kemayoran, Jumat (24/03/2017).

Dibawah bendera UD Hari Mukti Teknik, Ashari lalu mengurus SNI. Produk dengan merek dagang Kanaba kini menerapkan SNI ISO 9001:2015; SNI IEC 60335-11 dan SNI ISO 10472-6.

Bagi Ashari, SNI bukan barang mewah. Ini adalah standar yang memang harus dipenuhi untuk melindungi konsumennya. Dengan SNI, maka konsumen akan merasa tenang saat menggunakan produknya.

Untuk mengurus SNI, menurut Ashari prosesnya tidak sesulit yang orang bayangkan. Prosesnya sangat mudah, karena aturan main dan tahapan yang harus dilalui memang sudah ada.

“Siapa bilang SNI itu sulit, semua UKM bisa mendapatkan. Kuncinya, ikuti aturannya, penuhi prosedurnya, Insya Allah cepat,” ujarnya.

Selain itu juga komitmen, konsistensi dari pelaku UMKM untuk menjaga standar produknya. Jika SNI sudah ditangan, maka menurut Ashari, pasar berada digenggaman tangan.

“Produk lebih terjaga, pasar pun jauh lebih menerima. Karena sebelum ber-SNI banyak konsumen menanyakan spesifikasi mesin. Kini ketika mereka melihat ada SNI, konsumen tambah percaya,” jelas Ashari.

Pasar produk Kanaba diakui Ashari saat ini sudah merambah ke wilayah Sumatera, Jawa, Kalimantan, Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi, Papua dan Timor Leste. Dengan target pasaran mesin adalah rumah sakit, hotel, pabrik garmen dan usaha laundry profesional.

Dengan sertIfikat SNI, produk Kanaba kini siap memperluas pemasaran hingga ke pasar internasional. Targetnya tahun depan, produk Kanaba bisa merebut 50 persen pasar domestik. Taget itu menurut Ashari optimis bisa dicapai mengingat harga mesin Kanaba 30 persen lebih murah dibanding produk sejenis dengan merek yang sudah populer.

Dalam kesempatan terpisah, Kepala Bidang Pemasyarakatan Standar BSN, Nur Hidayati menyatakan bahwa untuk meningkatkan daya saing produk lokal ke tingkat nasional dan global, BSN membina UMKM dalam penerapan SNI. BSN mendampingi UMKM dalam penyiapan sistem mutu, penataan proses produksi, pengujian produk, dan fasilitasi sertifikasi SNI.

“UD Hari Mukti Teknik merupakan salah satu UMKM yang telah dibina BSN dan menjadi role model dalam penerapan SNI. UMKM sebagai pahlawan perekonomian bangsa harus terus bangkit dan semangat untuk mampu berkompetisi di tingkat global dengan penerapan standar. Menerapkan standar tidak sulit, asalkan mau belajar, ulet, dan berkomitmen untuk maju,”  kata Nur Hidayati.

Kanaba dibuat oleh Ashari sebagai bentuk keprihatinannya terhadap membanjirnya mesin laundry impor dengan harga yang tinggi. Hal itu mendorong Ashari berkreasi di bengkel kerjanya, merakit sendiri mesin pencuci dengan harga lebih terjangkau.

Untuk membuat satu mesin laundry Ashari membutuhkan waktu sekitar dua minggu. Proses tersebut terdiri dari persiapan bahan, perancangan, perakitan sampai finishing, dan dikerjakan oleh karyawan sejumlah 7 orang, yang seluruhnya berasal dari warga sekitar rumahnya yaitu di Bantul.

- Advertisement -

Menara62 TV

- Advertisement -

Terbaru!